32

3.2K 246 40
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_________________

القَلْبُ يَمْرَضُ إِنْ تُجَاهِلُهُ مَنْ يُحِبّ

"Hati menjadi sakit jika engkau diabaikan orang tercinta."

_Hati Yang terluka_
______




"Biarkanlah aku menjalani ini semua Dok ... Ini adalah takdir terbaikku menurut-Nya. Walaupun aku harus mengorbankan nyawaku, aku sangatlah ikhlas menerimanya. Dan__ aku harap Dokter Gina merahasiakan ini semua dari siapapun. Termasuk Bundanya aku!"

Mendengar jawaban dari Pasiennya itu membuat Dokter Gina sedikit terharu dan juga khawatir. Ia sungguh iba terhadap Syakila yang harus melewati banyak sekali rintangan hidup. Mau tidak mau akhirnya Dokter Gina pun mengangguk tanda menyetujui.

"Terimakasih, Dok!"

"Sama-sama."

Setelah menjawab atas ungkapan terimakasih dari Syakila. Dokter Gina pun kemudian pergi meninggalkan Syakila karena masih harus menangani seorang Pasien. Ia pun berpamitan kepada Syakila dan dibalas oleh Syakila oleh sebuah anggukan pelan.

Selang beberapa menit setelah kepergian Dokter Gina. Dari balik pintu muncullah seorang wanita paru baya yang tidak lain adalah Bunda Faridda.

Melihat putrinya yang telah sadar, Bunda Faridda pun tersenyum simpul kemudian menghampiri Syakila yang menatap kosong ke arahnya.

"Kamu baik-baik saja, 'kan, Sayang?" Syakila pun mengangguk sembari sedikit meremas surat diagnosa yang diberikan oleh Dokter Gina. Ia pun menyembunyikan surat diagnosanya di bawah selimut yang tengah ia gunakan.

"B-Bunda ..." Mendengar putrinya memanggil dengan nada lirih, lantas Bunda Faridda pun langsung menoleh sembari mengusap kepala Syakila.

"B-Boleh 'kah, Sya-Syakila menemui suami Syakila?" Selama tiga detik setelah pertanyaan dilontarkan, Bunda Faridda sempat terdiam dan menatap gamang ke arah putrinya.

Waktu ia keluar meninggalkan Syakila sebentar. Bunda Faridda tidak sengaja mendengar obrolan antara Dokter laki-laki yang menangani menantunya. Ia pun sempat shock setelah kenyataan pahit menerpa Indra pendengarnya. Kini, rasanya untuk menelan salivanya saja terasa sangat sulit sekali.

Mau tidak mau Bunda Faridda pun mengangguk dan tidak mengucapkan apa pun. Melihat Bundanya yang mengangguk membuat sorot mata Syakila sedikit terharu. Setidaknya ia ingin menemani suaminya yang tengah mengalami amnesia.

Syakila harap suaminya itu tidak akan pernah melupakan dirinya sedetik pun. Walaupun Gus Fatih yang sering menyakiti hatinya dengan terlalu dalam. Syakila akan tetap menemani suaminya sampai kapan pun.

Apa pun yang terjadi, Syakila hanya ingin menemani suaminya itu sampai ajal menjemputnya.

Melihat netra putrinya yang mengembun tanda terharu. Membuat raut Bunda Faridda sedikit gelisah. Putrinya yang satu ini sering merasa baik-baik saja. Nyatanya ia sangat terluka melebihi apa pun.

HATI YANG TERLUKAWhere stories live. Discover now