#9 SEMUANYA BELUM BERAKHIR

751 42 6
                                    

yang tersisa hanya sepi dan mayat yang bergelimpangan di jalanan. bau amis darah sudah tersebar di penjuru desa. aku gagal menyelamatkan mereka semua. aku terlalu bodoh untuk bisa mengungkap dan mengalahkan dalang dari semua ini.

aku berjalan beriringan dengan yusuf, air mata ku tak berhenti jatuh. sesegukan melihat orang yang aku kenali terbujur kaku. berkali kali aku hendak pingsan tapi yusuf selalu menguatkan aku. karena tak punya cukup tenaga aku dan yusuf menyeret satu persatu mayat tersebut. menjadikan satu di lapangan. lalu mengambil cangkul. melubangi tanah. ini bukan pekerjaan yang mudah untuk anak usia 12 tahun sepertiku. butuh waktu satu hari penuh, untuk menaruh tubuh tubuh tersebut di bawah sana, menutup kembali dengan tanah, dan memberikan batu sebagai penanda. lalu memanjatkan doa agar mereka semua diberikan ketenangan.

aku gak bisa melapor ke polisi. polisi akan menanyakan penyebab dari pembunuhan ini. dan gak mungkin aku jawab ini karena hantu. aku juga takut jika nanti aku dijadikan tersangka kasus ini. kantor polisi jaraknya jauh dari desa jika aku kesana mayat mayat ini akan membusuk. desa tiba tiba tak ada signal aku gak bisa telfon siapa pun dari luar sana.

dari semua mayat yang telah kami kuburkan, jasad ibu dan adik belum di temukan. kami sudah mencari diseluruh desa. aku sudah mengikhlas kan kepergian dua orang yang paling aku sayangi. tapi bukan berarti aku menyerah, aku akan menemukan ibu dan adik. lalu memeluk mereka dengan pelukan paling hangat.

"Suf, sekarang aku udah gak punya siapa siapa lagi dalam hidupku. hari hari ku bakal menjadi hari yang sunyi." ucap ku. duduk di teras rumah, rehat sebentar.

"Kamu gak akan sendiri. kan ada aku yang siap menemani kamu kapan pun itu." Yusuf menjawab sembari membersihkan cangkul.

"mulai sekarang kamu harus janji gak akan ninggalin aku ya." aku menoleh ke arah Yusuf.

"Iya aku janji Nimass." Yusuf berjalan kearahku. duduk disebelahku. lalu menyodorkan jari kelingkingnya, aku pun membalas nya.

"Tugas kita belum selesai sampai disini Nimas. masih banyak yang harus kita lakukan." ia berdiri.

"oke kita harus menang. dan membawa pulang tubuh ibu dan adik. dan kita harus membalaskan dendam mereka semua." aku tersenyum menatap yusuf.

~Bersambung~

JANGAN LUPA

VOTE,KOMEN AND SHARE...


NANTANG URIPWhere stories live. Discover now