0.1- how it's start

107 13 3
                                    

Sebelumnya aku mau menginformasikan dulu, karena ini part awal jadi aku mau mempercepat alurnya kayak tiba-tiba 3 bulan kemudian atau beberapa hari kemudian gitu, karena di cerita sebelumnya cerita Aeyla-Fattan ini alurnya sangat-sangat cepat, jadi banyak detail yang gak terceritakan. Nah disini aku mau menceritakan detail-detail yang terlewat itu tapi dengan time line yang cepet juga (semoga ngerti sama maksud aku)

Semoga kalian tetep nyaman bacanya ya.. selamat membaca semua!

btwwwww kalian pembaca baru atau pembaca lama?? absen dulu dong sahabat🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️






🕊️

Fattan menatap dirinya di depan cermin. Beskap putih yang ia kenakan melekat sempurna di tubuhnya.

Guratan lelah terlihat jelas di wajah Fattan. Bagaimana tidak, hari ini jadwal ujiannya begitu padat, dan sekarang ia harus melakukan hal yang sebenarnya tidak ingin ia lakukan.

"Udah siap?" Fattan menoleh ke belakang, menemukan Mamanya berdiri di balik pintu yang terbuka sedikit.

Fattan mengangguk pelan. Segera ia menyambar ponselnya lalu berjalan menghampiri Mamanya yang tersenyum lebar.

Pada akhirnya Fattan memilih untuk menuruti kemauan kedua orangtuanya.

Benar, menerima perjodohan dengan seorang gadis yang tidak Fattan kenali. Aeyla Pradipta.

Sampai saat ini Fattan masih belum menemukan alasan kuat kenapa ia dijodohkan dengan Aeyla. Alasan yang diberikan kedua orangtuanya begitu tidak masuk akal, terlebih untuk anak muda seperti dirinya dan Aeyla.

Lamunannya terhenti saat penghulu di hadapannya meminta Fattan untuk mengulurkan tangan.

"Saya terima nikah dan kawinnya Aeyla Pradipta binti Syafiq Pradipta dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!"

Dan sejak saat itu, hidup Fattan berubah 180 derajat.

***

Fattan mengerjap terkejut saat mendengar suara deheman. Ia langsung terduduk di atas kasur sambil sedikit meregangkan badannya. Kepalanya terasa berat.

"Sorry, gue ketiduran." Ucap Fattan tak enak.

Gadis didepannya yang berstatus istrinya itu sudah rapi dengan piyama bermotif hello kitty. Lucu.

Aeyla menggeleng pelan, "gapapa, emang wajar kalo kecapean— itu, air di kamar mandi udah gue setting biar anget, baju lo juga udah gue siapin di dalem."

"Thank you."

Fattan terdiam sebentar di balik pintu kamar mandi. Aneh. Rasanya aneh mendengar seseorang menyiapkan air untuknya mandi, menyiapkan pakaiannya. Dan aneh rasanya saat membuka mata ada seseorang berdiam diri di hadapannya.

"Emang gini kali ya rasanya orang nikah?" ucap Fattan bertanya pada dirinya sendiri.

Fattan segera mengenyahkan pikirannya yang tidak jelas, lalu segera membersihkan tubuhnya. Karena jujur saja Fattan sudah sangat merindukan kasur.

Saat keluar dari kamar mandi, matanya tertuju pada Aeyla yang sedang duduk di tepi kasur sembari memainkan ponselnya. Mata Aeyla langsung tertuju pada Fattan saat Fattan keluar dari kamar mandi. Membuat keduanya saling mengunci tatapan untuk beberapa detik.

"Lo mau makan?" Tanya Aeyla membuat Fattan menggeleng pelan. Ia tidak nafsu sama sekali.

"Gue gak laper. Gue ikut tidur disini boleh?" Fattan menatap Aeyla kikuk karena istrinya itu malah menatap Fattan dengan tatapan tak suka, "emm—gak boleh, ya?"

Kita Usahakan Rumah ItuWhere stories live. Discover now