tentang haechan.

1.3K 103 0
                                    

jam 4 sore, semuanya sudah pulang ke kost kecuali Mark. saat ini, mereka tengah berkumpul di ruang tengah sedang makan sore yang dibeli oleh Renjun.

"oh iya, tadi ada om om sama abang abang ke kost" ucap Chenle secara tiba tiba.

"hah? siapa?" tanya Jeno.

"gatau, gue ga ngenalin sih. tapi dia ngakunya papa sama kakak lo chan" ucap Jaemin.

"kayaknya dia penipu, soalnya dia bilang papa dan kakak bang chan. tapi gue, bang na sama bang ren inget kok kalau om kai sama bang jaeden mukanya ga gitu." ucap Chenle.

"heem. pas mereka balik juga, kita langsung stalk akun ig echan buat liat muka om kai, dan emang beneran ga mirip. lagian gue kan kenal sama bang jaeden." kata Renjun ikut berbicara.

Haechan terdiam mendengar percakapan mereka. ia jadi teringat pesan yang dikirimkan oleh papanya beberapa hari yang lalu, pesan yang sempat membuatnya murung dan tidak mood menjalani hari.

Haechan tidak menyangka jika papa kandungnya itu dan kakak tirinya akan benar benar mendatanginya ke Jakarta demi membujuk agar  Haechan mau tinggal bersama mereka di Jogja.

"kayanya gue harus jujur" ucap Haechan tenang, tapi jauh didalam hatinya Haechan merasa deg degan dan tidak tenang. ia butuh Mark disaat saat seperti ini, tapi sialnya Mark sedang pergi bersama sepupunya entah kemana.

semuanya menoleh kearah Haechan penasaran.

semuanya menoleh kearah Haechan penasaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan menunjukkan foto papa Theo dan kakak tirinya Doyien pada mereka semua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Haechan menunjukkan foto papa Theo dan kakak tirinya Doyien pada mereka semua. "yang tadi datang kesini mereka berdua?" tanya Haechan sebagai pembukaan.

"nah bener, mereka berdua" ucap Chenle semangat.

"mereka siapa sih? lo ada masalah sama mereka apa gimana?" tanya Renjun khawatir.

"om om yang kalian maksud itu namanya Theo Vinderion. dia papa kandung gue. dan satu lagi itu kakak gue, Doyien Kanagara." ucap Haechan meremas kedua tangannya.

"papa kandung? maksudnya gimana?" tanya Jaemin.

"kalian tau gudang kain terbesar di jogja? itu punya papa kandung gue. dia bangun toko itu dari 0 sampai sebesar sekarang. papa theo dari keluarga kurang mampu. nikah sama mommy gue yang sejak kecil selalu jalan keluar negri dan berasal dari keluarga terpandang se indonesia. mommy dan keluarga besarnya terima papa theo apa adanya. setelah mereka nikah, papa theo bertekad untuk sukses dengan usahanya sendiri tanpa memanfaatkan harta mommy dan keluarga mommy. satu bulan setelah pernikahan, papa theo mulai sibuk ngerintis usahanya sampe lupa waktu dan jarang banget pulang sampe bang jaeden dan gue lahir." ucap Haechan lalu menghela nafas. Renjun yang menyadari kegelisahan Haechan, langsung berpindah disamping Haechan dan menggenggam tangannya.

"papa theo gapunya waktu untuk sekedar gendong atau ajak gue dan bang jae buat ngobrol. semenit pun ga pernah. sampe umur gue 3 taun dan bang jae 8 taun, mommy mulai protes. tapi pspa theo malah marah dan main tangan. dari sana, mereka jadi sering bertengkar dan papa theo sampe ga pulang selama 6 bulan, berhenti kirim uang juga. pas gue umur 5 tahun puncaknya, papa tuntut gue harus bisa ini itu, gue les banyak. matematika, bahasa inggris, bahasa jepang, bahasa korea, les renang, les piano, les pajak, les nyanyi dan les les lainnya. begitupun bang jaeden yang juga dituntut sama dari dia umur 6 tahun." Renjun terus mengusap kedua tangan Haechan yang dingin dan berkeringat. sedangkan Jaemin, Jeno, Chenle, dan Jisung menatap Haechan dalam.

"papa theo juga selalu nuntut gue dan bang jae untuk selalu juara 1. kalau nilai kita dibawah 95, maka gue dan bang jae bakal dikurung seharian di gudang tanpa di kasih makan dan minum seharian. belum lagi tamparan dan tonjokannya. itu terus berlanjut sampe gue umur 10 dan bang jae umur 15 taun. lalu tiba tiba, suatu hari papa theo dateng kerumah bawa cewe hamil. ternyata cewe itu selingkuhan papa theo. mereka selingkuh sejak gue umur 3 tahun dan baru ketahuan setelah 7 tahun. gila kan? papa theo simpen itu rapat banget. akhirnya mommy milih untuk pisah sama papa theo karena ga sanggup. karna selama ini, mommy pertahankan keluarga karena gamau gue dan bang jae jadi anak yang broken home." ucap Haechan dengan tatapan kosongnya.

Jisung dan Chenle sudah menangis sejak tadi, sedangkan Jeno, Jaemin dan Renjun berkaca kaca. tidak menyangka kehidupan Haechan pernah sesulit itu.

"papa sering kdrt ke mommy, dan hal itu dijadikan bukti pas sidang perceraian. 5 bulan setelah mereka cerai, papa datang lagi ke rumah. gue, bang jae dan mommy pikir kalau papa mau tepatin janjinya untuk ajak gue dan bang jae jalan jalan. tapi ternyata salah, kedatangan dia malah minta kami keluar dari rumah itu, karna istri barunya maksa mau tinggal disana. terus yaudah, mau gamau gue, mommy dan bang jae harus pindah tanpa dibeliin rumah baru sebagai ganti. mommy mutusin untuk tinggal di bandung. tapi bukan masalah besar, karna tanpa papa mommy sanggup beli rumah bahkan lebih besar dari rumah itu. kami kecewa karena papa theo bener bener ga bertanggung jawab aja." ucap Haechan.

"kenapa selama ini lo ga pernah cerita ke kita? lo ga percaya sama gue? sama anak anak?" tanya Jaemin.

"bukan na. tapi ngungkit hal itu bikin gue keinget lagi gimana sakitnya gue dulu. gue nanggung beban berat banget, gue cuma ngelindungin diri gue dari sakit hati lainnya." jelas Haechan menunduk.

"gimana hubungan lo sama papa kandung lo?" tanya Renjun.

"ga baik. ga pernah baik. kita ga pernah deket layaknya anak dan ayah. dia dateng kalo dia butuh gue dan bang jaeden aja. seperti sekarang, dia dateng jauh jauh dari jogja ke jakarta karna mau maksa gue tinggal di jogja dan ngurus usaha kainnya. dari umur 5 tahun sampe sekarang 20 tahun, papa theo ga berhenti nuntut gue buat jadi manusia super sempurna. itu bikin gue stress dan prustasi." ucap Haechan mengeluh untuk pertama kalinya.

"itu alasan lo selama ini ga pernah merasa bangga sama diri lo yang kata semua orang kalo lo itu manusia pintar, cerdas dan segala bisa?" tanya Jeno lirih.

"iya. semua kelebihan di diri gue karna tuntutan dan paksaan papa kandung gue. untuk bisa jadi seperti Haechan yang sekarang, gue ngelewatin banyak kesulitan dan kehancuran. makanya gue gapernah bangga atas semua pencapaian gue selama ini." kata Haechan.

"lo nyimpan rapat semua kesakitan lo. bahkan tiap hari selalu tampil ceria dan pecicilan... sampe kita semua percaya kalo lo gapunya masalah apa apa. kenapa selama ini gue ga sadar kalo lo terluka? gue bukan sahabat yang baik buat lo karena gapernah peka sama keadaan lo." ucap Jeno lirih.

"chan, kadang kita perlu tempat untuk berbagi. kita perlu seseorang buat mendengar cerita kita. sda cerita yang emang gabisa kita bagi ke orang lain, tapi sda saatnya dimana kita harus berbagi kesakitan yang kira rasain biar perasaan kita lega." ucap Jeno menatap mata Haechan yang memancarkan luka yang mendalam.

"gue udah terbiasa mendam segala kesakitan gue sendirian. dari kecil, papa kandung gue gapernah bolehin gue ngeluh. dan setiap gue ga sengaja ngeluh, papa bakal siksa gue dan bang jae. gue gamau mommy khawatir sama gue dan berujung mommy marah sama papa dan mereka bertengkar. karna ujung ujungnya, papa theo bakal siksa mommy juga sampe nangis dan badan mommy luka luka. makanya gue selalu pendam sendirian dan kebawa sampe sekarang." ucap Haechan tersenyum.

"jangan senyum, senyum lo bikin gue makin pengen nangis chan" ucap Jaemin yang pada akhirnya mengeluarkan air mata.

"lo bisa cerita apapun ke kita chan. lo bisa ngeluh sepuas yang lo mau. lo bisa bagi bagi beban lo ke kita." ucap Renjun memeluk badan Haechan.

"seperti gue dan anak anak lain yang selalu cari lo pertama kali saat kita lagi ga baik baik aja, lo juga bisa cari kita kalo lo butuh apapun." ucap Renjun lagi.

***

jangan sangkut pautkan cerita ini ke kehidupan asli mereka.😠

jelas ini hanya karangan ya ges ya👍🏻

DREAM TEAMWhere stories live. Discover now