End : Niall Horan

348 69 0
                                    

Manhattan, New York, United States
28 September 2001

**

Niall Horan.

Setelan jas hitam membalut tubuh Niall. Ujung sepatu hitam, yang telah dipolesnya hingga mengkilap, terkena oleh lumpur cokelat. Dia berusaha berdiri tegap tiap kali hembusan angin menerpanya dari sisi kiri. Tak menyangka jika kakinya sangat lemas hingga ia berpikiran dirinya akan terbawa angin.

Genggaman di tangan kanannya mengerat saat Rachel, wanita dengan perban yang terlilit di kepala, menghentikan pidato karena tangisannya bertambah parah. Dua orang di sisinya berhasil menahan tubuh Rachel agar tidak ambruk.

Niall beralih ke foto berfigura di samping wanita itu. Sarah tampak sangat cantik. Senyumannya yang lebar dan hangat membuat siapapun senang melihatnya. Sulit untuk menerima kenyataan bahwa kini Sarah sudah terbujur kaku di dalam peti mati.

Ditemukannya mayat Sarah di dalam lift membawa kesedihan bagi siapapun yang mengenalnya. Penyesalan terus menyergap Niall, mengirimkan beragam mimpi buruk.

Niall menyalahkan dirinya sendiri karena lambat.

Niall menyalahkan dirinya sendiri karena egois.

Niall menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Sarah.

Melihat tunangan Sarah menitikkan air mata saat Niall menyerahkan cincin pertunangan mereka, Niall kembali ditenggelamkan dalam rasa bersalah. Bukan hanya karena gagal menyelamatkan gadis itu tapi karena menyadari jika perasaannya selama ini kepada Sarah terkesan tak masuk akal.

Bagaimana dulu dia begitu sebal melihat Rich, tunanan Sarah, menjemput Sarah dan mengecup bibirnya.

Rasa sakit akan kehilangan Sarah dalam hidupnya tak sebanding dengan apa yang dirasakan Rich yang sudah bertunangan dua tahun lamanya.

"Semuanya akan baik-baik saja."

Bisikkan itu membuat Niall melirik ke sebelahnya. Wanita bersurai hitam sebahu menyatukan kedua tangan mereka. Hangat menjalar lewat sentuhan tangan wanita itu.

Kiara Brennett.

Hanya dia yang membantu Niall bangkit dari keterpurukan. Menyadarkan Niall jika dia tidak sendirian. Pertemuan singkat di ambulan merubah segalanya.

Kiara menjalani hal tak kalah beratnya dengan jutaan warga Amerika lainnya. Dia kehilangan ayahnya dalam insiden mengenaskan itu. Tapi sebuah senyuman selalu terpatri di bibir wanita itu. Dia selalu berusaha terlihat kuat di hadapan orang-orang.

Dialah yang kini menjadi sumber kekuatan bagi Niall.

September Eleven | 1d ✔️Where stories live. Discover now