[13]. Who Is You? [ The Mysterious Bodyguard ] [ Krist x Singto ]

The Mysterious Bodyguard - Part 7

"Dimana temanmu?"

Krist mengangkat kedua bahunya ke atas dengan acuh, menanggapi pertanyaan yang baru saja terucap dari bibir singto, bukannya Krist malas untuk menjawabnya, yang sebenarnya terjadi di sini ialah Krist tidak tahu kemana kedua temannya yang gila itu berada, ponsel mereka tiba-tiba mati dengan kompak membuat Krist tidak bisa menghubungi keduanya, harusnya mereka sudah datang sekarang.

Tetapi saat ini Krist melihat penampakan batang hidungn mereka pun tidak, kemana kedua pria itu. bukannya membantunya keduanya justru tidak ada, membuat Krist kesal. Gagal sudah pergi bersama singto, jika kedua makhluk sialan itu tidak datang.

"Kita menunggu temanmu mampir 2 jam, Krist. Mungkin mereka tidak datang. Kita pulang saja."

Bibir Krist mencebik mendengarnya, rasa kesal kini memenuhi hatinya, dia benar-benar jengkel pada temannya sekarang, yang katanya ingin membantu Krist, tapi mana buktinya, semua itu hanya omong kosong belaka.

"Aku tidak mau pulang."

"Terus kau mau di sini dan menunggu mereka?"

"Kita masuk saja dan bermain P."

"Tempat ini sangat kekanak-kanakan seperti mu."

"Tapi aku belum pernah pergi ke sana, setidaknya kita masuk sebentar lalu setelah itu pulang.

Dengan puppy eyes andalannya, Krist menatap ke arah singto. Berharap bodyguard nya itu mau menurutinya, siapa tahu sajakan dia baik hari ini, meskipun singto itu sangat mengesalkan.

"Baiklah."

"Kau tidak bohong kan P'?"

"Apa sebenarnya mau mu? Tadi kau bertanya sekarang kau bilang aku bohong?"

"Tidak, siapa tahu saja kau bohong. Karena berbohong itu tidak baik."

"Jangan menceramahi aku anak kecil."

Decakan kesal keluar dari mulut Krist, sebelum remaja manis itu melenggangkan kakinya pergi begitu saja meninggalkan singto, tanpa mengajak pria itu untuk ikut bersama dengannya Krist melangkahkan kakinya untuk pergi memasuki sebuah pasar malam itu sendirian.

Sementara Singto yang melihat hal itu, langsung berlari untuk mengejar Krist, karena di dalam sana banyak orang, serta menyesakkan, tidak mungkin dia membiarkan Krist sendirian ke sana, siapa tahu nanti Krist hilang, di culik orang jahat mungkin. Krist kan sangat bodoh, dan bisa dengan mudah percaya pada orang lain, tidak bisa menaruh rasa curiga pada orang lain, bisa sajakan orang lain menyalah gunakan kebaikannya untuk hal lain.

Jadi dengan cepat singto berlari masuk kedalam kerumunan orang-orang yang tengah berlalu lalang itu, sambil mendengarkan pandangan keseluruh penjuru tempat itu untuk menemukan keberadaan Krist yang sekarang entar berada dimana, mungkin karena disini banyak orang Singto jadi tidak bisa fokus untuk mencari Krist.

Bahkan sekarang, saat dia sudah berjalan memutari tempat ini dua kali, Krist belum bisa dia temukan, sampai akhirnya ekor matanya tidak sengaja menatap ke arah komedi putar, dimana ada sosok yang mirip dengan Krist kini tengah menaiki salah satunya.

Melihat itu singto melangkahkan kakinya untuk mendekati tempat itu, dan ketika dia mendekat. Benar saja itu adalah Krist yang dengan tidak tahu malunya menaiki komedi putar, padahal dia sudah sebesar itu.

Anak itu hanya melambaikan tangannya pada singto, dengan senyuman lebar yang kini terpasang di wajahnya. Hingga kini singto hanya bisa menggelengkan kepalanya setelah melihat tingkah kekanak-kanakan yang dikeluarkan oleh Krist, baru naik komedi putar saja senangnya sudah minta ampun, padahal itu kan hal yang biasa saja.