2.0 - a good news?

55 8 2
                                    

selamat sore semua! how's your day guys? hope your day goes well yaaa🫶🏻

selamat membaca, jangan lupa vote dan komen!🩷




Fattan berlari tak karuan menuju mobilnya yang terparkir di basement kantornya.

10 menit yang lalu Bunda meneleponnya, mengatakan bahwa Aeyla tak sadarkan diri karena sedari pagi setelah makan sup jamur buatannya terus muntah-muntah.

Pagi ini Fattan memang tidak datang ke rumah orang tua Aeyla dulu karena ada meeting yang harus ia pimpin. Namun karena telepon dari Bunda, Fattan terpaksa menyerahkan meetingnya pada Jo.

Jantungnya berdetak tak karuan. Ia takut terjadi sesuatu pada Aeyla.

"Please stay alive please, aku dan Azalea masih butuh kamu, Ay." Gumamnya risau sambil terus menginjak pendal gas mobil.

Fattan harus secepatnya sampai di rumah sakit.

***

"She's pregnant."

Fattan menatap bingung dokter yang sedang berbicara dengannya.

Dokter Maya—dokter yang baru saja menangani Aeyla itu terkekeh pelan melihat ekspresi Fattan yang kebingungan.

"Ibu Aeyla sedang mengandung, Pak. Usia kandungannya sudah 8 minggu." Jelas dokter Maya sambil menunjukkan laporan data yang baru saja diberikan oleh perawat.

"Dari pemeriksaan yang tadi dilakukan, kandungannya alhamdulillah sehat, janinnya juga kuat, dan satu lagi.." Dokter Maya membuka sebuah amplop berisi hasil USG. "Selamat ya, Pak. Bu Aeyla sedang mengandung anak kembar. Ini kantung rahimnya ada 2, dan alhamdulillah dua-duanya sehat."

Fattan menatap selembar kertas hitam putih yang disodorkan oleh Dokter Maya. Jantungnya bertalu-talu, perasaan yang sudah lama tidak ia rasanya. Hangat menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Istri saya perlu di rawat nggak, Dok?" Tanya Fattan sambil menatap hasil USG dan Dokter Maya bergantian.

"Nggak perlu, Pak. Cuman harus nunggu cairan infusnya habis dulu ya, karena sampe saat ini Bu Aeyla belum makan apapun." Fattan mengangguk mengerti. "Sekali lagi selamat ya, Pak."

"Terima kasih, Dokter. Terima kasih banyak."

Fattan berlalu meninggalkan ruangan Dokter Maya lalu berjalan menuju UGD tempat Aeyla dirawat.

Fattan mempercepat langkahnya begitu matanya bersitatap dengan mata Aeyla. Hatinya membuncah, begitu ingin memeluk Aeyla saat ini juga.

"Ay.." Tanpa membiarkan Aeyla menjawab panggilannya, Fattan langsung mendekap tubuh Aeyla erat.

"Ay, I'm so sorry. I'm so sorry, Ay." Bisik Fattan sambil menangis.

"Hadeuh mulai cengengnya." Celetuk Karin yang tidak dipedulikan oleh Fattan. Ia hanya ingin menumpahkan semua perasaannya pada Aeyla.

"Thank you so much, love.. thank you."

"Stttt.. udah, aku gapapa." Bisik Aeyla sambil mengusap lembut kepala Fattan yang bersandar di bahunya. Bukannya berhenti, tangis Fattan malah semakin pecah, membuat Karin dan Sinta memilih untuk beranjak meninggalkan pasangan suami istri itu.

"Papapnya Lea, udah dongggg. Malu nih kamu jadi diliatin orang-orang." Ucap Aeyla sambil berusaha mengangkat wajah Fattan yang berada di ceruk lehernya. "I wanna se your face."

Fattan mengangkat wajahnya yang sembab. Matanya memerah, bahkan air mata masih mengalir dari sana. Hidungnya juga memerah.

Aeyla terkekeh pelan. Sekarang wajah Fattan benar-benar seperti Azalea yang menangis karena dilarang makan permen.

"Kok jadi mirip Lea sih?" Ucap Aeyla sambil mengusap wajah Fattan pelan, menghapus sisa air mata yang ada di pipi suaminya.

"Aku kan Papapnya." Balas Fattan masih dengan suaranya yang lirih.

Cup.

Sebuah kecupan lembut hinggap di bibir Fattan yang masih mencebik.

Cup.

Satu lagi hinggap cukup lama di keningnya.

"I miss you so much." Ucap Aeyla pelan sambil merentangkan kedua tangannya. Tanpa berlama-lama, Fattan langsung memeluk Aeyla erat. Lebih erat dari sebelumnya.

Fattan janji. Fattan janji akan menjaga Aeyla dan semua anak-anaknya. Fattan janji tidak akan pernah melepaskan Aeyla.

***

"3 hari yang lalu aku abis ketemu sama Regina. Dia yang ngajakin ketemuan." Ucap Aeyla pada Fattan yang sedang menyeduh kopi.

Setelah diperbolehkan pulang oleh dokter, Aeyla memilih untuk ikut dengan Fattan kembali ke rumah mereka. Dan meminta tolong pada Ersya untuk mengantarkan Azalea ke rumah nanti.

"Oh ya? Tapi Rere meeting sama aku."

"Aku sama dia ketemunya pas hampir jam makan siang. Aku juga sengaja gak kabarin siapa-siapa, aku cuman bilang mau ketemu temen kuliah ke Bunda."

Fattan mengangguk sambil membulatkan mulutnya seperti huruf "O". Lalu ia duduk disamping Aeyla yang sedang memakan cheese cake.

Cheese cake yang direkomendasikan oleh Regina beberapa hari lalu.

"Rere bilang apa aja?" Tanya Fattan sambil menatap wajah Aeyla dari samping.

"She said.." Aeyla menjeda ucapannya, ia menoleh pada Fattan, menatap lekat mata suaminya. "She said, she still love you."

Belum sempat Fattan mengeluarkan suara, Aeyla sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya. "Tapi setelah itu Regina bilang if you are totally mine."

"She don't want you anymore." Fattan mengangguk setuju dengan ucapan Aeyla.

"Regina was right, aku memang milik kamu. Segala milikku berarti milik kamu juga, Ay. Buatku Regina itu cuman masa lalu yang udah nggak berarti apa-apa." Fattan menjeda ucapannya sambil meraih tangan Aeyla.

"Rasa cintaku untuk Regina udah lama pergi, Ay. Dan kamu yang ngusir semua itu. Emang bener kalo Regina itu duniaku, tapi itu dulu. Bener Regina itu satu-satunya perempuan yang ada di hati aku, tapi itu dulu. Aku dan Regina udah lama selesai. Aku dan Regina cuman tinggal kenangan. Itupun nggak layak dikenang oleh siapapun karena akhir cerita yang kurang baik."

Aeyla menatap Fattan dengan mata yang berkaca-kaca. Fattan mengusap lembut pipi Aeyla.

"Dan sekarang duniaku itu kamu. Kamu dan anak-anak kita."

Fattan menatap Aeyla lekat. Meyakinkan bahwa memang hanya Aeyla-lah yang tersisa di hatinya. Meyakinkan bahwa tidak ada ruang kosong lagi di hatinya, karena semua ruang sudah diisi oleh Aeyla.

Hanya Aeyla yang Fattan inginkan.

Hanya Aeyla.

"Tolong janji sama aku kalo kamu nggak akan pergi dari aku lagi, Ay. I don't want to losing you." Ucap Fattan yang terdengar seperti permohonan.

Fattan menjatuhkan kepalanya di bahu Aeyla dan tak lama Fattan mulai terisak. Isakan yang berhasil membuat dada Aeyla sesak.

"I'm so sorry for hurting you. I'm so sorry." Ucapnya lirih sambil terus terisak.

Tangan Aeyla naik mengelus kepala Fattan. Memeluk suaminya hangat.

"Udah, jangan bilang maaf lagi. Aku udah maafin kamu. And please don't cry again, Papap ngga malu nih nangis di depan adek kembar?" Ucap Aeyla setengah bergurau membuat Fattan terkekeh pelan.

Fattan mengangkat wajahnya yang dipenuhi dengan air mata lalu mengecup setiap sisi wajah Aeyla.

"I love you for the rest of my life, Aeyla."

Mencintai dan memiliki Aeyla di hidupnya adalah sebuah anugerah bagi Fattan.

Fattan memang tidak bisa menjanjikan bahwa Aeyla akan selalu bahagia bersamanya, namun Fattan berjanji akan selalu berusaha untuk membahgiakan Aeyla dan anak-anaknya.

Fattan akan usahakan.

🕊️

Kita Usahakan Rumah ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang