Aku nggak tahu apa yang ada di pikiran Shawn waktu menatapku seperti itu. Sebenarnya nggak terlalu mau tahu juga. Mengingat kelakuannya waktu terakhir di sini yang nggak enak itu, bisa jadi yang dipikirkannya juga seburuk itu.
Menjawab tatapannya, mulanya aku tersenyum ramah. Terus, lama-lama aku merasa nggak enak sampai akhirnya kuputuskan untuk menghindarinya. Nggak usah cari masalah sama anak itu, deh. Banyak orang gini. Salah-salah bikin malu Heath entar.
Marly berlari menghampiriku dengan wajah berbinar ceria. Beberapa kali dia hampir jatuh karena terpeleset. Sol sepatu kulit sintetisnya yang licin harus berhadapan dengan lantai keramik. Kerudung panjang kuningnya berkibar saat dia berlari. Waktu hampir jatuh lagi, Adam memegang tangannya. Seketika, wajahnya jadi merona. Dia meneruskan perjalanan ke mejaku dengan langkah pelan dan muka kayak disiram cat merah.
"Glace!" Dia menjerit tertahan sambil meremas tanganku. "Aku dipegang sama Adam Rockwood. Aku ternoda..."
"Jangan keras-keras," desisku. "Didengae Cattleya, pulang ke Jakarta dalam bentuk ekstrak lho entar."
Dia cekikikan. Setelah cium dan peluk yang nggak nempel karena ada Mila, dia memberiku kotak kado kecil. Pas kubuka, ternyata isinya kalung mutiara yang dirangkai dengan rantai emas. Pemasangannya nggak terlalu rapi. Di bagian penutupnya malah cenderung berantakan.
"Aku bikin sendiri," katanya bangga. "Pas ke Lombok, aku ingat kamu. Aku beli mutiara air tawar terus kubentuk sendiri. Di sana bisa bikin kreasi sendiri gitu. Lebih murah dari beli jadi." Wajahnya jadi merah. "Sori, Glace. Seharusnya aku nggak kasih kamu barang murahan."
Aku tertawa dan langsung meminta Heath memakaikan kalung mutiara warna krem itu. "Cantik," kata Heath sambil menyentuh leherku. "Terima kasih, Marly."
"Aku tahu harga mutiara, Mar. Jual diri lima bulan juga nggak cukup buat beli ini. Kamu pasti habis ngepet," kataku sambil cekikikan juga.
Dia tersenyum lebar. "Buat sahabat kayak kamu, jual diri juga aku rela, apalagi jual diri ke Adam Rockwood," desisnya sambil menahan jerit khas Fan-girling. Lalu, dia buru-buru menutup mulutnya, khawatir Cattleya mendengar jeritannya terus memecahkan kepalanya.
"Bee, biar kubawa Mila ke kamar," kata Heath saat mengambil Mila dariku. "Kalian bisa ngobrol dengan bebas."
Marly melongo memperhatikan Heath membawa Mila.
"Kebapakan banget ya tu cowok."
"Iya. Dia yang ngasuh anak-anakku sama anaknya Drey," kataku sambil minum air putih yang disajikan di depanku. Lalu, kutambahkan lagi, "Kamu mau cari bule? Mumpung ada di pusat pembuatan bule, nih."
"Nggak, Glace." Dia menarik bibir sampai jadi tipis. "Aku sudah baca buku Jangan Nikah Dulu yang kamu kasih. Aku tahu, Tuhan menggagalkan hubunganku kemarin karena memang aku belum siap. Aku masih bego banget urusan ginian. Aku nggak sekuat kamu. Dengar anak kecil nangis aja aku masih emosi, masa mau bikin anak? Aku perlu berubah jadi dewasa dulu sebelum nikah."
ΔΙΑΒΑΖΕΙΣ
Lovely Glacie (Terbit; Penerbit Galaxy)
Ρομαντική(PART TIDAK DIHAPUS) Glacie : Aku pernah mencintainya. Sekarang, mungkin aku masih mencintainya. Aku menikahinya bukan karena kesepian. Dia laki-laki yang bisa menjagaku. Dia laki-laki yang bisa menjadi ayah dari anak-anakku. Kedewasaan dan kesunggu...