16. Pertemuan Kembali

1.8K 190 3
                                    

Beberapa menit kemudian, Reyna telah sampai di suatu tempat. Dan jika kalian berpikir bahwa itu dorm BTS, memang benar jawabannya. Dalam hati Reyna, Reyna sangat bahagia karena ia bisa ke tempat di mana para anggota BTS berkumpul.

"Apa kau benar mengajakku kemari?" Pertanyaan itu yang pertama ke luar dari mulut Reyna. Reyna tidak menyangka saja jika ia bisa ke tempat seperti itu. Bisa dibilang masih terkejut, dan masih—ah ini terlalu spesial bagi Reyna. "Kalau orang bertanya itu jawab, apa salahnya sih kau menjawabnya," celetuk Reyna yang merasa tidak diacuhkan oleh Tae Hyung. Tae Hyung menghentikan langkahnya kemudian menatap Reyna tajam.

"Aku hanya bertanya ...." Sungguh Reyna bukan takut dengan tatapan itu, hanya saja ia merasa tidak enak karena tatapan Tae Hyung yang seperti itu. Rasanya ada yang sakit di dalam sana. 

Tae Hyung melihat perubahan di wajah Reyna. Wajah Reyna menjadi murung. Namun, Tae Hyung tidak menanggapinya dan melanjutkan langkahnya. Kalian tahu bagaimana perasaan Reyna saat ini? Perasaannya begitu sakit, sebelumnya terbang kini ia kembali dijatuhkan. Reyna pikir, tidak bisakah Tae Hyung bersikap baik seperti sebelumnya. Mengapa perubahan sikapnya selalu berubah dengan cepat, tidak bisakah Tae Hyung bersikap tidak labil. Reyna itu sensitifan jadi sangat mudah sekali merasa sakit hati karena hal sepele oleh seorang laki-laki.

"Jimin-ah!" teriak Taehyung yang memanggil Ji Min. Namun, orang yang dipanggil tidak kunjung datang. Hingga laki-laki lain datang menghampiri mereka.

"Hyung, apa Hyung melihat Ji Min?" Kim Seok Jin, anggota tertua BTS menghampiri mereka.

"Dia sedang latihan, sepertinya ingin menghilangkan stresnya lagi. Oh, kau membawa siapa?"

Reyna hanya tersenyum canggung. "Dia teman Ji Min, Hyung tahu 'kan wanita yang di foto itu, dia orangnya." Seok Jin melihat Reyna dengan tatapan yang sulit diartikan. Reyna yang ditatap seperti itu menjadi semakin tidak percaya diri. Batin Reyna, apa mungkin mereka tidak menyukaiku karena aku yang menyebabkan Ji Min menjadi seperti itu.

"Kalian ke ruang latihan saja, aku yakin Ji Min akan senang melihatmu," ucap Seok Jin dan menunjuk Reyna dengan senyuman tampannya.

Tae Hyung pun membawa Reyna ke ruang latihan para member. Dan saat itu juga, Reyna melihat Ji Min sedang menari dengan lihainya. "Ji Min-ah," panggil Tae Hyung. Ji Min pun menghentikan tariannya dan terkejut ketika menemukan Reyna yang tersenyum canggung kepadanya. Dengan segera Ji Min menghampiri keduanya, Tae Hyung dan Reyna.

Dengan refleks Ji Min langsung memeluk Reyna. Reyna begitu terkejut dengan perlakuan Ji Min itu. "Mianhae Ji Min-ah, tapi bisakah kau melepaskanku." Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Reyna bukan tidak suka, siapa sih yang tidak suka diperlakukan seperti itu oleh orang yang terkenal seperti Ji Min. Jelas saja Reyna suka, dia juga masih seorang fangirl. Tetapi, perlakuan Ji Min bukanlah hal baik bagi Reyna.

"Mianhae Yuki-ah, aku terlalu senang bertemu denganmu. Apa kabar, apa kau baik-baik saja selama ini?" Reyna tersenyum dan mengangguk. "Aku baik, kau sendiri bagaimana?"

Sebelum Ji Min menjawab pertanyaan Reyna ia melirik kepada Tae Hyung sebentar. Taeh Hyung yang mengerti apa yang dimaksud dengan Ji Min pun meninggalkan tempat tersebut. "Sebaiknya kita duduk," "oh kabarku bagaimana? Kau bisa lihat sendiri, akhir-akhir ini karena aku sulit tidur dan sedikit stres aku jadi tidak fokus latihan. Dan kau bisa lihat 'kan besarnya kantung mataku."

Reyna semakin merasa bersalah kepada Ji Min. Ji Min seperti itu mungkin karena Reynalah penyebabnya, itu yang Tae Hyung katakan. Lama tidak ada percakapan, akhirnya Reyna pun memulainya. "Ji Minnie ah maksudku Ji Min. Maafkan aku, karena aku kau jadi seperti ini. Seharusnya aku tidak mengganggu pekerjaanmu dan membuatnya menjadi berantakan seperti ini. Aku minta maaf, aku terlalu egois." Tanpa sadar air mata yang Reyna bendung sedari tadi menetes juga. Ia merasa sangat bersalah kepada Ji Min, dan ia juga senang bisa melihat Ji Min tersenyum karenanya. Air mata kesedihan dan kebahagiaan bercampur menjadi satu.

Ji Min mengusap air mata di pipi Reyna. Reyna sebenarnya terkejut dengan perlakuan Ji Min, tetapi ia hanya terdiam tidak seperti sebelumnya. "Yuki-ah kau tidak bersalah. Sudah jangan menangis, kau terlihat jelek jika menangis," ucap Ji Min sembari terkekeh diakhir. Reyna tersenyum meski itu terlihat sangat tipis.

Tae Hyung datang menghampiri Reyna dan Ji Min dengan wajah datarnya. "Ji Min-ah kita ada pertemuan," ucap Tae Hyung dan pergi begitu saja meninggalkan keduanya. "Baiklah. Kau mau menunggu atau ...."

"Tidak, sebaiknya aku pulang saja."

Ji Min tersenyum kepada Reyna. "Ah biar sopirku yang akan mengantarmu." Reyna menahan Ji Min yang akan pergi. "Tidak perlu Ji, aku bisa naik bus. Kau sebaiknya segera ke sana, aku tidak ingin kau dimarahi karena terlambat." Ji Min tersenyum senang karena ucapan Reyna yang terdengar seperti perhatian. Oh ayolah ternyata seorang Park Ji Min sangat percaya diri.

"Setidaknya aku mengantarmu ke depan." Reyna tidak menjawab dengan perkataan dan hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Ji Min pun mengantarkan Reyna sampai ke depan dorm. "Sampai jumpa lagi, kalau tidak sibuk aku akan meneleponmu."

"Terserah, tapi jangan menyiakan waktu istirahatmu dengan meneleponku." Ji Min mengangguk dengan senyuman lembutnya. Reyna pun pamit dan meninggalkan dorm BTS dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan lewat kata. Itu menurut Reyna.

***

Reyna sampai di rumah bibinya dengan wajah murung. Hinata yang tengah menggendong bayinya melihat Reyna seperti itu jadi penasaran dengan keponakannya itu. "Keponakan Bibi kenapa lagi, hm? Apa ada masalah di toko?" Reyna menghampiri bibinya dengan bibir yang dikerucutkan. "Bibi sebenarnya aku sudah pulang dari toko sedari tadi, tapi diperjalanan aku diculik dulu. Akhir-"

"Kamu diculik? Apa kamu terluka? Bagaimana keadaanmu, apa yang mereka bawa? Kau dirampok juga?"

"Bibi dengarkan aku dulu, aku diculik untuk kebaikan. Tae Hyung yang menculikku." Hinata yang tidak mengerti hanya menampilkan wajah bingungnya. "Jadi, tadi aku akan pulang karena tidak enak badan. Tapi diperjalanan Tae Hyung mencegah dan membawaku untuk menemui Ji Min. Katanya Ji Min seperti kehilangan semangat hidupnya dan jadinya aku yang tidak tega ikut dengan Tae Hyung. Aku minta maaf pulang lebih dulu dan malah menyuruh Shi Young untuk menyelesaikan tugasku, padahal aku sampai rumah tidak dari tadi." Hinata tertawa mendengar cerita Reyna.

Dengan detail Hinata pun menceritakan kejadian sebenarnya. "Bi, kenapa Bibi merahasiakan itu semua, aku kan-ah sudahlah."

"Eits, kamu jangan marah Yuki, itu semua rencana Shi Young dan Tae Hyung. Bibi hanya mengikutinya saja hehe." Reyna mengerucutkan bibirnya dengan sebal. Ternyata mereka telah merencanakan semuanya. "Oh ya Bi, sore nanti aku izin ke luar sebentar, ada keperluan."

"Baiklah, sore nanti juga Bibi akan pergi ke rumah ibu mertua bersama Pamanmu. Pulangnya kamu ke sana saja, kamu tahu jalannya, 'kan?" Dan anggukan menjadi jawaban atas pertanyaan Hinata untuk Reyna.

.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

Semoga kalian suka dengan cerita ini. Jangan lupa bintang dan komentarnya.

Salam,
Manusia

Impossible ✓Where stories live. Discover now