Day 20

3 0 0
                                    

Day 20
Kata kunci: dapur

“Hmm, sekarang, ceceran es krim di lantai harus dibereskan dulu.” Lelaki itu memandang lantai yang kini kotor.

“Biar saya panggilkan OB, Pak.” Salah satu laki-laki yang ikut berkerumun berkata. “Sebentar, tanya orang sini dulu, di mana letak pantri?”

Pantri? Tempat yang seperti DAPUR kantor itu, kan? Riri tahu. Ia sudah sering datang ke kantor Bunda. Ia hafal tiap sudutnya.

“Pantri lurus ke sana.” Riri menunjuk arah yang ia maksud. “Lalu, belok ke kanan.”

“Tolong urus ceceran es krim ini, ya. Lalu, kalian kembali ke kantor duluan saja. Nanti saya menyusul.” Lelaki yang bertabrakan dengan Riri berkata kepada teman-temannya.

“Baik, Pak.” Enam orang dewasa di sekitar Riri menjawab.

Lelaki itu ganti menoleh ke arah Riri. “Yuk, Dik, ke minimarket. Om ganti es krimmu.”

Riri mengikuti langkah lebar orang itu. Oh, kecepatan jalan lelaki itu terlalu cepat untuk kaki-kaki kecil Riri. Ia jadi berjalan sambil melompat-lompat, berusaha mengimbangi. Untunglah, lelaki asing itu menyadari dan memperlambat langkahnya.

Bersambung.

*Membuntuti salah satu tokoh novelku.

Riri - Tantangan Februari ForsenOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz