Bagian 22

22.8K 1.6K 22
                                    

Kiran kini tengah berjalan menuju ke rumah Teh Lestri hendak bertemu dengan wanita itu tetapi di perjalanan yang sebenarnya tidak terlalu jauh Kiran bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang terlihat kerepotan membawa barang-barang di tangannya. Akhirnya Kiran berinisiatif untuk membantu yang pada awalnya wanita itu tolak dan akhirnya hanya bisa pasrah ketika Kiran mengatakan jika dirinya ingin membantu.

Kiran kini berjalan bersisian dengan wanita itu sambil berbincang pelan dan kini Kiran tahu jika wanita bernama Mak Ijah itu adalah seorang janda yang tinggal bersama dua cucunya. Kiran sampai di rumah Mak Ijah yang jarak rumahnya cukup jauh dengan rumah Kiran, wanita itu sempat menawarkan untuk mengantar Kiran hingga ke depan jalan tapi Kiran menolak karena dirinya merasa jika masih hapal dengan jalanan yang di lewatinya tadi.

Kiran berjalan sendirian menyusuri jalan yang lumayan sepi, pada jam-jam seperti ini memang kebanyakan warga di sini sedang berada di kebun atau sawah hingga petang nanti baru kemudian mereka akan pulang.

Kiran yang hendak berbelok di pertigaan jalan di buat tersentak ketika sebuah tarikan kasar terasa di pergelangan tangannya. Kiran di buat termundur beberapa langkah dan kini sudah berhadapan dengan sosok yang menariknya.

Mulan menatap bengis pada Kiran, napas perempuan itu nampak tersengal-sengal seperti baru habis berlari. Kiran menatap balik Mulan dengan kesal. "Kamu apa-apaan sih main narik-narik orang gitu aja!"

Mulan mendorong bahu Kiran. "Dasar nggak tahu malu, yang harusnya nikah sama A Sakti itu saya! Bukan kamu!"

Kiran mengerjap, perempuan yang kembali di lihatnya setelah terakhir kali dirinya temui di pasar bersama Sakti saat itu dan tidak terlihat hadir di pesta pernikahan yang Ambu dan Abah adakan dan Kiran yakin tidak mungkin Mulan tidak di undang, kini kembali terlihat namun dengan raut wajah merah padam dan pandangan menusuk menatap Kiran.

"Kamu itu nggak waras ya? Sakti mau nikah sama siapapun itu bukan urusan kamu. Kenapa kamu malah marah sama saya?"

Mulan berdecak sinis. "Kalau kamu nggak datang ke kampung ini, yang nikah sama Sakti itu pasti saya bukan kamu! Itu semua gara-gara kamu."

"Udahlah males saya ngobrol sama kamu, ujung-ujungnya buat ribut aja." Kiran hendak berbalik namun kembali di cekal oleh Mulan.

"Saya belum selesai sama kamu!"

"Apa lagi sih?!" Kiran kini semakin kesal.

"Pilih cerai sama A Sakti atau jadiin saya istri kedua?"

Kiran membuka bibirnya lebar-lebar amat terkejut dengan ucapan Mulan. "Bener-bener nggak waras!" Hardik Kiran.

Mulan yang masih memegang pergelangan tangan Kiran menekan tangan itu dengan erat sampai membuat Kiran meringis merasa sakit. Kiran mengibaskan tangannya berusaha melepaskan cekalan itu. "Lepas! Jangan macem-macem ya kamu."

Mulan tertawa menyeramkan. "Dasar wanita jalang! Pasti sebelum nikah kamu udah godain Sakti kan? Udah berapa bulan kandungan kamu sekarang hah? Muka boleh aja sok polos tapi kelakuan kayak jalang!"

Kiran mengeratkan rahangnya ketika mendengar ucapan Mulan yang merendahkannya. "Jaga ucapan kamu." Ucap Kiran dengan nada penuh penekanan serta raut dingin.

Dengan cepat Kiran menyentak tangan Mulan yang masih memeganginya hingga cekalan itu terlepas. "Kamu pikir kamu siapa berani rendahin saya?"

Mulan tergagap merasa terintimidasi dengan aura Kiran yang saat ini terpancar. "Kalau sebelumnya Sakti adalah pacar kamu atau calon suami kamu yang akhirnya nikah sama saya, baru kamu boleh marah sama saya. Tapi kamu? Kamu bahkan bukan siapa-siapa bagi Sakti, lalu kenapa sekarang kamu protes sama saya karena saya nikah sama dia?"

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang