sixteenth note

56.7K 10.2K 5.7K
                                    

That's the funny thing about love.

It doesn't wait for perfection.

The heart loves who it loves,

exactly as they are, faults and all.

—Amanda Hocking—

*

Pada awalnya, Setra berniat mengajak kedua adiknya dan Eden makan siang bersama di sebuah restoran yang sudah direkomendasikan Lucio—begitu tahu kalau Setra bakal pergi ke Bandung, Lucio langsung menuliskan daftar tempat yang harus Setra kunjungi,...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada awalnya, Setra berniat mengajak kedua adiknya dan Eden makan siang bersama di sebuah restoran yang sudah direkomendasikan Lucio—begitu tahu kalau Setra bakal pergi ke Bandung, Lucio langsung menuliskan daftar tempat yang harus Setra kunjungi, restoran mana saja yang makanannya harus dicicipi serta tips-tips teranyar untuk meningkatkan efektivitas memburu diskonan—tapi itu malah memicu perdebatan tanpa ujung antara Sabda dan Rasi. Setelah dibikin lelah menyaksikan cekcok diantara dua bersaudara yang kayaknya baru akan selesai menjelang berakhirnya dunia, Eden mengusulkan sesuatu yang menurut Setra sangat bagus.

Mereka akan membagi diri ke dalam dua tim. Masing-masing bertugas memasak satu jenis hidangan yang juga akan diundi supaya adil. Tim yang menang akan mendapatkan keistimewaan untuk menentukan tempat makan siang mereka, juga uang saku yang bisa digunakan untuk membeli hadiah buat manito masing-masing. Sabda tidak langsung setuju pada usul itu, menganggapnya konyol tapi berhenti protes saat Eden melotot padanya. Sementara mata Rasi kontan berbinar senang. Dia hampir lupa pada eksistensi manito game yang mereka mulai mainkan sebelum pergi ke Bandung. Dia masih ingat siapa manitonya, tentu saja, namun dia lupa menunjukkan perhatian pada manito tersebut secara rahasia sesuai petunjuk game. Cowok itu jadi semangat memenangkan kontes dadakan ini, setidaknya dia bisa membayar kurangnya perhatian yang dia berikan dengan membelikan hadiah yang bernilai.

Dikarenakan sangat tidak mungkin menempatkan Sabda dan Rasi ke dalam satu kelompok, Eden dan Setra melakukan suit untuk menentukan mana yang akan masuk ke tim Sabda dan mana yang akan masuk ke tim Rasi. Situasi menegang sejenak, yang ditutup dengan sorak gembira Rasi ketika Eden masuk ke timnya, sementara Sabda diam-diam memberengut. Tentu bukan karena dia tidak senang setim dengan Setra, namun karena diam-diam, hatinya melakukan sesuatu yang aneh setiap kali dia melihat Rasi dan Eden terlalu akrab.

"Don't worry." Setra yang seakan-akan bisa membaca pikiran Sabda langsung menepuk bahunya, tidak kelihatan sakit hati sama sekali. "Kita kan bakal masak di dapur yang sama."

"Bukan gitu." Sabda mencoba berkilah.

"Terus kalau nggak gitu, gimana?"

Sabda membuang napas pelan, meniup sejumput rambut hitam yang jatuh di keningnya. Dia tidak bicara lagi, berbanding terbalik dengan Rasi yang kian cerewet. Rasi jarang bad mood, namun karena berhasil mendapatkan Eden sebagai rekan timnya, mood cowok itu jadi benar-benar bagus. Dia tidak berhenti tertawa, bercanda, menggoda Eden, kepo pada merek lip gloss yang gadis itu pakai sambil terus menggiling snack dalam mulut. Apa yang membuatnya tidak kelihatan baik-baik saja mungkin hanya kassa dan plester di matanya, yang bikin dia kelihatan seperti bajak laut.

GuardiationshipWhere stories live. Discover now