26. Teman Lama pt.2

1.4K 132 7
                                    

"Yuki-ah, kapan-kapan kau kesini lagi ya." Reyna tersenyum dan memeluk Shi Young. Air mata tidak berhenti keluar dari mata keduanya. Ayolah, ini sebuah perpisahan yang tentunya sangat menyakitkan. Meskipun suatu saat dapat bertemu kembali, tetapi tetap saja namanya juga perpisahan.

Kemudian Reyna memeluk ibu Shi Young dan juga bibi Ah Ra salah satu pegawai kepercayaan Hinata. "Terima kasih atas bantuannya. Aku sangat senang bisa bertemu dengan bibi semuanya."

Hari ini Reyna akan kembali ke Indonesia. Namun, sebelum itu, ia akan mengunjungi kakek dan neneknya di Jepang. Untuk menengok dan liburan sebentar di sana. Bukankah Reyna sangat merindukan keduanya. Tentu saja. Rey yang baru pertama kali ke Korea Selatan sangat antusias, tetapi hari ini harus kembali lagi untuk ke Jepang. Sangat disayangkan.

Reyna terus terdiam tidak seperti biasanya. Rey yang menyadari hal tersebut hanya menatap kakaknya dan menghela napas. "Kak, gue tahu perasaan lo. Tapi udahlah, Kakak tahu kan kalo ada pertemuan pasti ada perpisahan." Reyna mengangguk dan air mata terus keluar dari pelupuk matanya.

Bolehkah Reyna kecewa. Kecewa dengan dirinya yang egois. Baginya pertemuan kemarin lusa sudah cukup, tetapi kenapa hati Reyna begitu sakit saat ini.

Semuanya tidak seperti drama yang sering Reyna tonton. Ketika di bandara, baik itu si laki-laki maupun perempuan akan menemui pasangannya. Namun, di sini yang jadi pertanyaan Reyna itu siapa? Kenapa harus seperti dalam drama. Reyna benci dirinya ketika seperti itu. Tidak berapa lama waktunya pemberangkatan. Air mata terus menetes begitu saja dari mata Reyna. Reyna segera menyekanya.

Sampai beberapa jam kemudian keluarga Reyna telah sampai di Jepang. Dengan bahagianya Reyna memeluk kakek dan neneknya yang lama tidak bertemu. Beginilah nasibnya jika punya kakek dan nenek yang berbeda negara, kalau rindu sulit untuk bertemu.

"Obaasan, Ojiisan Yuki kangen banget." Kakek dan nenek Reyna pun tersenyum dan memaklumi. Mereka berdua juga merindukan cucunya. Dan lagi pula Reyna kan cucu pertama keduanya jadi akan sangat kehilangan jika sudah lama tidak bertemu.

***

"Kak, jalan-jalan kuy." Reyna melirik Rey dan kembali terdiam. Rey yang bingung hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya udah kalo gak mau, gue mau ketemu temen lama." Reyna segera mencegah Rey yang akan pergi. "Jangan pergi dulu, ikut." Setelahnya Reyna berlalu meninggalkan Rey. Rey menghela napas memaklumi sikap kakaknya itu. 

Diperjalanan Reyna hanya terdiam, berbeda dengan Rey yang memperlihatkan kebahagiaannya. Sudah lama tidak ke Jepang, jadi hal yang wajar bukan. Suasana yang sangat Rey rindukan. Hingga diperempatan jalan, keduanya bertemu teman Rey.

"Ryota, Satoru!"

"Rey!"

"Eh, lama tidak bertemu." Rey tersenyum senang bertemu teman-temannya. "Kami tahu kau akan datang. Nyonya Nakamoto yang memberitahu kami," ujar Ryota. Reyna yang melihat dan mendengarkan mereka berbincang dengan dunia mereka sendiri, berlalu meninggalkan ke-tiganya. Rey, Ryota dan Satoru.

Reyna berjalan-jalan menikmati suasana kota Jepang. Ia masih ingat kenangan-kenangan waktu kecil saat dirinya tinggal di Jepang. Juga pertemuan pertamanya dengan Yuta. Dipikir-pikir dulu dirinya sangat pemalu, sampai Yuta lah yang pertama kali berteman dengannya. "Huft, setidaknya sedikit melupakan mereka," gumam Reyna dan kembali melanjutkan perjalanannya.

Ting!

Reyna memasuki toko kue langganannya. Tempat favorit bagi Reyna saat berkunjung ke Jepang. Aroma dan suasananya begitu menenangkan, makanya Reyna suka. "Nona Yuki." Reyna memalingkan wajahnya mendengar panggilan itu. Begitu melihat siapa yang memanggilnya ia segera datang menghampiri orang tersebut.

Impossible ✓Where stories live. Discover now