Kata Pengantar

267 10 0
                                    

Persoalan tentang pembebasan perempuan telah membuat saya tertarik sepanjang hidup saya. Meskipun pada mulanya saya melihat perbudakan perempuan di Timur Tengah yang secara umum sebagai hasil feodal yang terbelakang, setelah bertahun-tahun praktik dan penelitian revolusioner saya sampai pada kesimpulan bahwa masalahnya jauh lebih dalam. Sejarah peradaban yang berusia 5000 tahun pada dasarnya adalah sejarah perbudakan perempuan. Konsekuensinya, pembebasan perempuan hanya akan dicapai dengan melancarkan perjuangan melawan fondasi sistem yang berkuasa (rulling system) saat ini.

Sebuah analisis terhadap peradaban arus utama hari ini yang berkaitan dengan persoalan kebebasan maka akan memperjelas bahwa peradaban telah terbebani oleh perbudakan yang terus meningkat. "Peradaban arus utama" hari ini adalah peradaban yang diwariskan dari, dan tentunya dipengaruhi oleh, peradaban Sumeria sampai Akkad, dari peradaban Babel sampai Assur, dari Persia sampai Yunani, Roma, Byzantium, Eropa dan akhirnya Amerika Serikat. Sepanjang sejarah panjang peradaban ini, perbudakan telah diabadikan pada tiga level: Pertama, ada konstruksi perbudakan ideologis (hal yang mencolok namun sangat dimengerti: Tuhan-Tuhan yang menakutkan dan dominan yang dibangun oleh mitologi); kemudian adanya penggunaan kekuatan; terakhir, adanya perebutan ekonomi.

Kelompok peradaban dengan tiga level perbudakan ini diilustrasikan dengan sangat baik oleh ziggurat, kuil-kuil yang didirikan oleh negara-imam Sumeria. Lantai atas ziggurat dirupakan sebagai empat Tuhan yang mengendalikan pikiran. Lantai tengah adalah markas politik dan administrasi para imam. Terakhir, lantai bawah adalah rumah para pengrajin dan pekerja pertanian yang dipaksa untuk bekerja di semua jenis produksi. Pada dasarnya, model peradaban ini tidak berubah sampai hari ini. Dengan demikian, analisis terhadap ziggurat pada kenyataannya merupakan analisis dari sistem peradaban arus utama yang terus menerus berkembang yang akan memungkinkan kita untuk menganalisis sistem dunia kapitalis saat ini dalam basis sejatinya. Pembangunan kapital dan kekuasaan yang terus menerus dan akumulatif hanyalah satu sisi dari mata uang koin. Sisi lain adalah perbudakan yang mengerikan, kelaparan, kemiskinan dan pemaksaan layaknya masyarakat yang digembalakan (herd-like society).

Tanpa perampasan kebebasan masyarakat dan memastikan bahwa masyarakat dapat dikelola seperti gembala, pusat peradaban tidak dapat menopang atau mempertahankan dirinya sendiri, karena sifat sistem yang sesuai dengan fungsinya. Perampasan ini dilakukan dengan menciptakan lebih banyak modal dan instrumen kekuasaan, yang menyebabkan kemiskinan yang terus meningkat dan mental seperti gembala. Alasan mengapa isu kebebasan adalah persoalan kunci di setiap zaman, terletak pada sifat sistem itu sendiri.

Sejarah hilangnya kebebasan pada saat yang sama adalah sejarah tentang bagaimana perempuan kehilangan posisinya dan lenyap dari sejarah. Ini adalah sejarah tentang bagaimana laki-laki yang dominan, dengan semua Tuhan dan imamnya, penguasa dan bawahannya: ekonomi, sains dan seni, memperoleh kekuasaan. Kejatuhan dan kekalahan perempuan adalah kejatuhan dan kekalahan seluruh masyarakat, yang menghasilkan masyarakat seksis. Laki-laki seksis begitu tertarik untuk membangun dominasi sosialnya atas perempuan sehingga ketika laki-laki membuat kontak dengan perempuan akan menjadi pertunjukan dominasi.

Kedalaman perbudakan perempuan dan penyembunyian yang disengaja dari fakta ini dengan demikian sangat terkait dengan peningkatan kekuasaan hierarkis dan statist dalam masyarakat. Ketika para perempuan terbiasa dengan perbudakan, hierarki (dari kata Yunani ἱεραρχία atau hierarkhia, "dikuasai oleh imam besar") ditetapkan: jalan menuju perbudakan terhadap bagian-bagian lain dari masyarakat tengah "diaspal".

Perbudakan laki-laki terjadi setelah perbudakan perempuan. Perbudakan gender berbeda dalam beberapa hal dengan perbudakan kelas dan bangsa. Legitimasinya diperoleh melalui represi yang halus dan intens dikombinasikan dengan kebohongan dan permainan emosi. Perbedaan biologis perempuan digunakan sebagai pembenaran atas perbudakannya. Semua pekerjaan yang dilakukan perempuan diterima begitu saja dan disebut dengan tidak layak sebagai "pekerjaan perempuan". Kehadirannya di ruang publik diklaim sebagai larangan oleh agama, dan secara moral memalukan; secara progresif, ia dipisahkan dari semua aktivitas sosial yang penting. Karena kekuatan dominan dari aktivitas politik, sosial, dan ekonomi diambil alih oleh laki-laki, kelemahan kaum perempuan menjadi semakin terlembaga. Dengan demikian, gagasan "weak sex" (perempuan sebagai jenis kelamin yang lemah) menjadi keyakinan bersama.

Kenyataannya, masyarakat memperlakukan perempuan bukan hanya sebagai jenis kelamin yang terpisah secara biologis tetapi hampir sebagai ras, bangsa atau kelas yang terpisah - ras, bangsa atau kelas yang paling tertindas: tidak ada ras, kelas atau bangsa yang tunduk pada perbudakan sistematis seperti itu seperti peran ibu rumah tangga (housewifisation).

Kekecewaan yang dialami karena kegagalan dari setiap perjuangan, baik itu untuk kebebasan atau kesetaraan, atau baik itu perjuangan demokratis, moral, politik atau kelas melahirkan pola dasar jejak perjuangan untuk hubungan kekuasaan, hubungan antara perempuan dan laki-laki. Dari hubungan ini membendung semua bentuk hubungan yang menumbuhkan ketidaksetaraan, perbudakan, despotisme, fasisme dan militerisme. Jika kita ingin menafsirkan makna yang benar untuk istilah-istilah seperti kesetaraan, kebebasan, demokrasi dan sosialisme yang sering kita gunakan, kita perlu menganalisis dan menghancurkan jaringan kuno hubungan yang telah terjalin di sekeliling perempuan. Tidak ada cara lain untuk mencapai kesetaraan sejati (dengan pengecualian karena keberagaman), kebebasan, demokrasi dan moralitas.

Tetapi yang jelas mengklarifikasi status perempuanhanyalah salah satu aspek dari masalah ini. Jauh lebih penting adalah persoalanpembebasan; dengan kata lain, resolusi untuk masalah tersebut melebihipentingnya mengungkapkan dan menganalisisnya. Titik yang paling menjanjikandalam sistem kapitalis yang kacau saat ini adalah adanya sorotan terhadapstatus perempuan (walaupun terbatas). Selama kuartal terakhir dari feminismeabad ke duapuluh berhasil (meskipun tidak cukup) untuk mengungkapkan kebenarantentang perempuan. Di saat-saat kekacauan, kemungkinan perubahan untuk setiapfenomena meningkat sesuai dengan tingkat kemajuan atau klarifikasi yangtersedia; dengan demikian, pada saat seperti itu, langkah-langkah kecil yangdiambil untuk kebebasan mungkin sejumlah lompatan ke depan. Pembebasanperempuan dapat muncul sebagai pemenang besar dari krisis saat ini. Apa punyang telah dibangun oleh tangan manusia, dapat dihancurkan oleh tangan manusia.Perbudakan perempuan bukanlah hukum alam, juga bukan takdir. Yang kita perlukanadalah teori, program, organisasi, dan mekanisme yang diperlukan untukmengimplementasikannya.

Liberating Life: Woman Revolution (edisi Bahasa Indonesia) oleh Abdullah OcalanWhere stories live. Discover now