BAB 24 : Rasa yang nyata keberadaannya

87 9 0
                                    

"Hujan, setiap orang selalu menikmati rinciknya karena mereka memberi kehangatan pada setiap yang mendengarkan, tapi sayangnya.. dari sebagian besar kita selalu menolak guntur yang membawa penenangan, dengan alasan menakutkan"

-Ayara senja lara-








***

"Alden sebentar" cegah seseorang yang berlari kecil menuju dirinya yang hendak ke kelas.

"Ya?"

"Kita bisa bicara dulu?" Tanya Adara yang menunduk.

"Soal?"

"Bunga"

"Sial!" Batin Alden.

"7 menit" jawab Alden lagi sangat dingin.

Mereka melangkahkan kakinya menuju bangku yang berada di taman smatya dan berdampingan dengan lapangan basket.

"Maaf, saya dengar kamu menanyakan bunga yang saya sukai?" tanya Adara sedikit berbasa-basi.

Jangan tanyakan bagaimana perasaan Adara, terlihat dari matanya yang tampak seperti bulan sabit dengan di tutupi cadar hitam.

"Hm" jawab Alden.

"Oh iya, saya dengar kamu cucu kiai Rasyid ya?"

"Langsung ke inti, gue lagi buru-buru" alih Alden langsung melihat jam yang bertengger di tangan kanannya.

Adara manggut-manggut "Kenapa kamu nanya bunga kesukaan saya?"

"Ya gue iseng aja"

"Gue nyari topik pembicaraan, tapi kayanya gue salah waktu nanya bunga kesukaan Lo"

"Maaf, gue cabut duluan." Sahutnya lagi langsung meninggalkan Adara.

Adara yang masih duduk di bangku dengan harapan-harapan yang pupus, ekpektasi yang musnah, bahkan hati yang sedikit sakit menatap kosong kepergian lelaki itu.

"Saya di jadikan alasan topik?" Batin Adara.

Mata cantik milik wanita itu menjatuhkan kristal putih dari pelupuknya, dan bersamaan dengan itu guntur tampak hadir memberi tanda bahwa hujan akan segera tiba.

Wanita dengan cadar hitam yang ia kenakan berniat kembali ke kelas sebelum dia di guyur hujan.

Tentunya, sebelum ia kembali ke kelas Adara harus tampak kembali rapih, dan berniat menuju kamar mandi siswa terlebih dahulu.

***

"Pembaca rindu adalah hujan, dimana ia turun akan membawa kesedihan. Tetapi tidak begitu menyedihkan, seperti rintik yang berjatuhan."

"Bales dong ay! Lo sebagai pecinta senja juga harus punya kata-kata yang menarik tentang senja!"

"Jangan diem aja, aelah lu" cerocos Sena menyuruh dan menggerutu ayara.

"Tapi ini suka-suka aku aja ya, intinya tentang yang aku suka hehe" pinta ayara mengalah setelah di serbu kata-kata mutiara oleh teman-temannya.

TENTANG SENJAOn viuen les histories. Descobreix ara