15

5K 225 19
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_______________________________

"Mas! Aku mau kita cerai! Mas bohongin Syakila. Syakila benci Mas Fatih!"

_Syakila Alquds_

_Hati Yang Terluka_
________________


Syakila pun kini sudah ada di rumah mereka berdua. Sebenarnya, Syakila menginginkan menginap di Kamar kobong Al-jannah. Tetapi, Gus Fatih melarang keras untuk Syakila menginap di sana karena kondisinya yang masih belum membaik.

"Mas! Aku pengen makan seblak!" Merasa mendengar permintaan istrinya yang sangat jarang meminta membuat Gus Fatih sedikit kebingungan.

"Tumben minta keinginan."

"Ish! Pengen seblak! Kila pengen seblak level 10!" rajuk Syakila keukeuh.

"Nggak! Jangan. Itu pedas! Mas nggak izinin!" tolak Gus Fatih mentah-mentah.

"Hikss ... Pengen seblak! Kila pengen seblak!" Entah kenapa Syakila  begitu menginginkan seblak. Walaupun sudah tengah malam begini, ia menginginkan seblak pedas dari Mbok Darsih. Penjual seblak yang ada di depan pesantren Darussalam.

"Zaujati ... besok saja, ya. Penjualnya juga sudah tutup." Gus Fatih berucap sembari menghela napas berat.

Mau mencari kemana pedagang seblak tengah malam gini?

"Kila maunya sekarang! Belinya mau sama Mbok Darsih! Nggak ada bantahan!" Syakila menangis meraung seperti anak kecil yang kehilangan permen dan mainannya.

Mendengar istrinya menangis histeris membuat Gus Fatih kalang kabut. Kenapa sikap istrinya berubah 180 Derajat?

"Ayo kita beli! Kila pengen seblak!" Syakila terus merajuk pada suaminya seraya menarik-narik tangan Gus Fatih untuk mengabulkan keinginnanya. 

"Udah malam, Sayang! Besok aja, ya."

"Mau sekarang! Kila maunya sekarang!" Syakila terus merajuk kepada Gus Fatih.

Mau tidak mau Gus Fatih pun mengabulkan keinginan Syakila yang menginginkan seblak ala Mbok Darsih.

"Kamu jangan ikut, ya. Biar Mas aja!" Dengan mengusap air mata serta ingusnya, Syakila mengangguk lucu. Dan itu membuat Gus Fatih menggelengkan kepalanya juga tersenyum manis.

Lima belas kemudian ...

Gus Fatih pun membawa seblak pesanan Syakila. Butuh effort yang banyak untuk Gus Fatih membawa seblak Mbok Darsih.

Mana ada penjual yang menjual dagangannya pukul 01.00 dini hari? Gus Fatih pun harus memaksa Mbok Darsih dan membangunkan beliau untuk mendapatkan seblak pesanan istrinya itu.

Gus Fatih pun membuka pintu rumahnya. Terlihat istri mungilnya itu tengah menunggu di depan televisi ruang tamu.

Dengan mata yang sudah mengantuk juga sangat sayu, istrinya itu terus mempertahankan posisinya untuk menunggu seblak pesanannya. Gus Fatih pun tersenyum manis seraya menghampiri Syakila yang sudah mengantuk berat.

"Sayang!" Mendengar suara suaminya, Syakila langsung melebarkan matanya dan terlihat antusias. Antensinya langsung menuju seblak yang dibawa Gus Fatih untuk dirinya.

Tanpa mengucapkan apa pun Syakila langsung meraih seblak dari tangan Gus Fatih. Ia pun langsung mencoba seblak ala Mbok Darsih. "Kok, nggak pedas?!" ucap Syakila sedikit mengerucutkan bibirnya. Ia pun terus memakan suapan demi suapan.

HATI YANG TERLUKAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu