Keadaan sunyi dan senyap selalu menjadi paduan cocok untuk berdoa.
Kamu bisa melipir ke pojokan untuk bercerita, sekadar menautkan kedua tanganmu di bawah cakrawala, dan menyebut nama Tuhan dalam sebuah bisikan nirmala.
Memohon apa pun yang kamu m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan bilang sayang kalau pada akhirnya pergi meninggalkan.
♠♥♣♦
SETELAH malam itu, Alice bisa berkata apa ke Tuhan?
Posisikan saja seperti ini. Bahwa katanya Tuhan selalu mendengarkan bisikan hambanya, baik bisikan yang pilu, yang curhat malu-malu, maupun yang berdoa syahdu.
Lantas bagaimana dengan Alice, perempuan yang nyatanya terikat dengan iblis, makhluk yang tak lain dibenci oleh Tuhan sendiri?
Terlebih melawan iblis saja Alice sudah tidak sanggup.
Sanggupnya terdiam. Meratapi nasib dengan mata terpejam. Nyatanya cuma bisa merutuki dalam kelam.
Mau tak mau dirinya sebatas menyalahkan, padahal disentuh sedikit saja malah keenakan.
Lalu, apa kata dunia ketika Alice justru membenci iblis yang semalam mengantarkan dirinya ke dunia oasis?
Tapi, ada yang bilang cinta dan benci hanya dibatasi garis tipis.
Mana mungkin.
"Sendirian saja."
Langsung saja Alice memalingkan muka. Tidak bisa berpikir yang lain selain dilingkupi jijik.
"Aku bisa temani kamu, manusia," kedua mata itu menelanjangi Alice hanya lewat tatapan tajam.
"Tidak," otomatis Alice melotot. "Menjauhlah dariku."
Iblis itu menyipitkan kedua mata, "Jangan bersikap seolah kamu tidak suka keberadaanku."
"Bukannya tidak suka lagi," Alice tidak lagi memalingkan muka. Kepalanya dengan cepat mendongak, memandang nyala pada lawan bicara. "Aku bahkan membencimu."
"Semalam, kamu pada akhirnya menerima sentuhanku. Bahkan, kamu meneriakkan namaku saat kamu mencapai pelepasanmu," iblis itu mengangkat sebelah alis. "Mana mungkin itu bisa disebut benci?"
"Bisa," Alice membalas ketus. "Memangnya kamu bisa menebak perasaan manusia, terutama perempuan sepertiku?"
Seolah tidak terpengaruh dengan apa pun yang dikatakan Alice, tubuh iblis itu beringsut mendekat. Menipiskan jarak antara keduanya. Menyisakan Alice mundur hingga menghimpit dinding di belakangnya.
