JARAK

36 4 1
                                    


Saat memulai perkenalan, perlahan kau akan saling mengenal, lalu perlahan nyaman karna saling memiliki. Perpisahan bukanlah keinginan kita, Tuhan yang berkehendak atas segala yang akan terjadi segala rasa yang akan hadir dan kebahagiaan ataukah pahitnya hidup yang akan kita rasakan. Lalu bagaimana hidup ini dapat kau mengerti akhirnya, bagaimana kita bercerita tentang kerinduan jika kau tak dapat memahami perpisahan.

Jarak yang telah menjadi sekat di antara kita, yang tak dapat lagi memperlihatkan keanggunan wajahmu, senyumanmu yang menyimpan madu lebah termanis dan matamu yang menjadi cahaya kehidupan tanpa habis termakan waktu. Namun ketika semua tak lagi sama, perpisahan ini seperti kiamat kecil dalam hidupku, semua terasa hitam tanpa warna; gelap.

Ada beberapa tanya yang masih tanggal di kepala, kepergianmu apakah akan berakhir dengan kepulangan? apakah bunga yang ku tanam dalam hatimu tetap tumbuh dengan sendirinya ataukah malah layu lalu mati sia-sia?. terlalu banyak yang masih ingin ku ceritakan denganmu, hanya saja pertemuan ini terlalu singkat untuk dapat kita nikmati, ceritaku ditaman sepi pada pertengahan malam itu membuatmu semakin larut bersama waktu yang semakin membawa kita pada kesunyian dan yang tersisa hanya suara wanita yang merdu dengan sedikit musik oleh jangkrik yang berbahagia melihatku bersamamu dari balik semak.

Yah mau bagaimana lagi, kita hanya dapat menerima semua yang terjadi, berlapang dada lalu berdoa agar kelak kita kembali di pertemukan. terus menyemogakanmu kembali memberi warna pada duniaku yang telah begitu kelam dan gelap; hambar. Nelangsa hati yang tak lagi mendapatkan kasih dan sayangmu seperti berada di tengah kerumunan manusia, bising pada teliga namun hanya ada satu nama yang begitu jelas yang dapat ku dengar, selalu ada namun tak pernah benar-benar ada, selalu menyapa namun tak pernah benar-benar nyata, ohh sungguh sangat menyedihkan.

HARAP YANG SIA-SIAWhere stories live. Discover now