Ngomong-ngomong, kenapa haters Benji makin hari makin banyak?😅
💦
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bukan tentang, siapa yang datang dan mengenalnya lebih dulu.
>•Juno•<
☆
"Bagaimana acara malam ini?"
"Hm?" Rahel menghampiri Benji yang saat itu duduk bersila di atas karpet beludru dengan laptop di pangkuannya sambil mengikat kimono tidur satin berwarna merah yang dia kenakan. "Bagaimana apanya?" Rahel bertanya balik.
"Membosankan?"
"Ah!" Rahel mengangguk faham, mengambil posisi duduk di samping Benji dan ikut tenggelam dalam laptop yang menyibukkan pria itu, tangannya bergerak lincah di atas keyboard. Rahel mengamati kemudian tersenyum lembut. "Tidak juga."
"Oh ya?" Rahel mengangguk menjawabnya. Kali ini Benji menoleh, kaca mata baca yang bertengger di hidung mancungnya sedikit melorot saat pria itu menaikkan kedua alisnya penasaran. Benji tau, Rahel bukan tipikal gadis yang suka berdiam lama-lama dalam sebuah pesta.
"Sepertinya, ada yang aku lewatkan di sana." Benji mulai tertarik. Dia menutup laptop di pangkuannya. Meletakkan laptop tersebut di atas sofa, kini Benji bertopang dagu mengamati Rahel. "Jadi, bisa ceritakan pada ku?"
Rahel tampak berpikir sejenak. Perlahan sudut bibirnya terangkat, menampilkan sunggingan lebar yang berhasil membuat kening Benji sedikit berkerut melihatnya. "Tidak ada yang istimewah, percayalah." Jawab Rahel santai.
Benji mendengus dan menarik tubuh Rahel mendekat hingga aroma manis mulai menyeruak masuk memenuhi indra penciumannya. "Kau milik ku." Bisik Benji posesif
"Ben, apa yang.. akh!" Rahel memekik tertahan sesaat setelah tubuh mungilnya di angkat tanpa aba-aba.
Tidak. Bukan seperti ini. Rahel mulai panik ketika Benji membawa tubuhnya masuk ke dalam kamar sambil sesekali mencumbui lehernya.
Mata Rahel berkunang-kunang. Seperti ada ribuan kupu-kupu bergerak dan menggelitik dalam perutnya, Rahel hanya bisa melenguh tertahan sambil menggigit bibir saat Benji menggigiti telinga menggodanya.
"Tidak. Benji, hentikan. Kumohan jangan." Belum siap. Tidak. Lebih tepatnya Rahel ketakutan atas apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Jangan membodohi ku Rahel. Dengan siapa kau bertemu?"
