Kapitalisme

34 2 0
                                    

Definisi realistis kapitalisme seharusnya tidak perlu ditunjukkan sebagai konstanta yang diciptakan dan dicirikan oleh pemikiran dan tindakan yang tidak terpusat. Pada intinya, kapitalisme adalah tindakan individu-individu dan kelompok-kelompok oportunis yang memantapkan diri ke dalam celah-celah dalam masyarakat demi potensi untuk mengembangkan produk surplus; tindakan-tindakan ini menjadi sistematis karena mereka menggusur surplus sosial.

Individu dan kelompok ini tidak pernah berjumlah lebih dari satu atau dua persen dari masyarakat. Kekuatan mereka ada dalam oportunisme dan keterampilan organisasi. Kemenangan mereka tidak hanya bergantung pada keterampilan organisasi mereka tetapi juga pada kontrol mereka terhadap objek yang dibutuhkan dan fluktuasi harga pada titik di mana pasokan dan permintaan bersinggungan. Jika kekuatan sosial resmi tidak menekan mereka; jika, sebaliknya, kekuatan-kekuatan ini meminjam hasil laba mereka dan memberikan dukungan terus-menerus sebagai imbalan, maka kelompok-kelompok minoritas di dalam masyarakat ini dapat melegitimasi diri mereka sebagai tuan-tuan baru masyarakat. Sepanjang sejarah peradaban, terutama di masyarakat Timur Tengah, kelompok-kelompok marjinal pialang-pengumpul laba ini selalu ada. Tetapi karena kebencian masyarakat terhadap mereka, mereka tidak pernah dapat menemukan keberanian untuk datang ke siang hari dari celah-celah dimana mereka tinggal. Bahkan para administrator yang paling lalai sekalipun tak memiliki keberanian untuk melegitimasi kelompok-kelompok ini. Mereka tidak hanya dicemooh, tetapi dilihat sebagai kekuatan korup yang paling berbahaya; etika mereka dianggap sebagai akar dari semua kejahatan. Dan memang, gelombang tinggi peperangan, perampasan, pembantaian dan eksploitasi yang berasal dari Eropa Barat selama empat ratus tahun terakhir, sebagian besar merupakan hasil dari hegemoni sistem kapitalis. (Tapi kemudian, perlawanan terbesar juga terjadi di Eropa Barat, sehingga tidak dapat dianggap sebagai kerugian total bagi kemanusiaan.)

Kapitalisme dan negara-bangsa merepresentasikan laki-laki dominan dalam bentuknya yang paling diinstitusikan. Masyarakat kapitalis adalah kelanjutan dan puncak dari semua masyarakat sebelumnya yang eksploitatif. Kapitalisme adalah peperangan yang berkesinambungan melawan masyarakat dan perempuan. Singkatnya, kapitalisme dan negara-bangsa adalah monopoli laki-laki yang kejam dan eksploitatif.

Meruntuhkan monopoli ini mungkin akan lebih sulit daripada menguraikan atom. Tujuan utama dari hegemoni ideologi modernisasi kapitalis adalah untuk menghilangkan fakta-fakta historis dan sosial mengenai konsepsi dan esensinya. Hal ini karena bentuk ekonomi kapitalis dan bentuk masyarakatnya bukanlah kebutuhan sosial dan historis; bentuk ekonomi mereka adalah konstruksi, yang ditempa melalui proses yang kompleks. Agama dan filsafat telah berubah menjadi nasionalisme, yaitu pemujaan terhadap negara-bangsa. Tujuan akhir dari perang ideologis tersebut adalah untuk memastikan monopoli pemikirannya. Senjata utamanya untuk mencapai ini adalah agamaisme (religionism), diskriminasi gender dan sainstisme (scientism) sebagai agama positivis. Tanpa hegemoni ideologis, dengan hanya penindasan politik dan militer saja, tidak akan mungkin mempertahankan modernitas. Tujuan dari diskriminasi gender adalah untuk menghapus harapan perempuan akan perubahan. Cara yang paling efektif bagi ideologi seksis untuk berfungsi adalah dengan menjebak laki-laki dalam hubungan kekuasaan dan dengan membuat perempuan menjadi impoten melalui pemerkosaan konstan. Melalui scientism positivis, kapitalisme menetralkan dunia akademis dan kelompok muda. Meyakinkan mereka bahwa mereka tidak punya pilihan selain berintegrasi dengan sistem, dan adanya imbalan sebuah konsesi, integrasi ini terjamin.

Seperti semua sistem sosial yang menindas dan eksploitatif, kapitalisme tidak dapat bangkit tanpa membangun negara. Sedangkan dogmatisme sistem feodal memiliki karakter religius, hasilnya perbudakan sebelumnya memiliki karakter mitologis. Pada waktu itu keesaan tuhan diwujudkan dalam keberadaan raja dan dinasti; tetapi hari ini tuhan ditampilkan sebagai kekuatan tak terlihat dalam eksistensi bangsawan negara (state's noble).

Ketika kapitalisme melihat peluang untuk menjadi sebuah sistem, ia memulai dengan menghilangkan semua masyarakat yang berdasarkan budaya perempuan-ibu. Selama era modern awal, kekuatan sistem sosial perempuan yang masih berusaha mempertahankan dirinya, dibakar di pasak para pemburu penyihir. Untuk menegakkan hegemoninya atas perempuan melalui perbudakan yang mendalam, pembakaran penyihir merupakan alat yang sangat berguna. Perempuan sedang melayani sistem saat ini sebagian karena pembakaran perempuan yang meluas pada permulaan kapitalisme. Ketakutan akan pembakaran telah menempatkan perempuan di Eropa di bawah total penghambaan terhadap laki-laki.

Setelah mengalahkan perempuan, sistem tanpa belas kasihan menghancurkan masyarakat agraris dan desa. Selama karakter komunal demokratis masyarakat berdiri, kapitalisme tidak dapat mencapai kekuatan dan laba secara maksimal. Dengan demikian, bentuk sistem sosial seperti di atas menjadi sasaran yang tak terelakkan. Dengan cara ini, jebakan lengkap dari perbudakan tertua, yaitu perempuan, menjadi teladan bagi semua kehidupan yang diperbudak lainnya - yaitu anak-anak dan laki-laki.

Kekuatan politik dan militer memainkan peran yang cukup penting dalam menjaga hegemoni sistem kapitalis. Tetapi yang penting adalah memiliki dan kemudian melumpuhkan masyarakat melalui industri budaya. Mentalitas masyarakat di bawah pengaruh sistem telah melemah dan anggota masyarakat menjadi mudah tertipu. Banyak filsuf mengklaim bahwa masyarakat telah berubah menjadi masyarakat tontonan (spectacle), mirip dengan kebun binatang. Industri seks, olahraga, seni dan budaya, dalam kombinasi dan secara berurutan, membombardir kecerdasan emosi dan analitik tanpa henti melalui beragam penyebaran iklan. Akibatnya, kecerdasan emosi dan analitis telah menjadi disfungsional sepenuhnya; penaklukan mental masyarakat demikian lengkap.

Apa yang menjadi perhatian serius adalah penerimaan sukarela masyarakat atas dipenjarakannya mereka oleh gabungan industri budaya dan industri seks, dan terlebih lagi, menganggap penjara ini sebagai ledakan kebebasan! Dan ini merupakan basis dan alat legitimasi terkuat yang dimiliki para penguasa.
Kapitalisme hanya bisa mencapai fase imperialisme dengan bantuan industri budaya. Karena itu, perjuangan melawan hegemoni budaya membutuhkan perjuangan yang paling sulit: perjuangan mental. Sampai kita dapat mengembangkan dan mengatur esensi dan bentuk perjuangan melawan perang budaya yang dilancarkan oleh sistem melalui invasi, asimilasi dan industrialisasi, tidak satu perjuangan pun untuk kebebasan, kesetaraan dan demokrasi memiliki kesempatan untuk berhasil.

Modernitas kapitalis (capitalist modernity) adalah sistem yang didasarkan pada pengingkarannya terhadap cinta. Pengingkarannya terhadap masyarakat, individualisme yang tidak terkendali, diskriminasi gender di semua bidang, menuhankan uang, mengganti tuhan dengan negara-bangsa, dan mengubah perempuan menjadi robot yang tidak menerima gaji atau mendapat sedikit gaji, yang berarti bahwa tidak ada dasar material untuk cinta.

Liberating Life: Woman Revolution (edisi Bahasa Indonesia) oleh Abdullah OcalanWhere stories live. Discover now