BAB 19 : Kekesalan

67 9 0
                                    

Cemburu itu tanda, bahwa kamu bukan hanya suka melainkan cinta.

-Alden Fahri Hamzah-

***

Setelah pergi dari teman-temannya, Alden tidak sengaja bertemu dengan adara di koridor depan kelas XI IPA2. Alden berniat ingin bertanya dengan Adara, takut terjadi sesuatu dengan kejadian tadi.

"sorry, Lo yang tadi gue tabrak kan?" Tanya Alden dengan pandangan kesana kemari supaya tidk terlalu lama melihat Adara.

"Iya" sahut Adara dengan menunduk.

"Maaf sekali lagi, gue tidak sengaja nabrak lo tadi juga gue gabisa bantuin lo-"

"Iya tidak masalah, Astri sudah memberitahu saya" potongnya.

"em-baik lah kalau begitu, sekali lagi maaf"

"Iya tidak masalah, jangan terlalu di pikirkan" jawab Adara tetap menunduk.

"kalau gitu gue duluan, ass-"

"Nama kamu Alden Fahri Hamzah?" tanya Adara dengan intonasi yang sangat lembut.

"Lo tau nama gue?" Tanya nya sedikit mengintrogasi.

"Tau" jawabnya.

"Dari?"

"Ayara"

"ayara?" gumamnya Alden sangat pelan, bahkan tidak terdengar.

"hm, kalau gitu gue duluan. Assalamualaikum." sahutnya lagi lalu pergi ke ruangan yang ingin dia tuju, yaitu perpustakaan.

Di lain tempat, ayara yang melihat itu di dalam kelas tersenyum getir.

Seperti ada rasa tidak boleh, tapi itu hak mereka.

Takkk

"Awh" ringis ayara.

"eh ay? Lo gapapa? kok bisa sih Lo marahin pensil pake tangan lo kaya gitu?! Kena kan sama Lo sendiri?!" gerutunya.

Ayara mematahkan pensil, dan dimana pensil itu mengenai dahinya sendiri.

Sena terus memarahinya, lebih tepatnya menasehati. karena dahi ayara sedikit tergores dan mengeluarkan cairan merah lengket.

"Sekarang kita ke uks ayo cepet bangun" suruh Sena.

"Gausah nanti juga sembuh sendiri, ini mah segini nggak sakit sen." Ucap ayara menolaknya.

"Gabisa gabisa gabisa! Mau di bilangin sama ayah lo atau ikut gue ke UKS?" tanya sena dengan senyuman mautnya.

"Ga seru banget main ancem" deliknya lalu bangun, dan berjalan lebih dulu.

Adara mendengar teriakan Sena, tapi dia tetap acuh dan diam di depan kelas dengan melihat pepohonan hijau di depannya.

"Ay, mau kemana?" Tanya Adara yang menyadari bahwa ayara pergi seperti orang yang menahan rasa kesal.

TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now