papa theo

1K 130 5
                                    

jam 11 siang, Mommy Jen dan Papa Kai memutuskan untuk pamit kepada Haechan, Mark dan anak anak kost lainnya. mereka akan mengunjungi cafe milik Jaeden sekaligus bertemu dengan Theo, ayah kandung Haechan.

Mommy Jen sangat marah saat Jaeden mengatakan jika Theo masih mengusik kehidupan Haechan hingga hari ini. bahkan lebih parahnya lagi meminta Haechan untuk pindah dan tinggal di Jogja.

sesampainya disana, mereka di sambut oleh Jaeden dengan antusias.

"mommyy" ucap Jaeden langsung membawa cinta pertamanya itu pada pelukannya. mencium kedua pipi mommy nya penuh sayang.

"papaaa" sapa Jaeden, lalu membawa papa sambungnya kedalam pelukannya juga.

"anak papa semakin keren saja huhh" ucap Kai tertawa. lalu mengecup rambut Jaeden lembut.

Jaeden tersenyum senang. "kangeeen banget. yang lama dong paa di indonesianya."

"papa usahakan selama bulan puasa stay di indonesia." balas Kai.

"beneran yaa? adek pasti seneng kalo tau papa sama mommy bakal diem lama di indonesia." jawab Jaeden.

"iyaa, maaf yaa papa lebih banyak tinggal di korea dari pada di indonesia temenin abang sama adek. bawa mommy juga lagi" ucap Kai merasa bersalah.

"hahaha santai kali pa. abang sama adek ngerti kok. lagian kan dimanapun, abang sama adek ga kekurangan perhatian sama kasih sayang dari papa sama mommy ko." jawab Jaeden.

"dia udah dateng?" tanya Jennie.

"dari 20 menit yang lalu" balas Jaeden mengangkat kedua bahunya.

***

Kai, Jennie dan Jaeden jalan berdampingan menuju ke meja dimana tempat Theo dan Doyien berada. Jaeden sengaja memilih tempat yang tertutup di cafenya karena hal yang akan mereka obrolan sangat penting.

Kai menarik kursi mempersilahkan Jennie duduk di depan Theo, sementara Kai sendiri duduk di samping Jennie berhadapan dengan Doyien. lalu disusul oleh Jaeden duduk di samping Kai.

Jaeden sengaja mengosongkan ruangan privat di cafenya untuk pertemuan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaeden sengaja mengosongkan ruangan privat di cafenya untuk pertemuan mereka.

"pesan dulu" ucap Jaeden.

"mommy sama papa pesan es jeruk aja" ucap Jennie.

"gue pesen ice long black aja" ucap Doyien.

"coffee latte 1" giliran Theo yang berbicara.

"mba, es jeruk 2, caramel macchiato 1, ice long black 1 sama coffee latte 1 ya" ucap Jaeden pada waitress itu.

"baik pak, kalau begitu ditunggu yaa"

***

"lama sekali kita tidak bertemu" ucap Theo membuka percakapan.

"jadi ada apa, tumben sekali kamu minta bertemu?" tanya Theo menatap Jennie dengan tatapan dalam. seperti rindu?hmmmm.

"theo, bisa berhenti mengusik kehidupan anak anak gue?" tanya Jennie tanpa basa basi.

"anak anakmu? apa kamu lupa jika jaeden dan haechan juga anak anakku?"

"anak anak lo juga? ah wahh. gue terkejut mendengarnya."

"apa maksudmu jen?"

"setelah semua yang lo lakukan ke mereka, lo masih mengakui jika mereka anak anak lo theo?"

"memangnya apa yang aku lakukan pada mereka? apa aku melakukan kesalahan?"

"gila. lo bener bener ayah yang gila." desis Jennie tajam.

"aku berusaha mendidik mereka supaya menjadi anak anak yang sukses ketika mereka sudah dewasa. apa itu salah?"

"mendidik dengan cara siksa fisik dan hati mereka? lo ga punya hati theo. lo ngelakuin itu bukan buat masa depan anak anak gue, tapi lo ngelakuin itu demi diri lo sendiri. buat memenuhi rasa puas dalam diri lo. buat memenuhi ambisi lo. bukan untuk anak anak. gue tau gimana busuknya diri lo sialan."

"ga cukup dengan hancurin hidup gue, lo juga hancurin hidup anak anak gue yang ga bersalah. yang gatau apapun. lo selalu tuntut jaeden dan haechan jadi manusia super sempurna. 1 aja mereka buat kesalahan, bahkan hal sekecil nilai mereka dibawah 95, lo bakal siksa mereka kaya di neraka. harusnya lo tahu, ga ada manusia yang sempurna di dunia ini. bahkan diri lo aja ga sempurna. tapi lo paksa jaeden dan haechan harus sempurna."

"gue diem selama ini, karena gue kira lo udah berhenti. gue pikir lo udah mulai berubah dan ga ngusik kehidupan jaeden dan haechan lagi. gue mulai bisa bernafas sedikit lega..."

"aku udah ga pernah hubungin anak anak lagi jen" ucap Theo memotong pembicaraan Jennie.

"omong kosong. lo mungkin udah ga pernah hubungi jaeden lagi. karna jaeden blokir semua akses buat lo hubungin dia. tapi haechan? lo masih ngusik haechan diam diam tanpa sepengetahuan gue. saking baik dia, haechan ga pernah cerita apapun ke gue tentang kelakuan busuk papa kandungnya. astaga theo, bahkan lo udah punya istri dan 2 anak. tapi kenapa lo masih ga biarin haechan hidup dengan tenang? demi tuhan, lo bener bener ayah yang buruk."

"harusnya lo mulai sadar ketika jaeden mulai menjauh dan ngehindar. tapi ternyata lo bener bener ga ada otak ya?" tanya Jennie tersenyum miring.

"theo, jangan tunggu anak anak benci dulu sama lo, baru lo sadar kalau kelakuan lo selama ini keterlaluan..."

"bukan gitu jen," ucap Theo lagi. kembali memotong pembicaraan Jennie.

"GUE BELUM SELESAI NGOMONG SIALAN." teriak Jennie.

mata Jennie memerah, menatap Theo dengan tajam hingga membuat Theo tertegun mendapati tatapan itu. ini pertama kalinya Jennie berbicara kasar dan semarah ini padanya. sejak dulu, Jennie adalah wanita yang lembut. separah apapun perlakuannya pada Jennie dulu, Jennie akan tetap berbicara pelan dan menatapnya lembut. tapi sekarang, Theo sadar jika dihadapannya ini bukanlah Jennienya yang dulu.

"semoga lo ga pernah menyesal. karna kalo itu terjadi, selama lo hidup gue pastikan lo gaakan pernah hidup dengan tenang. di dunia gaada yang jualan obat untuk nyembuhin sebuah penyesalan."

"jen, kamu tidak mengerti" ucap Theo lirih.

"apalagi sih yang harus gue mengerti? apa lagi? selama ini gue selalu berusaha mengerti dan memahami. sejak lo bersikap buruk ke jaeden dan haechan. lalu lo berselingkuh dan menikahinya karena hamil. kemudian.. suruh gue dan anak anak pergi dari rumah yang sudah kami tempati selama bertahun tahun lamanya.. lo juga ga pernah menepati janji lo buat ajak anak anak jalan jalan. lo juga ga pernah kasih nafkah ke anak anak 1 perak pun .. apa gue lantas marah marah? atau apa gue pernah mengatakan kekecewaan gue selama ini?" ucap Jennie sedikit berteriak, melampiaskan amarahnya.

"maaf..." ucap Theo sambil melirik Jennie, dan Jaeden.

"jangan pernah mengusik kehidupan anak anak gue lagi. apalagi haechan. tolong berhenti sampe sini. karena selama inipun gue ga pernah ngusik kehidupan anak anak lo dengan karina." ucap Jennie tegas.

"kalo lo ga bisa kasih kebahagiaan ke jaeden dan haechan, seengganya lo ga nambah luka mereka theo." ucap Jennie terakhir kali sebelum mengajak Kai dan Jaeden pergi dari sana.

***

double up🙆🏻‍♀️
selamat berpuasa teman teman online🤍
sehat sehat dan bahagia selalu yaww😗✨

DREAM TEAMWhere stories live. Discover now