#4 Seorang Bernama Yusuf

5.4K 162 7
                                    

Yusuf. Yusuf adalah manusia seumuranku yang berhasil menyelamatkan nyawaku dari kejadian aneh semalam. Yusuf anak dari Yu Mirna pembantu sekaligus yang merawat nenek ketika masih tinggal dirumah ini. Tapi kabarnya yu Mirna bekerja diluarkota suami yu mirna telah tiada satu tahun yang lalu. Yusuf menceritakan bahwa ayahnya meninggal dengan keadaan yang sangat mengenaskan mayatnya ditemukan tanpa kepala di semak semak yang tidak jauh dengan gubuk yang aku jumpai ketika menuju rumah nenek lalu kepala dari mayat ayah yusuf ditemukan di bawah jembatan.

yusuf  tak sadar air matanya mengalir dipipinya mengingat kejadian tragis dari kematian ayahnya. Aku mengusap pipi yusuf menghapus air matanya sambil memberikan sedikit pancaran senyum dari bibirku. Lalu aku berkata bahwa tidak hanya dia yang mengalami kejadian itu aku dan raka juga pernah kehilangan ayah yang kami cintai namun kematian ayahku tidak seperih kematian ayah yusuf.Dan anehnya aku dan yusuf juga tak tahu sebab akibat yang pasti dari kematian ayah kami. Sejak ayah nya tiada dan ibunya pergi ia di asuh oleh bu sofyah adik dari ibunya. Bu sofyah sangat sayang kepada yusuf karna bu sofyah belum dititip kan anak oleh allah tapi suami bu sofyah seperti tak suka dengan kehadiran yusuf ia selalu tak peduli denganya.

****

raka sudah aku antarkan kesekolahnya. aku melihat raka dari kaca cendela ia tampak malu ketika pertama kali masuk kelas dan bertemu dengan teman baru yang belum ia kenal. Aku melambaikan tangan pada raka dan segera pamit. Akhirnya aku dan raka menginjakan kaki disekolah setelah menempuh perjalanan melelahkan dari rumah. Aku ditempatkan satu kelas bersama dengan yusuf. Aku belum beradaptasi dengan teman teman baru mereka terlihat sangat arogan dari teman temanku di kota.

Akhirnya aku berkenalan dengan mereka dan alhasil aku menemukan banyak teman baik tak seperti yang aku kira. Salah satu dari mereka adalah siti ia sangat cantik dengan hijab rapi ditambah sikapnya yang baik dan ramah. Aku asik berbincang denganya ditengah perbincangan siti menanyakan alamat rumah ku saat aku memberitahukan padanya siti terkejut ia seperti ketakutan. Aku pun tanya kepadanya apa yang terjadi.

Siti bilang "rumah itu sangat sepi dan tak dihuni siapapun yang menjadikan aura mencekam dari rumah itu sangat terasa kuat."

Aku tak begitu percaya padanya karena pertama kali aku masuk rumah itu aku tidak merasakan aura yang berbeda kecuali kejadian malam itu apakah itu yang dimaksud siti.

Pelajaran demi pelajaran telah ku lewati kini saatnya kami pulang tapi sebelum pulang aku menjemput raka terlebih dahulu. Saat aku tiba banyak orang orang yang berlari menuju lapangan mereka mengerubungi seorang bocah. Aku pun penasaran dan aku melihat seorang anak yang dari ruang dan memberi penjelasan tentang keadaan raka. Dokter bilang raka memiliki luka yang cukup parah. Dokter telah menjahit kepala raka dengan 10 jahitan dikepalanya. aku kaget dan menangis mendengar keadaan raka. Kami telah diperbolehkan masuk tp raka belum juga sadar. Selaku wali kelas raka ia meminta maaf atas keteledoranya ia juga mengatakan bahwa raka berjalan tiba tiba menuju lapangan dan mengambil batu yang kemudian ingin membenturkan kekepalanya sendiri sudah banyak orang yang mencoba menghentikanya tetapi sia sia raka tetap saja tak bisa ditahan ia seperti memiliki energi yang lebih akhirnya raka pun membenturkan batu tersebut kekepalanya hingga beberapa kali dan ia pun pingsan untungnya batu yang ia kenakan kecil tapi tetap saja membahayakan nyawanya dan tak bisa dibiarkan.

Setelah menunggu berjam jam raka telah sadar. Tapi ia masih belum diperbolehkan pulang. Raka diharuskan menginap. Ibu dan aku menggelar karpet untuk alas tidur. Matahari telah tenggelam kita telah tertidur lelap. Jam 21 malam tiba aku melihat ibu ke toilet saat itu juga aku melihat ibu seperti diikuti makhluk besar hitam memiliki kuku yang panjang. Aku mengusap mata saat aku membuka mata ibu sudah berada di kamar mandi lalu aku dengar teriakan ibu dari toilet. raka terbangun dan aku langsung berlari menuju ibu. Ibu seperti berusaha membuka pintu namun tak bisa ia menggedor gedor pintu. Aku meminta bantuan cleaning servis untuk mendobrak pintu tersebut. Akhirnya berhasil. Ibu terlihat sangat ketakutan mata ibu merah berkaca kaca.

"Ibu, ibu kenapa bu?" Tanyaku

"Nimas, ta..di.. darah banyak berceceran dimana mana terus ada tangan besar yang memegang kaki ibu yang membuat ibu gak bisa bergerak, badan ibu seperti di genggam berat sekali. tulang tulang ibu juga seperti patah sakit banget nak." Ibu menjelaskan dengan panik.

Setelah aku pikir pikir apa ada hubunganganya dengan makhluk besar itu.

Tangan yang dimaksud ibu sama persis dengan tangan makhluk itu. Ibu terus beristigfar meminta ampun kepada allah. Sekarang raka yang berteriak ia berteriak

"panas panas" saat ibu berzikir.

Raka mengamuk seperti tadi yang dikatakan wali kelas nya aku yang menahan sampai terjatuh infus di tangan raka juga terlepas yang menyebabkan keluarnya darah anehnya darah yang ada ditangan nya ia jilat sendiri. Aku terus menentangnya. Ibu terus fokus berzikir yang membuat raka menyerang ibu. Raka turun dari ranjang berjalan merangkak menuju ibu ia mendorong dan menjambak rambut ibu.

"Rakaaa sadar raka." Ibu membentak raka. Raka menutup mulut dan hidung ibu yang membuat ibu bungkam dan sesak nafas.

Jin yang ada didalam raka telah menguasai tubuh raka. Aku meminta bantuan orang orang sekitar. Namun tak ada satupun yang dapat membuat raka sadar. Hanya yusuf yang dapat membuat raka sadar dengan mudah ia hanya memberi 3 daun bidara yang diusapkan di ubun ubun kepala raka lalu yusuf memberikan doa , raka akhirnya sadar namun ia pingsan. Kondisi ibu lemas ibu tetap memeluk raka. Dokter segera memasang infus dan mengecek kondisi raka.

"Yusuf tadi itu apa." Tanyaku.

"Itu salah satu bala tentara kanjeng nyai" jawabnya.

"Kanjeng nyai?" Aku kembali bertanya.

"Besok aku akan jelaskan semuanya." Pinta yusuf

"Tapi bagaimana kamu dengan mudah menyadarkan raka." Aku terus penasaran.

"Dulu aku sering melihat ayah menyembuhkan orang jadi aku mengamatinya lalu aku bisa mempraktekanya." Jelas yusuf.
Aku mengangguk paham.

"Nimas jaga raka dan ibu aku pulang dulu besok aku janji akan menjelaskan semuanya." Yusuf berpamitan. "Siap suf." Kataku sambil tersenyum.

" Kataku sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Visual YUSUF*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Visual YUSUF*


####

Ingin tau kelanjutanya...
Tungguin ya....
Jangan lupa untuk komen vote dan share
Sebuah Cerita karya :khalid k.a

NANTANG URIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang