10.15 Zayn Malik

361 83 1
                                    

Zayn membawa kakinya lebih dekat lagi dengan dada, menelusupkan wajahnya lebih dalam ke lipatan tangannya. Suara sirine  di sekitarnya teredam. Ia mengatur napasnya yang tak beraturan. Rasa nyeri di keningnya terasa menyiksanya; penglihatannya menjadi buram dan darah mengalir dari luka akibat barang dari gedung kembar yang runtuh.

Dia berhasil menyelamatkan diri meskipun beberapa kali ia terkena material yang jatuh. Namun bukan rasa syukur yang diucapkannya, sumpah serapah keluar tanpa bisa ia tahan. Dia merasa egois, meninggalkan Chealsea yang kemungkinan besar masih di dalam gedung.

Dia mengangkat kepalanya dan menyenderkan di dinding sebuah gedung. Cincin pertunangan masih memeluk jari manisnya di antara jemari lainnya yang berdebu. Lehernya terasa sakit, mencoba menahan air mata yang terus jatuh.

Pandangannya lurus pada cincin itu. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa yang bisa dilakukannya tanpa Chealsea?

Wanita yang selama ini memiliki peran besar dalam hidupnya. Wanita yang memegang kata kebahagian bagi dirinya.

Zayn kembali terisak dan terus menyumpahi dirinya sendiri. Bayangan dirinya dan Chealsea berdiri di atas altar, saling berhadapan dan menggenggam tangan satu sama lain hancur begitu saja.

Tuhan, untuk apa kau merencanakan semua ini?

Dengan sedikit harapan, Zayn mengeluarkan ponsel dari kantongnya, mencari kontak Chealsea di ponselnya. Sesaat ia terdiam memandangi nama Chealsea di layar ponselnya sebelum akhirnya ia menghubungi nomor itu, bunyi sambungan terdengar, Zayn menghitungnya.

Satu...

Dua...

Tiga...

Empat...

"Halo?"

Zayn menahan napas. Seseorang mengangkatnya!

"Chealsea?" panggil dia lirih.

"Maaf, Chealsea sedang dalam perawatan. Ponselnya saya yang pegang."

Zayn baru menyadari itu bukanlah suara Chealsea. Namun ia merasakan jantungnya berdegub cepat mendengar berita itu. "M-maksud anda? Di mana Chealsea?"

"Ya, Chealsea baru saja masuk ruang operasi. Dia ada di rumah sakit-"

Telepon genggamnya berhenti mengeluarkan suara. Dengan tangan bergetar Zayn menjauhkan ponsel dari telinga dan memeriksa apa yang salah. Baterai ponselnya habis. Dia memasukkan ponselnya ke dalam kantong dan segera bangkit.

Dia harus mencari Chealsea.

September Eleven | 1d ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora