Chapter 7 : Red - Alexandra

57 8 2
                                    

Aku dan Bella berjalan bersama meninggalkan hutan kembali menuju kuburan dengan patung-patung manusia, tempat yang pertamakali kudatangi bersama Bella untuk mencari Kaisar Hongzhi, sementara Pangeran Han kembali ke kerajaan secara diam-diam, kami semua sedang mencari kelima malaikat penyelamat yang lain yang menurut Pangeran Han, mereka semua sudah terbebas dari penjara, hanya perlu menemukan mereka semua, dan seluruh keturunan Kaisar Hongzhi yang terjebak di dunia akan menyebrangi jembatan kehidupan menuju Akhirat dengan tenang dan damai tanpa harus tersiksa karena terperangkap di dunia.

"Kita harus waspada, jangan sampai para prajurit itu menangkap kita untuk kedua kalinya." bisikku kepada Bella lalu memasuki kuil kuno di sekitar perkuburan ini.

"Baiklah, Rebecca. Aku mengerti." balasnya berbisik juga lalu mengikutiku dari belakang.

Tiba-tiba terdengar gemuruh bunyi langkah kaki yang banyak sekali.

"Kau dengar itu?" tanyaku kepada Bella.

Aku menoleh ke belakang, ternyata pasukan prajurit penjaga makam. Mereka hampir saja menemukan kami kalau saja aku dan Bella tidak segera bersembunyi di belakang kuil.

"Apa mereka melihat kita?" tanya Bella dengan nada pelan sambil masih tetap bersembunyi di belakangku.

"Kuharap tidak, atau kita akan berakhir di dalam penjara... lagi." jawabku berusaha tenang.

"Rebecca, kau membuatku takut." kurasakan Bella sedang ketakutan.

"Tenanglah, semua kan baik baik saja." kataku mencoba menenangkan Bella.

"Hei, sedang apa kalian disini?" tiba-tiba seseorang mengagetkan kami berdua. Oh astaga, ternyata Pangeran Han.

"Kau ingin membuat jantung kami copot, ya?" Bella langsung mengomel setelah ia tahu bahwa itu adalah pangeran.

"Kalian bahkan tidak memiliki jantung, kalian kan sudah mati." kata Pangeran Han mencoba membela diri.

"Terserah padamu saja." balas Bella.

"Kami kira kau prajurit penjaga makam yang tadi berada di sekitar kuil, makanya kami sedikit terkejut." jelasku moga-moga Pangeran Han mengerti mengapa Bella langsung memakinya.

"Maafkan aku." kata Pangeran Han meminta maaf.

"Tidak apa. Kau darimana? Kenapa bisa muncul secara tiba-tiba seperti ini?" tanyaku kepada Pangeran Han karena setahuku sedaritadi hanya ada aku dan Bella disini, dan juga baru saja, sekelompok prajurit yang ada diluar kuil ini.

"Aku mengelilingi pemakaman ini untuk mencari teman-teman kalian. Mungkin saja berada disekitar sini."

"Prajurit-prajurit itu tidak melihatmu?" tanya Bella.

"Tentu saja mereka melihatku, tapi mereka melindungiku setelah kuberitahu alasan dari semua yang kulakukan ini, termasuk membebaskan kalian semua." jelas Pangeran Han.

Tiba-tiba terdengar sesuatu, kami bertiga saling menatap.

"Tidak ada siapapun, suara itu tidak berasal dari luar." kata Pangeran Han seperti tahu apa yang ada di benakku.

"Kurasa suara itu berasal dari arah belakang kuil ini." mataku tertuju ke arah belakang kuil ini diikuti oleh Bella dan Pangeran Han.

Aku, Bella dan Pangeran Han pun menuju pintu belakang kuil karena penasaran dengan suara tadi. Tapi kita tidak menemukan apapun.

"Hai!" tiba-tiba seseorang menyapa kami bertiga.

"Siapa kau?" tanya Pangeran Han langsung.

"Aku Alexandra, malaikat penyelamat. Baru melarikan diri dari penjara beberapa saat yang lalu, aku tak tahu bagaimana cara pintu itu terbuka dengan sendirinya, tetapi yang pasti aku sudah berada di dalam sana selama bertahun-tahun." jelasnya, ternyata ia bernama Alexandra.

"Akhirnya kami menemukanmu." kata Bella seketika langsung memeluk Alexandra.

"Apa maksudnya?" tanya Alexandra kepadaku dan Pangeran Han.

"Kami akan ceritakan nanti." jawabku sambil tersenyum.

"Aku Bella, dia Rebecca, dan lelaki berpakaian aneh itu, namanya Han, ia menyebut dirinya pangeran, tapi aku tidak yakin." kata Bella memperkenal kami. Kulihat Pangeran Han memutar bola matanya kesal.

"Apa maksudmu? Aku memang pangeran di kerajaan ini." Pangeran Han mencoba meyakinkan Bella.

"Tapi kelakuanmu tidak mencerminkan kau seorang pangeran, kau gila." balas Bella.

"Apa mereka selalu begitu?" tanya Alexandra padaku.

"Kau tidak perlu mendengarkan mereka." jawabku sambil berjalan menggandeng tangan Alexandra.

"Kita sudah menemukanmu, sekarang kita harus mencari keempat malaikat yang lain." kataku kemudian.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu."

Aku, Bella, dan Pangeran Han kemudian berjalan kembali menuju ke hutan bersama Alexandra sebelum para prajurit kerajaan menemukan kami. Di perjalanan Bella menceritakan semuanya kepada Alexandra. Malaikat penyelemat, penjara, Kaisar Hongzhi dan keturunannya serta para prajurit, bahkan ia juga menceritakan tentang Pangeran Han. Mereka berbincang seperti teman dekat yang baru bertemu lagi setelah bertahun-tahun, padahal mereka baru kenal beberapa menit yang lalu.

"Sebenarnya ia tampan dan baik hati, tapi ia sedikit gila." kata Bella berbisik kepada Alexandra, sementara aku masih tetap berjalan memasuki gua tempat kami beristirahat. Ku lihat Pangeran Han berhenti di pohon besar yang waktu itu.

"Benarkah?" kurasa Alexandra kurang percaya dengan perkataan Bella.

"Pertemuan pertama, ia tersenyum kepada kami. Bayangkan saja, ia tersenyum dengan orang lain yang bahkan tidak ia kenal. Wajar saja aku menganggapnya gila." Bella masih tidak mau kalah.

"Kenapa kau... Aku tidak yakin kau tidak menyukainya, atau mungkin saja kau malah menyukainya." Alexandra seketika membuat Bella kaget dan menatapku.

"Rebecca, yang benar saja? Dia mengatakan aku menyukai pangeran gila itu." tanya Bella padaku, aku terkikik.

"Mungkin yang dikatakan Alexandra benar." kataku sambil menatap Alexandra lalu tertawa.

"Huh, kalian berdua sama saja." Bella memalingkan wajahnya manja.

"Apa dia seperti itu kepada semua orang?" tanya Alexandra

"Terlebih lagi kepada Pangeran Han." aku dan Alexandra kemudian tertawa. "Oh ya, biar kutebak, kau menyukai warna merah kan?" tanyaku kepada Alexandra.

"Tentu saja kau tahu." jawabnya sambil membalikkan badan.

"Pendar merah cantik juga ternyata."

Rebecca: Life After DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang