24. Sampai Jumpa Lagi (1)

1.4K 150 5
                                    

Laki-laki di hadapan Reyna sekarang adalah Yuta. Yuta tersenyum dengan napas yang masih tersengal-sengal. "Yuta, kenapa kau ada di sini?"

"Aku berniat mencari angin, tapi malah berakhir dengan penggemar yang mengejarku." Reyna melihat dari jauh beberapa gadis berlarian, dan dengan segera Reyna menarik lengan Yuta untuk bersembunyi. "Aish, ini melelahkan," gerutu Yuta. "Hei, mereka kan penggemarmu."

"Iya. Oh, bukankah kau Rey kecil?"

Rey memutar bola matanya malas. "Berhenti memanggilku seperti itu Yuta. Aku sudah dewasa." Yuta tertawa dan menepuk punggung Rey. "Kau jadi idol di sini? Hah hebat sekali kau." Rey menatap Yuta remeh dan Yuta hanya tersenyum sombong. Tetapi itu hanya bercanda, tenang saja.

"Baiklah, kurasa sudah aman. Nana, sebaiknya kau segera ke dormmu. Tidak baik berkeliaran seorang diri." Yuta mengatakan 'okay' dengan gesture tangannya. Kemudian dia berlari sesegera mungkin agar tidak ada penggemar yang menyadarinya.

"Wah, hebat sekali dia." Reyna melirik ke arah Rey. "Contoh tuh Yuta, dia bisa jadi orang sukses." Rey mengangkat bahunya dan berlalu meninggalkan Reyna. "Eh, tunggu!"

Dan hari ini diakhiri dengan aksi kejar-kejaran antara kakak-beradik itu. Rey dan Reyna kedua saudara yang tidak jauh umurnya.

***

"Kak, kenapa mondar-mandir terus?" Reyna melirik Rey sekilas dan kembali mondar-mandir. Dalam pikiran Reyna saat ini, ia berkata, oh ayolah Re, jangan terus memikirkannya.

Rey yang tidak dijawab oleh Reyna pertanyaannya hanya mengangkat bahunya tak acuh. Reyna terus terpikir satu orang saat ini. Dan entah mengapa tiba-tiba dia terus terpikir orang itu. Rasanya kepala Reyna akan meledak. Bukan karena pusing oleh pelajaran atau segala macam masalah rumit. Namun, ini lebih rumit dari kedua yang disebutkan tadi.

Reyna menghampiri Rey dan duduk disampingnya. "Rey, keluar yuk cari makanan ringan." Rey menatap Reyna malas. "Gak, Kakak aja sendiri sana." Rey kembali fokus dengan game di smartphone-nya. Reyna mendengus kesal dan berlalu untuk mengambil dompetnya. Biarlah dia pergi sendiri saja, lagi pula sudah hafal jalan.

Dengan berjalan santai Reyna pergi ke mini market. Sembari menikmati suasana kota Seoul sebelum lusa ia akan pulang ke Jepang lalu ke Indonesia. Memang rencananya orangtua Reyna akan ke Korea hari ini untuk menjemput keduanya. Sekalian bertemu Hinata.

"Ini kesukaan Rey, boleh juga aku coba. Dan apa sekalian saja aku beli oleh-oleh untuk Ghea, yah ide bagus." Reyna bergumam sambil melihat-lihat barang yang dipajang. "Duh, aku lupa," ucap Reyna sedikit keras, membuat beberapa pengunjung melihat ke arahnya.

Bagaimana ini, aku harus mendapatkannya.

Reyna mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara ia mendapatkan apa yang Ghea pesankan. Bukan oleh-oleh berupa makanan ataupun souvernir. Namun, hal lain yang Ghea inginkan. Dan ia akan mencoba untuk meminta bantuan seseorang.

"Bisakah kita bertemu hari ini, itu pun kalau kau tidak sibuk."

" ... "

"Baiklah, terima kasih."

Akhirnya ia akan bertemu dengan orang yang akan membantunya. Dan juga mengapa ia merasa sangat bahagia dapat bertemu dengannya. Sudahlah mungkin hanya karena ia bisa mendapatkan apa yang sahabatnya inginkan.

Orang itu akan menemui Reyna nanti sore, jadi akan ada banyak waktu untuk Reyna mempersiapkan dirinya. Lagi pula Reyna juga kasihan dengan dia yang pasti harus meluangkan waktu disela kesibukannya. Reyna sebenarnya tidak tega, tetapi juga sekalian dia ingin pamit karena lusa dia harus segera pulang.

Impossible ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang