25

4.6K 329 279
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_________________

"Mahkota seseorang adalah akalnya. Derajat seseorang adalah agamanya. Sedangkan kehormatan seseorang adalah budi pekertinya."

_Umar bin Khattab_

_Hati Yang Terluka_
___________


"Uma! Akhirnya Uma datang!" serunya antusias sembari memeluk tubuh perempuan muda itu.

Deg!

Jantunganya mendadak berpacu lebih cepat dan tidak karuan. Uma? Siapa anak kecil yang tengah memeluknya ini?

Mengapa hatinya begitu damai dan tenang ketika sosok kecil yang mirip sekali dengannya dan suaminya tengah memeluk tubuhnya sangat erat seolah enggan kehilangan?

🥀🥀🥀

Setelah menunggu Syakila, Bunda Faridda pun memutuskan untuk keluar dari ruangan ICU. Bunda Faridda pun mendongak dan begitu terkejutnya ia, ketika melihat sosok laki-laki yang membuatnya sangat kecewa sekaligus menahan amarah tengah tertunduk dalam seolah sangat rapuh sekali.

Melihat kedatangan Bunda Faridda membuat Gus Fatih mendongak dan menatap nanar kepada Bunda Faridda yang tengah menahan emosi.

Seketika emosi Bunda Faridda mencuat naik sampai ke ubun-ubun.  Tanpa sepatah kata pun Bunda Faridda langsung menarik tangan Gus Fatih kemudian keluar dari lorong rumah sakit menuju taman luas yang telah disediakan Rumah Sakit Al-Ikhlas.

Bunda Faridda pun mencoba menahan amarahnya yang memuncak dengan sangat tiba-tiba.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya Bunda Faridda dan menekan setiap katanya.

"Fatih ingin bertemu istri Fatih, Bun. Fatih akan masuk!" balas Gus Fatih sembari berbalik ingin masuk ke dalam ruang ICU.

Sebelum Gus Fatih akan melangkah, Bunda Faridda langsung mencegahnya dengan mencekal lengan Gus Fatih kemudian mencerca Gus Fatih habis-habisan.

"Tidak cukup kah, kamu menyakiti hati putri Bunda, Fatih?!" Melihat sorot mata Bunda Faridda yang menahan amarah membuat Gus Fatih mengurungkan niatnya.

"Dia masih istri Fatih, Bun. Izinkan Fatih menemui Syakila!" Melihat Gus Fatih yang terus bertekad dan keukeuh ingin menemui Syakila membuat emosi Bunda Faridda akhirnya meledak.

"Cukup Fatih! Bunda tidak akan mengizinkan kamu menemui  Syakila! Apalagi kamu telah membunuh anakmu sendiri!!" bentak Bunda Faridda kemudian pergi meninggalkan Gus Fatih sendiri.

Melihat punggung Ibu Mertuanya yang pergi meninggalkannya. Membuat kristal bening yang sedari tadi menumpuk di kedua kelopak matanya pun terpaksa harus kembali ia luncurkan dengan bebas. Lagi-lagi ia menangis!

"Anak? Janin? Sy-Syakila keguguran?" pikir Gus Fatih berkecamuk hebat sekaligus semakin membenci dirinya sendiri.

Apa yang harus ia lakukan?

HATI YANG TERLUKANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ