31

2.8K 217 15
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_____________________________

"La tahzan, Sayang ... Innallaha ma'ana ..."

_Faridda Fakhriyah_

_Hati yang terluka_

_____


"KYAI ZAFIR SUDAH MENINGGAL SYAKILA!!! STOP, BERBICARA YANG MUSTAHIL!!

Deg!

"Bunda bohongin S-Syakila? Bunda bohong, 'kan Bun? Abi masih ada, 'kan?" ucap Syakila sembari terkekeh miris dengan fakta yang barusan diungkapkan Bundanya.

Bunda Faridda menggeleng. "Kyai Zafir sudah meninggal, Nak ..." lirih Bunda Faridda dalam dekapan hangat  putrinya.

Syakila menggeleng tegas. Ia membantah atas apa yang diungkapkan Bunda Faridda barusan.

"BUNDA BOHONG!! ABI PASTI MASIH ADA BUNDA!!" jerit Syakila berusaha melepaskan pelukan antara ia dan juga Bundanya.

"Syakila ... Jangan seperti ini ... Istighfar Sayang ..." Dengan isak tangisnya Bunda Faridda mencoba membujuk Syakila agar berhenti menjerit dan juga berontak.

Syakila terus menggeleng. Dengan lelehan air matanya yang sudah banyak ia malah semakin menjadi di  dalam dekapan Bunda Faridda.

"NGGAK!! MEREKA BERDUA PASTI NGGAK NINGGALIN SYAKILA!! SYAKILA DI SINI SENDIRIAN, BUNDA!! HIKSH ..." Syakila  menjerit juga meracau dengan keadaan yang baru saja menimpanya.

"Istighfar, Nak ..." Bunda Faridda terus menenangkan Syakila yang terlihat sangat terpukul dengan ini semua.

Tiba-tiba saja Syakila menjerit kembali sembari mencengkram kepalanya yang terbalut sebuah kerudung.

"PUTRIKU! SYIFAAAA!"

"KEMBALIKKAN PUTRIKU! KEMBALIKKAN!"

"JANGAN MERENGGUT KEBAHAGIAN KILA! JANGAN MERENGGUT SEMUANYA! HIKSH ... HIKSH ..." Syakila terus meraung memohon kepada semua orang termasuk kepada  Tuhannya.

"La tahzan, Sayang ... Innallaha ma'ana ..." tutur Bunda Faridda setelah tangisan dan jeritan  Syakila mereda. Bunda Faridda pun kembali memeluk putrinya yang terlihat lemah.

"Bunda ... Kila lebih dari hancur, Bun!" lirihnya sebelum ketidaksadaran merenggutnya.

Merasa pelukan yang mengendur secara perlahan pada pinggangnya. Bunda Faridda langsung dilanda kecemasan luar biasa. Ia pun mencoba untuk berpikiran positif.

"Kil? Kila ... Bangun! Jangan buat Bunda khawatir!"

Bunda Faridda terus memanggil Syakila yang kehilangan kesadaran karena habis menangis yang tiada kentara lamanya.

"Dokter!! Dokter!!" Bunda Faridda langsung menjerit sembari mencari Dokter Gina di ruang pasien lain.

Syukurnya, belum sempat ia melangkah jauh. Dokter Gina sudah siap siaga dan langsung memasuki ruangan Syakila. Ia pun menghembuskan napasnya dengan panjang.

"Syakila hanya pingsan saja, Bunda." Mendengar penuturan dari Dokter Gina membuat hati Bunda Faridda terasa legowo.

"Baik Dok. Terimakasih!" Dokter Gina pun mengangguk kemudian berlalu.

HATI YANG TERLUKAWhere stories live. Discover now