17

3.9K 193 6
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



______________________________

"LO YANG PEZINA! BUKAN GUE, APALAGI SAHABAT GUE!"

_Elfisya Sara_

_Hati Yang Terluka_
______________


Deg!

Ulu hati Gus Fatih bagai dihimpit batu besar. Sesak yang ia rasakan!

Keduanya bukan suatu pilihan. Walaupun memilih salah satu dari dua pilihan yang diberikan Uminya. Keduanya tetap akan memberikan rasa sakit yang amat dalam untuk kehidupan istrinya.

"Umi!" sela Kyai Zafir ketika mendengar permintaan istrinya.

"Abah diam saja. Jangan ikut campur!" Mendengar nada membentak keluar dari bibir istrinya membuat Kyai Zafir sedikit kaget. Apalagi dirinya yang mempunyai riwayat penyakit jantung.

Gus Fatih pun menghela napas gusar dan beranjak meninggalkan Umi dan Abinya di ruang  keluarga.

"Fatih! Umi belum selesai berbicara!" teriak Umi Haida menggelegar.

🥀🥀🥀

Setelah mengcheck dengan alat tes kehamilan. Kini, Syakila tengah belajar bersama Ustadzah Fahimah. Dari awal Ustadzah Fahimah mengajar, Syakila begitu tidak konsen dengan pelajaran yang tengah ia pelajari.

Melihat Syakila yang terbengong dan melamun tidak memperhatikan apa yang diajarkan oleh dirinya. Lantas, Ustadzah Fahimah pun membentak Syakila. Sontak saja seluruh perhatian Syakila menuju pada wanita berumur kepala tiga itu.

"SYAKILA! SAYA PERHATIKAN KAMU MALAH MELAMUN DI JAM PELAJARAN SAYA! KE DEPAN KAMU!"

Mendengar nada bentakan yang sangat keras itu, sontak saja seluruh santriwati yang ada di kelas Syakila menundukkan pandangannya. Takut akan murka dari Ustadzah galak Darussalam.

"Kila ... " lirih Kinara dan Elfisya yang ada di belakang bangku Syakila.

Mendapat pelototan yang sangat tajam mengarah kepadanya. Syakila pun bergegas berjalan dengan gontai menuju ke depan.

"Lari sepuluh putaran! Dan tulis surat Al-baqarah beserta dengan artinya. Besok berikan ke saya!" bentak Ustadzah Fahimah enggan dibantah.

Mendengar hukuman yang diberikan kepada sahabatnya, membuat Elfisya ingin protes.

Namun, hal itu urung karena tangan Kinara yang menggagalkan pergerakan dirinya.

"Diam El!" peringat Kinara yang mendapat respon berupa delikan dan napas panjang dari Elfisya.

Tanpa mendengar apapun lagi, kaki Syakila melangkah menuju halaman Pesantren yang sangat luas. Kakinya pun mulai berlari dengan sangat pelan.

Melihat gerakan Syakila yang sangat pelan, membuat Ustadzah Fahimah murka kembali dan mencerca Syakila habis-habisan.

"YANG CEPAT! JANGAN LELET!" Mendengar bentakan itu kembali memasuki gendang telinganya. Syakila pun mempercepat gerakan kakinya untuk lebih cepat berlari.

HATI YANG TERLUKAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum