Day 26

2 0 0
                                    

Day 26
Kata kunci: pancar

“Eh, enggak, Mbak.” Bunda memandang ke arah pintu dengan kegelisahan yang terPANCAR jelas di wajah.

Tante Endah mengangsurkan kantong plastik di tangannya ke hadapan Bunda. “Nih, aku beliin soto. Melihat kamu kerja sampai lupa makan gitu, nggak tega aku. Kalau sampai sakit, siapa yang bakal ngurusin Riri?”

Bunda meraih tas dan mengambil dompet.

“Eh, nggak usah,” tolak Tante Endah. “Kan bukan kamu nitip, aku sendiri yang beliin.”

Namun, Bunda memaksa. “Mbak Endah perhatian sama aku aja, aku udah makasih banget. Jangan ditambah dengan jajanin, ah.”

“Yo wes, yo wes.” Tante Endah mengalah. Diterimanya uang Bunda.

“Eh, apa itu? Mbak Endah juga beliin es krim dan cokelat buat Riri?” Bunda menunjuk kantong plastik kecil yang dibawa Riri. Dibukanya dompet kembali, tetapi Tante Endah menahan tangannya.

“Bukan aku. Jajanan Riri itu dari Pak Bramantyo.”

Dompet Bunda terjatuh ke lantai. Pemiliknya tak menyadari. Sepasang matanya membelalak. Bibirnya terbuka. Wajahnya memucat. “Si-siapa? Siapa yang membelikan Riri es krim dan cokelat?”

Bersambung.

*Membuntuti salah satu tokoh novelku.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Riri - Tantangan Februari ForsenWhere stories live. Discover now