Day 6

4 0 0
                                    

Day 6 
Kata kunci: bulir

 
Siapa, ya?

Bunda bilang, tidak boleh membukakan pintu untuk orang asing.

“Assalamualaikum, Riri!” Terdengar suara yang Riri kenal dari balik pintu. “Tante Endah bawain soto, nih!”

Riri langsung melompat berdiri dan berlari penuh semangat ke pintu depan. Benar saja, begitu pintu ia buka, wajah Tante Endah yang bulat dan tersenyum ramah terpampang. Harum soto tercium dari totebag cokelat yang bergelayut di tangan Tante Endah. Riri menebak, ada beberapa bungkus soto ayam di dalamnya. Satu bungkus untuknya, dan sisanya untuk keluarga Tante Endah.

“Tantee!” Gadis kecil itu menghambur dengan kedua lengan terentang, lantas memeluk tubuh gemuk teman kantor ibunya.

Tante Endah balas memeluk seraya menepuk-nepuk punggung Riri. Ekspresi wajahnya agak prihatin. Ada setitik rasa iba melihat anak sekecil Riri harus sendirian dalam rumah yang sepi. Pernah suatu ketika, kebetulan mati listrik, ia datang dan mendapati Riri dengan BULIR-bulir air mata ketakutan di wajah mungilnya.

Tante Endah teringat anak-anaknya sendiri. Ia ingin segera pulang, meski agak tak sampai hati meninggalkan Riri yang sedang memeluknya erat.

 
Bersambung

*Membuntuti salah satu tokoh novelku

Riri - Tantangan Februari ForsenWhere stories live. Discover now