BAB 22 : Kejutan?

78 8 0
                                    

"Ketakutan yang aku takuti, sekarang sudah terjadi"

-Ayara senja lara-















***

Pagi yang di nanti, hari ini ayara dan aishi berangkat sekolah bareng.
Karena perubahan waktu KBM aishi yang mengharuskan dia berangkat lebih pagi dengan ayara.

"Bunda.. gamau di anter dulu ah.." rengek aishi memegang gamis yang Sintia pakai.

"Nanti aja kalau udah pulang, mau di jemput sama ayah, bunda" sahutnya lagi.

"Siap sayang, nanti bunda jemput bareng ayah kalau ayah kamu udah pulang ya.." ucap Sintia tersenyum dan berjongkok mensejajarkan tinggi badannya dengan anak kecil itu.

Ayara datang, dan mencium tangan sang bunda "Kalau gitu, ay sama aish berangkat dulu ya Bun"

"Eh iya bun, buku ayah yang dari rak itu ay pinjem masih di kamar. Hehe.." cengir anak itu baru mengingatnya.

"Hadehhhh.. kamu ini kebiasaan banget" gerutu sintia.

"Hehe.. maaf ya bunda"

Cup

Tanpa sepertujuan sang bunda, ayara mencium pipi kanan sintia.

"Udah sana berangkat, kesiangan baru tau kamu ay" cemooh sang bunda.

"Kak ay ayo!" Ajak aishi yang langsung berlari keluar rumah setelah mencium tangan sang bunda.

Ayara kembali mencium tangan sang bunda, dan pergi berangkat ke sekolah aishi terlebih dahulu.

Sepanjang jalan, aishi terus bertanya. Tentang bagaimana cara bermain monopoli yang menjadi permainan kesukaan ayara.

Sampai akhirnya, anak kecil itu salah pokus ketika membuka kaca mobilnya. "Kak ay, itu ayah bukan?" Tunjuknya ke sebrang sana.

"Mang berhenti sebentar" pinta ayara lalu, memiringkan wajahnya untuk melihat lebih jelas seseorang di sebrang sana.

Deg...

Ayara terpaku.

"Ayah?" Batinnya.

Benar, disana ada Rega dengan seorang wanita yang berpakaian syar'i. Bahkan sangat sopan.

Terlihat oleh ayara, Rega tengah asik tertawa dengan wanita itu. Di depan sana, tepatnya di depan sebuah restoran, mereka tengah saling menyuapi.

"Mang, anterin aishi dulu ya. nanti kalau sudah nyampe langsung pulang aja, ayara nanti berangkat langsung sama sena aja" pinta ayara.

"Neng? Itu tuan? ga mungkin lah kalau itu tuan mah neng" mang Maman menggelengkan kepalanya.

Ayara menganggukan kepalanya. "Nggak kok mang, tenang aja. Ayah ga mungkin kaya gitu" ungkap ayara, menyangkal semua pikiran negatifnya.

"Tapi itu ayah bukan kak ay?" Tanya aishi lagi.

"Itu kalau bener ayah, palingan lagi meeting dek" jawab ayara dengan senyumannya.

"Yaudah mang, ay kesana dulu ya" lalu ayara turun dari mobilnya, dan mobil mang Maman-pun kembali melaju.

Ayara langsung berjalan kecil menuju ayah-nya. "Assalamualaikum, ayah?" Sapa ayara. Rega yang sedang asik pun tersentak, dia menelan Salivanya kasar.

TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now