#7 CUCUR GETIH (tetes darah)

4.6K 140 30
                                    

HAI GUYS... GIMANA KABAR KALIAN SEHAT KAN.... MAKASIH YANG SUDAH SETIA MEMBACA CERITA INI😊❤
Warning!!!
Cerita ini haya fiksi semata dan semua adegan berbahaya dalam cerita ini tidak untuk ditiru! And happy read......

Beberapa hari setelah aku bertemu rohkencono tak ada gangguan apapun. Hingga malam ini tiba, malam dimana dibangkitkanya rohkencono. Desa ini sepi setelah usai waktu isya tak ada satu wargapun yang berani menampakan diri diluar rumahnya. Angin malam bertiup kencang membuat daun daun berterbangan. Aku merebahkan diri dikamar bersama ibu dan raka. Malam ini kami tidur bersama karena untuk menjaga satu sama lain. Aku dan raka memeluk ibu suasana malam ini benar benar berbeda.

"Nak malam ini ibu berpesan pada kalian berdoalah pada allah dan jangan pernah ada yang keluar ataupun ribut ya." Ibu menasehati kami dengan suara lirih.

Kami tak ada yang berani berkata kata. Aku tak tahu apa yang akan terjadi malam ini.
Hingga malam mulai larut aku mulai terbuai dalam mimpi. Tapi raka nampaknya masih terjaga ibu yang kelelahan berdagang tadi pagi tertidur pulas. Dengan mata sayup sayup aku membujuk raka untuk tidur tapi entahlah aku tak bisa membujuknya karna mataku tak kuasa menahan kantuk yang dasyat tak seperti biasanya.

Ayam berkokok gurat merah telah nampak di langit. Selesai melaksanakan solat subuh aku mencari ibu yang tak nampak dirumah. Diluar rumah sudah ada yusuf yang menungguku.

"Loh suf kok gak pake seragam to?" Aku menanyakan pada yusuf.

"Mas aku ngampiri koe dudu pak sekolah ono hal seng penting ayok melok aku." (Mas aku menghampiri kamu bukan untuk sekolah ada hal yang penting ikut aku sekarang) ucap yusuf

"Aku harus izin ibu dulu kalo gak ibu marah." Jelasku.

"Mas kudu cepet ayok mas melok aku." (Mas harus cepat ayo ikut aku) Yusuf sangat memaksaku.

Di sebuah tanah lapang didesa sudah ada kerumunan warga. Ibu yang dari tadi aku cari juga ada disini. Namun aku belum nampak kehadiran raka entah dimana dirinya. Ku dekati kerumunan orang di tengah lapangan tersebut. Lagi lagi ada korban rohkencono. Beda dengan yang dulu kini ada lima korban mas tarji, pak nawi, nyu masnah, mbak maryam dan kang dani, Semua korbannya terkapar ditengah lapangan dengan kondisi badan dan kepalanya terpisah serta darah yang menyelimutinya . Lima orang tersebut dekat dengan ku maupun ibu. Yang membuat ibu tak berhenti mengeluarkan air mata. Dan semua warga telah mengerti penyebab kematian ini tak ada satupun yang melapor pada pihak polisi. Tapi anehnya tak ada yang melihat kejadian tersebut bahkan pihak keluarganya. Aku lagi lagi tak sadarkan diri.

Dan melihat serangkaian peristiwa tersebut. Dimulai saat malam sunyi semua warga memasuki rumah. Tapi aku melihat sosok bayangan besar mengikuti 5 orang tersebut, memasuki rumah setelah solat isya di masjid. Bayangan itu masih berada dibelakangnya hingga waktu menunjukan pukul 2 dini hari. Secara tiba tiba mereka jalan dengan mata tertutup menuju tanah lapang. Yang pertama sampai adalah nyu masnah disusul pak nawi lalu mas tarji mbk maryam dan kang dani. Mereka duduk bersimpu. Dan sosok bayangan tersebut berubah wujud menjadi sosok rohkencono persis yang aku lihat 2 hari yang lalu. Rohkencono menjabak rambut nyu masnah ia tampak kesakitan tapi entah ia tidak berteriak sama sekali. Badan nya terangkat dan pedang panjang berasil menebas kepalanya. Darahnya memancar kemana mana

Yang kedua mas tarji pria dengan kumis tebal dan berkulit sawo matang itu mendapat tamparan keras di pipi kananya sampai tak sadarkan diri lalu pedang itu berhasil menangkas kepalanya darah mas tarji memuncar dan bersatu dengan darah nyu masnah. Korban ketiganya adalah kang dani pertama tama rohkencono mencekik terlebih dahulu lehernya. pedang yang masih berdarah itu dihempaskan dari udara ke lehernya. Beda dengan ketiga korban tadi mbak maryam dan pak nawi yang aku lihat rohkencono langsung menebas kepalanya bersamaan karna posisinya bersebelahan.

NANTANG URIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang