- Dua -

6K 562 24
                                    

- HAPPY READING -

"Apa ? Menikah ?"

Hinata tidak bisa mengontrol suaranya, meremas kain pakaiannya dengan kepala pening.
Bersimpuh dan berbicara dengan ayahnya mengenai pernikahan adalah hal baru bagi Hinata, dan itu langsung membuatnya ngeri.

"Ayah juga tidak menginginkan ini. Tapi Hinata, seorang Hyuuga tidak akan mengingkari janjinya."

Hinata mendesah, begitu berat hingga dadanya sesak.
Dengan wajah berekspresi kacau, mendongakkan kepala dan menatap ayahnya yang kini juga terlihat menyesal.
Hinata hanya sedang mengutuk perjanjian bodoh yang dibuat leluhurnya dengan leluhur para Uchiha, yang dengan sangat gamblang mengatakan bahwa,

Pada generasi keenam, jik mereka berbeda jenis kelamin, Hyuuga dan Uchiha harus dinikahkan.

Hinata bahkan sempat mengumpat dikepalanya, mengutuk para leluhurnya yang begitu hebat membuat perjanjian yang sangat merugikan para generasinya.
Dan lagi, sejak kapan ayahnya menyimpan rahasia ini ?
Kenapa Hyuuga Hiashi yang maha benar tidak pernah mengatakan apapun padanya ?
Aihh, ini sangat sialan.

"Ayah, tolong biarkan aku memikirkannya sebentar. Ini sangat mengejutkan untukku."

Bahkan untuk sekedar bernapas dengan benar saja Hinata sulit melakukannya sekarang.
Kepalanya blank, Hinata tidak bisa memikirkan apapun, semuanya terlihat gelap dan begitu membingungkannya.

"Tentu saja. Pikirkan baik-baik."

Undur diri dari hadapan ayahnya, Hinata hampir saja membanting pintu kayu tidak berdosa itu.
Entah siapa yang harus disalahkan sekarang, Hinata tidak bisa memutuskan mana yang lebih baik.

Berjalan dengan lunglai menuju kamarnya, tidak ada Hyuuga Hanabi dirumah, itu bisa membuat Hinata sedikit merasa tenang.
Jika adik kecilnya itu tau mengenai ini, bukan tidak mungkin jika Hanabi akan mengamuk.

Membuka pintu kamarnya, Hinata hanya bisa duduk diranjangnya dengan wajah bingung.
Jendela kayu yang terbuka dengan diikuti suara loncatan dari seseorang diluar sana, Hinata memposisikan diri dengan siaga, sedikit terlalu waspada bukan hal yang salah bukan ?

"Apa susahnya menikah denganku ?" Suara lelaki bernada keras yang tidak asing bagi Hinata.

Uchiha Sasuke duduk dengan tenang didahan pohon yang tepat menghadap ke kamar Hinata, lelaki dengan jubah hitam yang terlihat seperti vampire terbang itu menatapnya dalam sorot mata datar seperti biasanya.
Hinata menghela napas, lagi-lagi melakukannya tanpa sadar.
Berdiri didekat jendela yang terbuka lebar, berhadapan dengan mantan nukenin yang terkenal kejam dan tidak berperikemanusiaan.

"Apa kau memang tidak pernah memikirkan orang lain ?"

Hinata yang sekarang terlihat sedikit berbeda dari Hinata yang dulu, suaranya mantap saat bicara, tidak ada aksen gugup dan gagap yang menjadi ciri khasnya saat masih remaja.
Hinata sudah 24 tahun, cukup dewasa untuk mengubah kepribadiannya sendiri.

"Kenapa harus ?" Sasuke bertanya dengan acuh.

Hinata memang sering dibuat frustasi saat berbicara dengan Sasuke, lelaki itu memang tidak seperti manusia kebanyakan, tapi tidak bisakah bersikap lebih normal saat bersamanya ?
Mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan dalam kegusaran, menatap kembali pada sosok Sasuke yang sudah lenyap dari hadapannya.

Some DayWhere stories live. Discover now