21

3.8K 280 23
                                    

Masa liburan sudah selesai. Shania dan Beby kembali ke sekolahnya. Hari Senin, di awali dengan upacara bendera seperti biasanya. Sudah hampir 30 menit lebih para siswa berdiri di lapangan mendengarkan amanat dari para guru. Dan tentunya sudah banyak siswa yang berguguran karena cuaca pagi ini sangat panas.

Beby melirik Shania yang berdiri tepat di sampingnya. Keringat membasahi kening Shania. Beby mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya lalu memberikannya pada Shania. Shania melirik Beby lalu mengambil sapu tangan itu sambil menggumam kalimat 'Terima kasih'.Beby mengangguk lalu fokus ke depan kembali.

"Beb, gue pusing." bisik Shania.

Beby menoleh pada Shania yang wajahnya sudah pucat. "Serius?" Shania mengangguk.

Beby langsung merangkul bahu Shania dan hendak membawanya ke ruang UKS. Beby menolak semua permintaan anggota PMR yang katanya akan mengurus Shania. Beby tidak mempedulikannya melainkan membawa Shania ke kantin.

"Kamu belum makan ya, Shan? Kan tadi udah aku bilang. Sarapan dulu. Kan kamu tau gimana kalau awal-awal masuk." gerutu Beby namun tidak di hiraukan sama sekali oleh Shania.

"Berisik ya. Gue lagi pusing. Jangan nambah-nambah." Beby memukul kepala Shania.

"Aku lagi serius Shan. Aku lagi nggak bercanda."

"Kok mukul sih? Udah berani kasar sama gue, hmm?"

"Sebenernya kamu pusing atau nggak sih Shan? Masih aja marah-marah. Heran deh." jawab Beby sambil memutar bola matanya. Beby meninggalkan Shania di bangku kantin. Shania memberengut lalu menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.

10 menit kemudian, Beby kembali dengan satu gelas teh hangat serta kotak bekal yang sudah di buatkan oleh Ve tadi pagi. Beby menepuk bahu Shania.

"Nih, minum dulu. Gak nolak Shania." ucap Beby saat Shania hendak menolak.

Shania mendesah lalu memakan roti isi buatan Ve. Ia melirik Beby yang sedang menulis catatan di buku tulis.

Shania mengernyitkan dahinya. "Tugas apaan?"

"Ini? Tugas Sejarah Shan. Belom sempet aku kerjain gara-gara kebablasan liburan." jawab Beby tanpa menoleh ke arah Shania.

Ya, mereka berdua memang kebablasan liburan. Seharusnya mereka pulang 2 hari sebelum masuk. Ternyata Shania memohon pada Beby untuk memperpanjang liburannya. Beby tidak bisa menolak dan akhirnya mereka baru sampai ke Jakarta tengah malam tadi.

Shania mengambil pulpen serta menutup buku Beby sambil tersenyum. "Nggak usah di kerjain."

"Lah? Nanti di hukum, Shan?"

"It's okay, selama sama lo gak papa kok." jawab Shania lalu kembali melanjutkan makannya.

Beby tersenyum. "Mm, Shan?"

"Ya?"

"Kamu nggak takut dimarahin orang tua kamu tentang hubungan kita? M-maksud aku, mm yaudahlah gak usah dibahas." Beby langsung menundukan kepalanya. Ia paham sekali Shania tidak pernah suka membahas tentang persoalan ini.

"Beb? Selama di sekolah, sikap kita sama-sama kaya nggak kenal aja ya?" ucap Shania. Beby mengangkat kepalanya menatap Shania tidak mengerti. "Gue nggak mau temen-temen pada tau tentang hubungan kita. Gue mau...ya kita kaya dulu. Biasa-biasa aja. Oke?"

Sebenarnya Beby tidak bisa menerima permintaan dari Shania yang satu itu. Tapi...Beby juga tidak bisa menolak permintaan Shania. Beby mengangguk sambil tersenyum tipis. Beby melihat siswa-siswi memasuki kantin. Tanda selesainya upacara.

"Aku...aku pergi dulu ya, Shan. Kalo ada apa-apa, sms aku aja. Daah!" Beby mengusap puncak kepala Shania lalu meninggalkan Shania.

Setelah sepeninggalan Beby, Nabilah,Gaby dan Jeje datang dengan raut wajah khawatir. "Shan, lu nggak apa-apa kan?" tanya Nabilah cemas.

Your Protector [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن