Bagian Sepuluh

211 11 0
                                    

"Ivanna..." panggil Inka saat melihat Ivanna yang berjalan dikoridor sekolah.

Ivanna menoleh, "Kenapa?"

"Ada yang mau gue omongin sama lo."

"Apa?"

"Gue rasa gue tau siapa yang kasih surat ke gue selama ini," ucap Inka.

Ivanna membulatkan kedua matanya, "Siapa?" tanya antusias.

"Darwin."

"Hah?!"

                            ***

"Masih aja duduk disini," ucap seseorang yang membuat Inka menoleh.

"Marchell..."

Marchell tersenyum, ia duduk disamping Inka tanpa meminta izin terlebih dulu kepada gadis itu. Inka kikuk, ia membenarkan letak kacamatanya dan menutup buku tebal yang ia baca sedari tadi. Inka juga sedikit menjauhkan jarak diantara mereka.

Marchell yang merasakan itu, menoleh dan menatap aneh kearah Inka, "Ko ngejauh gitu sih?"

"Hm..." Inka tidak menjawab, ia terlihat begitu takut sekarang.

"Lo kenapa?" tanya Marchell yang justru mendekatkan jarak antara mereka. Membuat bulu kuduk Inka tiba-tiba meremang.

"Hm, nggak enak, March..." jawabnya seraya menunduk.

"Maksudnya?"

"Hm... Kita di liatin sama Ratu..." jawab Inka yang tetap menunduk.

Marchell mengenyitkan kening, ia menatap kearah depan dan benar saja. Ia melihat Ratu yang berada dilapangan tak jauh dari bangku taman yang mereka duduki. Ratu tersenyum manis kearah Marchell seraya melambaikan tangannya. Namun cowok bermata hazel itu hanya memasang wajah malas dan mengabaikan senyuman Ratu.

Membuat gadis itu kesal dari kejauhan. Ia menghentakan kakinya seraya memberi sumpah serapah kepada Inka.

"Kenapa sih?" tanya Maudy.

"Tuh liat," ucap Ratu seraya menunjuk kearah Inka dengan dagunya.

Maudy mengikuti arah yang ditunjuk Ratu, dan dia membulatkan kedua matanya, "Wah, anjirr itu! Berani banget duduk berduaan!"

Ratu bersekedap, "Liat aja nanti pulang sekolah! Abis tuh anak!"

Ratu dan Maudy pun langsung berlalu. Sementara Inka masih saja tetap menunduk dan tidak mau melihat keadaan. Ia kembali membuka buku tebalnya lagi, membuat Marchell garuk-garuk kepala.

"Baca apa sih?" tanya Marchell yang mendekat kearah Inka. Membuat gadis itu sontak terkejut dan mendungakan kepalanya.

"Jangan deket-deket gitu ah, March. Nanti kalau anak lain liat bisa salah paham."

"Salah paham gimana?" tanyanya dengan nada menggoda.

"Hah? E... Ya salah paham." jawab Inka salah tingkah.

Marchell tertawa kecil dan berkata dengan nada menggoda, "Maksudnya dikiranya kita pacaran gitu ya?"

Inka menoleh dengan tatapan terkejut, dan Marchell hanya senyum-senyum tidak jelas. Duh, Marchell lagi kenapa ya?

"Pa-Pacaran? Apaan sih, March..." ucap Inka kikuk. Ia semakin salah tingkah rasanya. Inka ingin sekali berlari menjauh, kalau perlu memanjat pohon dan tidak akan turun lagi. Ia merasa kalau kedua pipinya kini sudah merona akibat ucapan Marchell.

Marchell kembali tertawa, membuat Inka menatap bahagia kearah Marchell.

"Lo lucu ya," ucapnya kemudian.

Nerdy, I Wuf YouWhere stories live. Discover now