Bagian 7

21.1K 1.8K 16
                                    

Kiran merasa bosan berdiam diri di rumah hanya seorang diri, Teh Lestri selalu punya kegiatan setiap harinya entah itu pergi berkebun atau ikut memanen.

Pada awalnya Kiran merasa penasaran dan selalu ingin ikut akan kegiatan yang di lakukan Teh Lestri namun setelah kejadian beberapa hari lalu di saat memanen kol Kiran seolah merasa kapok.

Mengingat kejadian itu rasa malu langsung Kiran rasakan hingga membuat pipinya sedikit bersemu. Apalagi ketika mengingat sosok Sakti yang mengantarkannya pulang. Laki-laki itu langsung mengobati gatal-gatal di tangannya dengan memberikan garam dan menyuruh Kiran untuk membalurkan ke area yang terasa gatal. Dan ajaibnya gatal-gatal di tangan Kiran langsung berkurang.

Kiran memainkan ponselnya yang sudah mendapatkan sinyal karena Romi memberikannya kartu baru saat Kiran mengeluh jika kartu ponselnya tidak memiliki sinyal. Kiran menggulir laman beranda Instagram miliknya yang menampilkan postingan orang-orang yang di ikutinya. Salah satu postingan  mencuri perhatian Kiran, yaitu foto tangan seseorang tengah memegang tangan mungil seorang balita dengan caption 'welcome to the world ours little princess' Kiran menipiskan bibirnya.

Akun yang membagikan unggahan tadi adalah akun milik Kakaknya Verinka yang memang saat terakhir Kiran tahu usia kandungannya sudah 9 bulan. Mata Kiran tanpa sadar berkaca-kaca hatinya ikut senang saat tahu jika anak pertama Kakaknya itu lahir dengan sehat. Kiran langsung menekan tombol hati untuk postingan itu.

Jika Ayahnya masih ada pasti akan sangat bahagia melihat anak Kak Inka lahir dengan sehat dan selamat apalagi mengingat Wirawan Atmajaya sungguh sangatlah menanti cucu perempuan di keluarga setelah dua anak Kak Valdo berjenis kelamin laki-laki.

Terlalu asik dengan rasa harunya Kiran di buat terkejut saat tepukan terasa di bahunya. Kiran yang sedang duduk di kursi meja makan menolehkan kepalanya dan mendapati Alan yang menampilkan cengirannya. "Alan Teteh kaget tahu."

"Abisnya tadi Alan ngucapin salam Teteh gak nyahut-nyahut. Lagi liat apa sih Teh, serius amat."

Kiran menggeleng. "Kamu tumben jam segini udah pulang?"

Alan berjalan menuju teko dan menuangkan air kedalam gelas dan meminumnya. "Lagi rapat gurunya jadi pulang cepet."

Alan sekolah di sebuah SMP negeri yang jarak dari rumah ke sekolahnya itu memakan waktu hingga 45 menit. Biasanya anak-anak yang sekolah di sini akan di antar-jemput serentak oleh sebuah pick up yang menarik tarif di tiap bulannya.

Kiran mengangguk-angguk sembari mengikuti gerakan Alan yang sudah mengambil piring hendak makan. Benar kata Teh Lestri Alan jika pulang akan langsung mencari makan bahkan tidak perlu repot-repot mengganti seragamnya dulu.

Alan yang sudah mengambil nasi di sangku lalu mendudukkan diri di hadapan Kiran dan membuka tudung saji. "Ini karedok pasti kol-nya dapet manen kemarin ya Teh."

Kiran menatap datar pada Alan yang sedang menahan tawanya. Ingatkan Kiran untuk sedikit mencubit lemak perut Bi Asih karena sudah dengan semangat menceritakan kejadian nahas itu pada orang-orang.

"Bercanda loh Teh." Kikik Alan sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

Kiran hanya diam tak menanggapi matanya meneliti cara makan Alan yang sangat lahap. Padahal lauknya hanya dengan karedok dan tahu. Kiran menipiskan bibirnya ketika ingat jika sudah hampir seminggu lebih dirinya tinggal di sini Kiran tak pernah menemukan daging sebagai lauk. Kiran juga sebenarnya kurang cocok dengan makanan-makanan seperti itu dan Teh Lestri selalu menawarkan dirinya telur goreng sebagai ganti lauk yang menurut Kiran sedikit lebih baik di lidahnya. Namun, memang tidak sering karena Kiran masih tahu malu dan tahu diri untuk tidak merepotkan.

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang