Wonderland | 7

4.9K 564 68
                                    

Buat apa kita belajar melupakan, kalau nyatanya kita berdua saling merindukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat apa kita belajar melupakan, kalau nyatanya kita berdua saling merindukan?

♠♥♣♦

"BANGUN, tukang tidur."

Tidak ada balasan. Percayalah, yang ada hanya dengkuran.

Kali ini Lucifer menipiskan jarak antara keduanya, berbisik rendah persis di telinga Alice, "Berhentilah berpura-pura tidur, manusia mungil."

Tetap tidak ada balasan. Yang berarti usaha Lucifer belum mempan.

Membawa iblis itu dalam kelicikan. Mengabaikan segala akting tidur Alice yang jelas-jelas menggambarkan kepalsuan. Menyisakan telinga Alice yang dibawa dalam beberapa gigitan.

"Ah ..." mau tak mau Alice melenguh, merasakan sensasi sensual yang bergemuruh, tak lain terperosok dalam gigitan Lucifer yang berakhir ampuh. "H-hentikan .... sumpah demi apa pun, bisakah kamu―a-ah, berhenti m-menggangguku?"

"Makanya bangun, tukang tidur," Lucifer mengecup sepanjang tengkuk Alice, yang membuat perempuan itu mendesah berulang kali.

"Kamu pikir kamu siapa―oh," ucapan itu memberikan jeda, oleh Lucifer yang telah menyusupkan kedua tangan pada buah dadanya. "L-Luci nakal ...."

"Hm?" Lucifer mengangkat sebelah alis, mengusap dua gundukan lembut milik Alice, memilin kencang puncaknya yang telah memerah sekaligus menegang. "Suka?"

"T-tidak!" Alice membuka matanya, mengerjapkannya sesaat sebelum terpejam kembali. Membawanya semakin tinggi. "Sama sekali tidak!"

"Reaksimu mengatakan yang lain, manusia," bisik Lucifer menggoda, secepat mungkin menunduk sebelum menggigit puncaknya tanpa menunda-nunda.

"P-pergi. Pergilah dariku, iblis!"

"Bagaimana bisa aku pergi bila aku sendiri ingin melanjutkan yang semalam?" tanya Lucifer dingin, belum juga menghentikan usapan di sepanjang tubuh polos Alice, menggapai apa pun sebagai bukti kenikmatan tiada ampun.

"Bisakah kamu tidak menggangguku barang sedetik saja?"

"Bisakah kita mulai ronde kedua?"

Alice mau tak mau mendelik.

"Aku bersumpah untuk membunuhmu kalau aku mampu," mata Alice kini terbuka, tidak lagi menyembunyikan murka. "Pegang janjiku, iblis."

Lucifer tersenyum miring, membalikkan tubuh Alice sebelum kembali menghentakkan dirinya menuju ranjang.

Tentu dengan dirinya yang merangkak naik, menyetarakan wajah ke wajah hingga napas keduanya saling menerpa.

Alice in Otherland (Wattys Winner 2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang