Bagian 1

33.7K 1.8K 17
                                    

Di sebuah rumah megah yang pagarnya hanya sesekali terbuka jika ada yang hendak pergi atau datang kini justru pagar tinggi tersebut sedari pagi di biarkan terbuka lebar. Banyak papan-papan bunga dengan tulisan Turut Berdukacita berjajar rapi dari luar hingga kedalam kediaman.

Suasana sendu terasa kental di kediaman tersebut dengan beberapa orang yang mengelilingi sosok jasad yang sudah di tutupi kain nampak terbujur kaku di iringi lantunan ayat suci.

Raut sendu juga tak bisa terelakkan dari seorang perempuan yang menatap kosong ke arah seseorang yang sudah tak bernyawa itu. Dadanya berdenyut sakit terasa amat menyesakan. Mengapa secepat ini? Mengapa orang yang paling di cintainya amat cepat meninggalkannya.

Air mata itu kembali hadir, sekuat apapun dia menahannya rasa menyesakkan itu seolah menghantarkan sengatan panas di kedua pelupuk matanya.

"Kiran."

Tak ada sahutan.

"Kiran."

Masih tak ada sahutan.

Dengan tak sabar orang tersebut menyenggol pinggang perempuan yang masih menatap kosong ke depan itu dan kembali memanggil namun kini dengan bisikan tajam. "Kiran!"

Kiran, perempuan itu sontak tersentak kaget dan menoleh cepat pada pelaku yang sudah membuatnya kembali tersadar dari ratapan kesedihan.

Terlihat wanita paruh baya dengan perona bibir berwarna merah itu kini menatap tajam padanya. "Kenapa Tante?"

Dona menahan delikannya. "Kamu jangan bengong di sini terus dong! Itu kamu urusin tamu-tamu di depan."

Kiran menghapus cepat sisa jejak air matanya kemudian bangkit dari duduknya berniat menuruti ucapan Tantenya.

"Aku permisi kedepan Tante."

Kiran berlalu menuju area depan rumah yang nampak beberapa orang yang merupakan kolega-kolega Ayahnya yang menyempatkan untuk hadir. Dengan sekuat tenaga Kiran menampilkan senyumnya. Menyapa dan menjamu beberapa tamu yang mengucapkan bela sungkawa terhadapnya.

Wirawan Atmajaya, merupakan sosok pebisnis besar yang terkenal akan kepandaiannya dalam berbisnis memiliki sifat yang dermawan serta bijaksana tidak heran jika laki-laki itu memiliki banyak relasi serta kolega dari seluruh penjuru Indonesia.

Berita duka atas kepergian sosok Wirawan Atmajaya yang sempat di liput beberapa media membuat dunia bisnis turut merasakan kesedihan mendalam akan kepergiannya.
Tidak heran jika kediaman yang luas dan besar tersebut kini penuh dengan orang-orang yang hendak melayat.

Wirawan Atmajaya wafat di usia 64 tahun dengan riwayat penyakit jantung yang sudah di deritanya selama kurun waktu 5 tahun. Meski sudah banyak dokter dari berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia bahkan luar negeri yang menangani penyakitnya tersebut namun jika suratan takdir sudah menggariskan jika usianya berhenti di angka itu maka tak ada satupun manusia yang bisa mencegahnya.

Menggeluti dunia bisnis sedari belia Wirawan Atmajaya memiliki beberapa perusahaan besar yang di kelola dan di naunginya. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Wirawan Atmajaya memiliki anak sulung laki-laki lalu tiga anak perempuan dan si bungsu berjenis kelamin laki-laki. Si sulung Valdo Atmajaya merupakan seorang pilot maskapai penerbangan yang sebagian sahamnya di miliki keluarga Atmajaya yang kini di gadang-gadang maskapai penerbangan tersebut akan sepenuhnya menjadi sebuah maskapai penerbangan milik keluarga Atmajaya yang mana beberapa saham sudah berbalik nama atas nama keluarga besar tersebut.

Lalu, Verinka Atmajaya anak kedua dari Wirawan Atmaja yang berprofesi sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta milik keluarga Atmajaya sekaligus sebagai direktur utama rumah sakit tersebut.

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang