11

1.1K 157 40
                                    

Yay gak telat!!!

Summon matadewa karena saya gak telat ahahaha ...

Anyway chapter ini sebenarnya adalah chapter yang isinya penuh infodump, yah, gimana pun juga info ini gak bisa lagi disimpen-simpen ahahaha. Daripada basa-basi langsung aja.

===

Ho'okano menatap Darien dengan sabar. Menunggu pria itu memulai ceritanya. Ia tak benar-benar perlu tahu masa lalu Darien sebenarnya, tapi informasi adalah penyambung hidupnya. Ia tak akan duduk di kastil ini, jika ia tidak pandai mencari informasi. Ia membangun kehidupannya dengan mencari informasi, dan kisah Darien, sekalipun mungkin bukan sesuatu yang sebenarnya benar-benar dibutuhkannya, adalah hal yang mungkin akan membantunya untuk mengambil langkah lebih lanjut terhadap tabib itu.

Hubungan mereka mungkin baik saat ini, tapi Ho'okano bukanlah seseorang yang rela mengambil risiko tanpa menyimpan sesuatu untuk menjadi jaring penyelamat saat ia jatuh. Darien Otoniel Plouton adalah tabib yang penuh misteri, dan misteri tak pernah sepenuhnya dapat memberi ketenangan untuk Ho'okano.

"Satu tahun setelah Sabine meninggal," Darien menarik napas panjang dan memulai ceritanya, "Aku menerima surat serupa dengan surat yang ada di tanganku saat ini, surat dari bupati Roselan, Kepala keluarga Caelan, Egbert Godwin Caelan, paman dari Sabine, dan juga satu-satunya pria yang dapat kusebut sebagai mertuaku."

Ho'okano menatap lambang yang terukir di atas segel lilin yang tadi dipatahkan Darien. Ukiran grifon, mahluk separuh elang separuh singa, mencengkram pedang. Lambang keluarga bangsawan Caelan. Setelah kakak laki-lakinya gugur dalam perang, Egbert mewarisi gelar kepala keluarga dari kakaknya, ayah Sabine. Kejadian itu kemudian menjadikannya wali tunggal gadis itu sampai Darien menikahinya. Semua ini ia ketahui dari catatan publik di perpustakaan Roselan. Bukan hal yang benar-benar baru untuk Ho'okano.

"Egbert tak punya anak perempuan kandung, dan Sabine adalah satu-satunya putri yang ia miliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Egbert tak punya anak perempuan kandung, dan Sabine adalah satu-satunya putri yang ia miliki." Darien tampak tersenyum. Ho'okano dapat melihat kesedihan terlukis di wajahnya.

"Ia memberimu banyak masalah saat kau melamar Sabine, ya?" tukas pria itu setengah menebak, tapi tawa kecil yang terlepas dari bibir Darien seolah memberi pembenaran atas tebakannya. Ho'okano, sekalipun begitu, tak dapat mengatakan kalau ia dapat memahami apa yang dialami Darien.

Ayah mertuanya secara suka rela memberikan putrinya untuk ia nikahi. Pria itu bahkan menawarkan beberapa gundik untuknya. Semua agar ia bersedia menjadi pewaris usaha dagang Garvi. Ia tentu saja menolak tawaran gundik dari pria itu. Ia hanya sanggup berurusan dengan satu wanita.

Sampai hari ini, ia bahkan berharap ia tidak berurusan dengan wanita manapun. Jika ia memikirkannya lagi, mungkin lebih baik ia membangun usaha dagangnya sendiri, ketimbang menjadi pewaris perusahaan Garvi, tapi pemikiran itu sudah terlambat. Ia terlanjur menerima tawaran ayah mertuanya, menjadi penerus Garvi, dan menjadi suami dari wanita yang sebisa mungkin ingin dihindarinya. Ia harus mengakui kalau terkadang ia iri dengan status Darien yang merupakan seorang duda, sekalipun itu sama sekali tak berarti kalau ia ingin membunuh istrinya.

The Healer [Canceled Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang