Bagian 17

21.1K 1.6K 10
                                    

Sakti pada akhirnya pulang ke kampung sendirian karena tidak bisa lama-lama meninggalkan pekerjaannya di kampung dan Kiran yang masih harus tetap tinggal mengurusi beberapa hal apalagi setelah pembagian warisan. Kiran otomatis harus mengurus apa yang di warisi Wirawan Atmajaya untuk perempuan itu.

Sakti dan Kiran untuk pertama kalinya berdebat mengenai hal-hal yang tidak terduga di keadaan Sakti yang semakin mepet dari waktu yang Pak Kades sarankan untuk segera menikah. Sedangkan urusan pribadi masing-masing saja masih banyak yang harus di urus dan belum ada waktu mengurusi pernikahan kilat keduanya.

Kiran mendebat Sakti untuk tetap tinggal setidaknya beberapa hari lagi dan Kiran berjanji jika urusannya akan dirinya selesaikan segera. Tapi Sakti menolak usul tersebut dan menyuruh Kiran untuk tidak terlalu terburu-buru apalagi Sakti mewanti-wanti Kiran untuk tidak asal dalam memutuskan nantinya dengan alasan tidak ada waktu, Sakti tidak ingin nantinya itu menjadi sebuah langkah yang salah.

Dan seakan tidak mau mengerti Kiran justru mengatakan jika Sakti sama sekali tidak berniat menikahinya apa lagi sikap santai Sakti di nilai sebagai bentuk laki-laki itu terlalu pasrah akan keadaan tanpa mau berusaha.

Sakti saat itu mencoba bersabar dengan tidak mendebat Kiran yang takutnya akan semakin membuat perempuan itu berkata melantur dan kesal. Apa lagi Sakti dan Kiran saat itu berdebat di hadapan keluarga Kiran yang lainnya. Awal mula perdebatan itu hadir ketika Valdo sebagai kakak tertua mewakili pihak Kiran menanyakan beberapa hal mengenai urusan pernikahan.

"Jadi tanggal berapa tepatnya kalian akan menikah? Dan dimana rencananya akan di gelar?" Saat itu Sakti dan Kiran hanya diam.

"Kalian bahkan belum menentukan semuanya tapi kenapa memutuskan untuk menikah beberapa minggu lagi?" Kiran menipiskan bibirnya, baik dirinya maupun Sakti memang tidak mengatakan hal yang sebenarnya mengapa mereka harus segera menikah karena kalaupun di jelaskan hal ini justru akan semakin panjang apalagi untuk ukuran orang-orang yang tinggal di perkotaan seperti ini. Alasan itu nantinya akan kedengaran sangat aneh.

Yang membuat Kiran kesal adalah ketidakhadiran Sakti nantinya akan menjadi masalah karena mereka tidak bisa memutuskan semuanya bersama-sama dan Sakti menyelesaikan perkara tersebut dengan perkataan apapun keputusan Kiran akan Sakti setujui yang mana bukannya merasa tersanjung Kiran semakin murka saja. Dan Sakti akhirnya selalu terdiam jika di tanya membiarkan Kiran yang terus-terusan berbicara karena takut salah bicara dan membuat Kiran kian marah tetapi lagi lagi Sakti salah perempuan itu justru menganggapnya tidak perduli.

Sakti hanya bisa tersenyum tipis ketika para kakak Kiran memberikannya dukungan dan mengatakan mungkin Kiran terlalu banyak mendapatkan hal yang mengejutkan beberapa kali hingga pikirannya sedikit terguncang. Akhirnya Valdo membiarkan Sakti untuk pulang ke kampung meninggalkan Kiran yang saat itu tidak mengantarkannya ke terminal yang awalnya Valdo menawarkan untuk Sakti membawa salah satu mobilnya tapi Sakti tolak dan memilih tetap akan pulang dengan bis.

Sakti kini sudah di bonceng Romi yang di mintanya untuk menjemput di terminal menuju ke kampung. Hati Sakti sebenarnya resah meninggalkan Kiran dan masalah keduanya yang belum selesai, tetapi akhirnya Sakti memilih menurut dengan saran Valdo yang mengatakan jika mungkin Kiran butuh waktu untuk bisa menenangkan diri.

Sakti tiba di rumah yang di depannya sudah ada Ambu yang menunggu. "Loh Kirannya ke mana? Kok tidak ikut?" Tanya Ambu sambil celingukan ke belakang tubuh Sakti.

"Tidak ikut pulang Ambu." Jawaban Sakti serta merta membuat Ambu mengerutkan kening. "Kok bisa?"

Sakti menghela napasnya lelah. "Nanti ya Ambu Sakti jelaskan, sekarang Sakti ingin istirahat sebentar." Ambu dengan terpaksa mengangguk saja membiarkan Sakti berlalu meskipun rasa penasarannya belum terbayar. Pikiran Ambu sudah berlarian kemana-mana mengira jika urusan keduanya tidak berjalan lancar di Jakarta dan mungkin Kiran tidak bisa menikah dengan anaknya itu.

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang