2. Hari Pertama

4.6K 363 9
                                    

Semalam setelah sampai di kediaman bibinya, Reyna langsung disambut bahagia. Bibinya sangat khawatir karena Reyna sedikit terlambat.

Dan, hari ini menjadi hari pertama bagi Reyna di Korea Selatan, lebih tepatnya di Seoul. Karena ini hari pertama, maka rencananya Reyna akan sedikit berkeliling di kota ini agar tahu dan terbiasa.

Saat ini keluarga Hinata sedang persiapan untuk sarapan. Reyna membantu bibinya memasak yang meski sebisanya. Bukan Reyna tak bisa memasak, toh, dia belum tahu resep masakan Korea jadilah Reyna hanya bisa membantu apa yang bisa ia lakukan.

"Yuki, kamu bisa jalan-jalan sebentar supaya tahu daerah sini. Nanti ada Shi Young adik Paman kamu." Reyna mengangguk sambil tersenyum. "Hei, kamu kenapa jadi seperti ini eoh. Ayolah jangan malu-malu, biasanya kamu tidak seperti ini."

"Aish Bibi, ini beda dengan di Jepang atau di Indonesia, aku belum tahu kebiasaan orang sini," bisik Reyna kepada bibinya. Yah meskipun Reyna sering ke Jepang, tetapi soal Korea Selatan ia belum mengetahui sepenuhnya. Yang ia tahu adalah negara ini terkenal akan K-pop yang sering mengadakan konser di Indonesia. Itu pun hanya tahu Super Junior saja-karena bibinya penggemar berat mereka. Bahkan ketika teman-temannya membahas ini ketika di SMA, ia tidak menghiraukan itu semua.

Satu lagi yang Reyna ketahui dari negeri ginseng ini adalah bahasa dan tempat wisatanya. Ayolah untuk bahasa bibinya memang kuliah di Korea Selatan sehingga Reyna selalu diajarkan bahasa Korea, beruntung Reyna hobi mempelajari bahasa asing sehingga ia tidak keberatan. Dan untuk tempat wisata pun mana mungkin Reyna tidak tahu, ia maniak tempat wisata. Meski belum pernah ke tempat wisata di Korea Selatan, persiapan mengetahui kan harus. Seperti sekarang ia harus tinggal di sini dan itu kesempatan emas.

"Aigoo, keponakan Bibi ini ada-ada saja." Bibinya tersenyum senang. Bibi Hinata merupakan bibi yang paling dekat dengan Reyna. Setiap bertemu Reyna selalu bersama Bibi Hinata, mulai dari bermain, belajar, sampai bergosip pun. Aih dasar perempuan.

"Kamu fasih bahasa korea, 'kan?" tanya Hinata disela menyajikan sarapan. "Tentu saja Bi, Bibi kan yang selalu mengajarkan aku." Bibinya terkekeh mendengar jawaban Reyna.

"Daebak. Untung kamu sudah fasih." Tiba-tiba Paman Shi Kyung datang dengan senyuman hangatnya. "Ah, Bibi yang mengajarkannya." Pamannya tersenyum hangat.

"Sudahlah, ayo kita sarapan. Bibi akan mengambil Hiroku dulu, dia mungkin sudah bangun." Hinata melenggang pergi ke kamar untuk mengambil putrinya. "Ayo ley sarapan. Bibimu biar menyusul," titah Paman Shi Kyung kepada Reyna.

"Nde Paman. Oh Paman, panggil saja Yuki. Mungkin Reyna sedikit sulit diucapkan, hehe." Pamannya mengangguk mengiyakan. Mereka sarapan dan disusul Hinata dengan bayinya yang menyusu digendongannya. Benar-benar keluarga hangat, Reyna jadi rindu keluarga di Indonesia.

Selesai sarapan Reyna sedikit beres-beres di ruang tamu. Pamannya pergi bekerja dan Hinata sedang menidurkan Hiroku.

Ting Tong

Bel rumah berbunyi. Reyna menunda kegiatannya dan membukakan pintu. Terlihat seorang gadis berdiri di sana dengan senyuman yang mengembang.

"Se-selamat pagi." Reyna sedikit terkejut dengan ucapan gadis itu. Wajahnya sih asli Korea, tetapi dia bisa bahasa Indonesia. "Hi! Jangan terkejut, aku tadi mempelajarinya. Kau leyna, 'kan?" tanya gadis itu dengan bahasa Korea kali ini.

"Iya aku Reyna. Eoh, panggil saja Yuki agar tidak sulit pengucapannya."

Gadis itu tersenyum dan mengangguk. "Kak Hinata di mana?" tanyanya. Oh Reyna tahu sekarang, gadis yang seperti seumuran dengannya ini adik dari Paman Shi Kyung. "Ada di dalam, sedang menidurkan Hiroku," jawab Reyna bersahabat.

Impossible ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora