Day 23
Kata kunci: suci
“Hmm, nama yang unik. Panggilannya siapa?” tanya si lelaki asing.Riri mengerjap, menatap laki-laki itu lama. Panggilannya ‘Riri'. Bunda yang memilih nama panggilan tersebut. Namun, ia ingin ganti nama panggilan.
Riri menelengkan kepala ke kanan. Tangannya iseng menarik-narik ujung jilbab. “Eng ... Bidadari.”
Alis tebal lelaki itu terangkat. “Panjang amat panggilannya.”
Riri cengar-cengir.
“Memangnya nggak ada panggilan yang lebih pendek, Dik?”
“Eng ....” Riri manyun. “Ada sih, Om. Tapi ... sebenarnya aku lebih suka dipanggil Bidadari.” Bidadari, kan, peri SUCI yang cantik dan baik hati. Dalam bayangan Riri, bidadari punya sayap indah dan bisa terbang. Hebat, bukan?
Lelaki itu manggut-manggut, lantas membungkuk, menyejajarkan mata dengan wajah mungil Riri. “Oke, kalau begitu. Nah, Bidadari, apa yang kau lakukan di kantor Jinowan Architect?”
“Aku mau ketemu Bunda. Bundaku kerja di Jinowan.”
Laki-laki itu membuka mulut seperti hendak bicara ketika suara seorang wanita terdengar.
“Riri!”
Bersambung
*Membuntuti salah satu tokoh novelku.
YOU ARE READING
Riri - Tantangan Februari Forsen
RandomIni bukan novel. Hanya membuntuti salah satu tokoh novelku. 😊