Bagian 2

23.8K 1.6K 19
                                    

Pada akhirnya Kiran tak punya pilihan. Memaksa untuk tetap berada di keluarga Atmajaya namun anggota keluarga yang lain menolak kehadirannya Kiran bisa apa.

Dan kini Kiran tahu tempatnya memang bukan di sini. Lalu dimana tempat Kiran seharusnya? Entahlah Kiran tak tahu, dalam hidupnya Kiran hanya mengenal sosok Tiar, Wirawan dan keluarga Atmajaya yang lainnya.

Kiran kini sedang mengepak barang-barangnya tidak banyak karena sebagian aset dan barang yang bahkan di berikan Wirawan atas namanya kini sudah di ambil oleh para Om dan Tantenya. Mau sekuat apapun Kiran bersikeras mempertahankan asetnya itu tetapi jika mereka selalu menyebut dirinya bahkan hanya orang asing Kiran hanya bisa pasrah.

Bertindak tidak tahu malu dengan mempertahankan haknya hanya akan membuat mereka semakin semangat mencemoohnya. Mengatakan jika Kiran si anak yang selalu Wirawan bela tidak ubahnya seperti seorang lintah penyedot darah. Lalu nama Tiar akan kembali di gaungkan seolah memang sifat Kiran sama seperti Ibunya yang tidak tahu malu. Kiran tak perduli jika mereka mengata-ngatainya tetapi kedua orangtuanya? Kiran tak bisa, maka lebih baik Kiran mengalah pada orang-orang tamak seperti mereka.

Hanya satu koper dan satu tas sedang yang bisa Kiran ambil saat kakinya keluar dari rumah besar ini. Mobil, kartu kredit, kartu ATM bahkan kartu tabungan hasil Kiran menyisihkan tiap bulannya dari pendapatannya mengelola sebuah hotel bintang lima milik keluarga Atmajaya ikut mereka ambil menyisakan beberapa lembar uang cash yang sepertinya tidak mereka butuhkan.

Hati Kiran bergetar kala kilas kenangan dirinya dengan setiap sudut yang ada di rumah ini berseliweran sepanjang dirinya melangkah. Kenangannya bersama sang Ibu juga Ayah yang menyayanginya tanpa syarat cukup membuat tubuhnya menggigil.

Mata Kiran terasa panas namun sekuat tenaga dirinya mencoba tak meluruh dan melakukan keinginannya yaitu memohon dan meraung agar tak di usir dari rumah ini. Rumah yang menyimpan banyak sekali kenangannya.

Di ruang keluarga sudah ada banyak yang menanti kedatangannya, tidak lebih tepatnya menanti kepergiannya. Herman hanya berdiri menatap pada Kiran tanpa ekspresi berbeda dengan Dona yang semakin meninggikan dagunya ketika sudah berhadapan langsung dengan Kiran.

Ketiga orang yang Kiran anggap Kakak itupun hanya diam tanpa ekspresi menatap padanya. Kiran memaksakan senyumnya sebelum menyampaikan beberapa hal yang sudah sangat lama sekali ingin Kiran ucapkan.

"Kiran cuma bawa barang-barang yang memang pantas untuk Kiran bawa aja kok Om, Tante. Semua perhiasan dan barang-barang mewah yang lainnya Kiran tinggal."

Kiran meremas tangannya sekilas mencoba menguatkan dirinya sendiri. "Kiran cuma mau ngucapin banyak terimakasih untuk keluarga ini karena udah mau biarin Kiran tinggal dan menjadi keluarga kalian. Kiran tahu, Kiran nggak pantas. Selama 17 tahun ini Kiran merasa menjadi orang paling beruntung karena bisa jadi salah satu bagian dari keluarga ini. Punya Ayah sambung yang baik, Kakak-kakak yang luar biasa, Adik yang begitu penyayang."

"Kak Valdo, Kak Inka, Kak Erin dan untuk Varen yang ada di Inggris, Kiran mau ngucapin terimakasih banyak atas kemurah hatian kalian karena menerima Kiran jadi Adik dan Kakak di keluarga kalian. Dan maaf kalau semisal kehadiran Kiran dan Ibu bikin kalian kesal, marah, dan kecewa. Kiran sama sekali nggak bermaksud untuk merebut perhatian Ayah dari kalian semua. Kiran terkadang memang lupa diri dimana seharusnya Kiran menempatkan diri. Tapi satu hal yang sangat Kiran syukuri, bertemu dengan sosok Wirawan Atmajaya sebagai Ayah adalah salah satu impian paling indah yang pernah Kiran rasakan."

"Itu aja sih yang mau Kiran ucapin, Kiran pamit ya. Seperti yang Om Herman bilang, Kiran bukan lagi anak yang nggak ngerti apa-apa seperti 17 tahun yang lalu. Kiran sekarang udah gede, udah waktunya Kiran untuk mencari apa yang mau Kiran capai dan raih. Kiran pamit ya Kak, jaga diri kalian baik-baik dan salam buat Varen kalo dia nanti pulang."

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang