Mark dan Jaeden.

1.3K 113 10
                                    

"masalah apaan?" tanya Jaeden.

"tentang haechan." jawab Mark menegakkan duduknya.

"kenapa? ada masalah apa?" tanya Jaeden.

Mark menceritakan kejadian semalam secara lengkap pada Jaeden. berharap banyak jika Jaeden dapat membantu kesulitan Haechan. karena dirinya tidak bisa berbuat apa apa, karena sedekat apapun Mark dengan Haechan, Mark tetaplah orang luar yang tidak berhak ikut campur terlalu.

"anjing" umpat Jaeden setelah mendengar penjelasan dari Mark. ia langsung menegakkan duduknya dengan kedua tangan yang terkepal. jangan lupakan wajahnya yang memerah menahan emosi.

"kenapa lo ga bilang dari awal?" tanya Jaeden.

"haechan gamau lo sama mommy tau kalo om theo masih ga berubah"

"anjing maunya papa apaan coba? gila bener. mentang mentang adek gue diem aja selama ini dan terima terima aja tuntutan dia, bukan berarti dia bisa seenaknya ya bangsat." kesal Jaeden.

"makanya itu, semalem aja haechan sampe nangis depan om theo sama kak doyien. gue ga tega liat dia terluka lebih dalam lagi karna om theo bang." adu Mark.

"mana omongan om theo parah banget. gue bukan mau bikin hubungan lo, haechan sama om theo jelek, tapi menurut gue om theo udah diluar batas."

"gue gabisa ikut campur, karna gimanapun gue termasuk orang luar. ga ada hubungan keluarga apapun sama haechan. makanya gabisa bantu apa apa kecuali nemenin dia."

"udah nikah, punya keluarga baru, punya 2 anak baru. harusnya papa manfaatin mereka. bukan terus terusan ngebebanin gue sama haechan yang ga pernah dia urus sekalipun. bajingan emang tuh orang tua." kesal Jaeden.

"apa yang bisa di harapin dari kak doy dan adeknya bang?." ucap Mark tertawa sinis.

"lo bener. kalo mereka berdua berguna buat papa dan bisa bikin papa bangga, papa gaakan paksa paksa haechan lagi." ucap Jaeden kesal.

"gue bakal aduin ke mommy dan papa kai. biar si theo tau rasa" ucap Jaeden lagi.

"bang astaga. gimanapun dia papa kandung lo" Mark mengingatkan.

"halah kontol. dari gue lahir dia gapernah sekalipun ngurusin gue. bisanya cuma nuntut gue jadi manusia yang serba bisa biar dia bisa pamer ke temen temennya kalo dia berhasil didik anaknya dengan baik. tai anjing." balas Jaeden.

"ga ada niatan baikan sama om theo?" tanya Mark.

"gue ga sebaik haechan."

Mark mengangkat alisnya tidak mengerti dengan jawaban abang dari sahabatnya itu.

"hati gue ga seluas haechan yang selalu maafin kesalahan papa berkali kali. gue manusia biasa mark. sekalipun dia papa kandung gue, tapi dia telantarin gue dari lahir. dan gue gaakan akuin dia sebagai papa lagi. bagi gue papa gue cuma papa kai."

"ya kecuali kalo dia berubah? mungkin bisa gue pikirin lagi lain kali" lanjut Jaeden tertawa.

"udah deh, gue harus ke cafe sekarang mark. gue tinggal gapapa kan? gue juga ntar malem mau telpon mommy buat aduin kelakuan si bangsat itu." ucap Jaeden.

"santai bang. gue juga kayanya minta anak anak kesini buat makan malam." balas Mark sambil mengirimkan pesan di grup.

" balas Mark sambil mengirimkan pesan di grup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DREAM TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang