hari kedua di jogja.

995 87 0
                                    

hari kedua mereka di jogja, Haechan, Mark, Mami, Papi, Oma dan Opa memutuskan untuk pergi ke Candi Borobudur atas keinginan dari Haechan.

mereka berangkat jam 8 pagi menggunakan mobil Oma dan Opa. perjalanan dari rumah Oma Opa ke Candi Borobudur hanya memakan waktu 30 menit saja.

                Supir
Oma       Opa
Papi        Mami
Mark      Haechan

setelah puas dan merasa lapar, mereka memutuskan untuk pergi ke HeHa View Jogja. mereka memesan beberapa makanan untuk mengisi perut kosong mereka.

setelah selesai makan, mereka tidak langsung beranjak dari sana. memilih untuk menikmati pemandangan dari atas. sambil berbincang dan bercanda.

lalu, tiba tiba saja seseorang memanggil nama Haechan. hal itu membuat mereka semua memperhatikan pria matang sekitar umur 43 tahunan itu.

Mark yang memang duduk menempel dengan Haechan dapat merasakan tubuh Haechan menegang saat pria didepan mereka memanggil nama Haechan. belum lagi wajahnya yang berubah menjadi sangat pucat dalam sekejap. Mark langsung membawa kedua tangan Haechan kedalam genggamannya. Haechan langsung meremas tangan Mark kuat hingga membuat Mark merasakan sakit.

"haechan, ternyata benar benar kamu" ucap pria itu lega.

"maaf, anda siapa?" tanya Papi Shawn saat melihat respon Haechan seperti tidak nyaman atas kehadiran pria itu.

"haechan, kamu bersama siapa? mana mommy mu? bisa kita bicara berdua saja?" tanya pria itu.

"haechan, siapa dia? kamu kenal sayang?" tanya Mami Hailey mendekat kearah Haechan dan Mark. bisa dilihat saat ini keadaan Haechan yang tiba tiba kacau.

"oiyaa, kalian belum kenal ya? ini papa kandung haechan. papa theo." tanya Haechan tersenyum.

"halo, saya Rosmalinda oma Mark." ucap Oma lembut.

"saya Chandra opa Mark" ucap Opa menjabat tangan Theo.

"salam kenal pak, saya Shawn papi Mark. dan ini istri saya Hiley" ucap papi Shawn.

"saya Theo Vinderion, papa Haechan. senang bertemu dengan kalian semua." ucap Theo setelah berkenalan dengan mereka semua. pria itu adalah papa kandung Haechan.

"bisa kita bisa berdua?" tanya Theo menatap Haechan lekaf.

"boleh, mau sekarang?" tanya Haechan tenang.

"ikut papa" ucap Theo.

"tapi haechan akan mengajak mark" jawab Haechan yang diangguki oleh Theo. kemudian mereka bertiga pamit pada keluarga Mark.

***

Theo, papa kandungnya membawa Haechan dan Mark ke toko kain terbesar di jogja. Theo memiliki usaha toko kain yang memiliki 5 cabang di Jogja.

Theo membawa Haechan dan Mark memasuki ruangan khusus dirinya. pemilik toko. ia membutuhkan tempat yang sepi dan nyaman untuk berbicara dengan anaknya.

"silahkan duduk haechan, mark" ujar Theo sembari membawa 3 es teh botol dan meletakkannya diatas meja khusus tamu.

lalu, Theo duduk di kursi kebesarannya di bengkel, diikuti oleh Haechan duduk di depannya. sementara Mark duduk si sofa khusus tamu yang ada di ruangan itu.

"apa kamu sudah berubah pikiran?" tanya Theo tanpa basa basi.

"maksud papa?" tanya Haechan pura pura tidak mengerti arah pembicaraan papa kandungnya ini.

"papa tau, kamu mengerti maksud papa haechan..." balas Theo. Haechan diam tak menjawab apapun. saat ini, perasaannya tengah kalut.

"papa ingin kamu tinggal bersama papa dan istri papa di sini. kamu bisa pindah ke kampus yang sama dengan kakak mu" ucap Theo mengatakan kembali keinginannya.

"jawaban aku tetap sama." jawab Haechan tegas.

"haechan... berikan papa kesempatan untuk memperbaiki kesalahan papa di masalalu.. jika kamu terus menolak tingg bersama papa, lalu bagaimana papa bisa memperbaikinya?" tanya Theo menuntut.

"ada banyak cara yang bisa papa lakukan, jika papa benar benar niat ingin memperbaiki kesalahan papa. meski kita tidak tinggal bersama, meski kita tidak satu kota." jawab Haechan tenang.

"haechan.... waktu kamu bersama mommy mu sudah habis. sekarang giliran mu tinggal bersama papa." mohon Theo.

"paa. tolong, untuk hal ini, jangan paksa aku. sejak kecil aku dan bang jaeden selalu dituntut untuk terus menuruti keinginan papa. harus begini, harus begitu, tidak boleh ini, tidak boleh itu. aku dan bang jaeden selalu dituntut menjadi anak yang sempurna bahkan hingga detik ini. aku selalu berusaha menuruti, tapi hal satu ini pengecualian. aku harap papa mengerti, karena sampai kapanpun tidak ada niat aku meninggalkan mommy." jawab Haechan tegas.

"haechan! bahkan papa dan papa tiri mu tidak ada bedanya! kami sama sama tidak memiliki waktu untumu dan jaeden. tapi kenapa sikapmu berbeda? apa karena papa tiri mu adalah orang kaya dan sukses sehingga kamu tetap diam dan pasrah meskipun dia tidak ada waktu?" tanya Theo mulai terpancing emosi.

"pa! ini bukan tentang uang atau kekayaan. lebih dari itu. papa kai memang sama sibuknya, jarang ada waktu untuk aku dan bang jaeden... tapi setidaknya, papa kai memperlakukan kami dengan baik, menyayangi kami dengan baik. papa kai juga tidak pernah memaksakan agar aku dan abang selalu sempurna." ucap Haechan.

"papa begitu demi kebaikan kamu dan jaeden!! jika kalian berdua tidak bisa menjadi manusia yang layak, mau taruh dimana harga diri papa? mau taruh dimana harga diri kalian berdua memangnya hah? manusia yang tidak bisa apa apa adalah sampah negara!" ucah Theo marah.

"papa gabisa terus terusan menuntut suapaya aku dan bang jaeden sempurna. ga semua manusia terlahir dengan sempurna pa!! papa harus ngerti."

"karena itu, papa berusaha membantu agar kamu dan jaeden sempurna!! papa melakukan itu demi kebaikan kalian! agar kalian menjadi anak yang sukses! semuanya akan mudah jika kalian bisa melakukan apapun yang ada di dunia ini haechan" geram Theo.

"papa gapernah menghargai usaha aku selama ini." ucap Haechan lirik. matanya berkaca kaca.

"itu karena kamu masih banyak kekurangannya. kamu belum pantas di sebut manusia sempurna. jika kamu tetap tinggal dengan mommy mu yang selalu memanjakan mu itu, kamu hanya akan menjadi sampah di masa depan." ucap Theo.

"om. tolong jaga ucapan om" ucap Mark menyela pertengkaran antara anak dan papa itu.

"diam mark. kamu juga terlalu memanjakan haechan. seharusnya, sebagai sahabat kamu bisa memberitahu pada haechan hal hal baik untuk masa depannya." jawab Theo.

Mark menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"haechan. papa melakukan ini untuk kebaikan kamu. untuk masa depanmu" ucap Theo berlanjut.

"demi kebaikan aku atau untuk memuaskan ego papa?" tanya Haechan menatap papanya dengan tatapan terluka.

Theo terdiam setelah Haechan mengatakan itu. Theo mengakui jika selama ini ia menuntut anak anaknya karena egonya ingin diakui sebagai ayah yang hebat dan berhasil mendidik anak anaknya.

"maaf om, mark mau bawa haechan pulang" ucap Mark kemudian berjalan kearah Haechan, menarik tangannya pelan meninggalkan toko kain besar itu.

***

kenapa tuh haechan dan papa kandungnya?
🌚🌚🌚

DREAM TEAMWhere stories live. Discover now