Bagian 3 ࿐°*

3.4K 279 66
                                    

Kelopak matanya terbuka,menampakan iris hitam pekat yang sedikit berair.
Bola matanya mengitari ruangan berdominasi putih dengan beberapa alat medis.
Ia tidak mengenali tempat ini.
Ini bukan rumah nya,melainkan sebuah kamar pasien di rumah sakit.

Sarada tidak mengingat bagaimana dirinya bisa berada ditempat ini.
Setaunya,ia tak sadarkan diri setelah melihat hasil tespack dalam keadaan pintu kamar yang terkunci.

Lalu..bagaimana ia bisa berada disini?
Siapa yang membawanya kesini?.

Sarada memaksakan tubuhnya untuk mengubah posisi menjadi duduk.
sesekali ia meringis,merasakan getaran hebat kembali menghantam kepalanya.

CEKLEEK.
Pintu kamarnya terbuka,perempuan paruh baya berjas dokter muncul dari sana.

"M-mama?"
Sarada membeku dengan apa yang dilihatnya.
Ia yakin seratus persen,bahwa orang yang telah membawanya kesini adalah sakura.
jika benar sakuralah yang membawanya,maka kemungkinan besar sang ibu sudah mengetahui segalanya.

Memikirkan hal itu membuat sarada tertunduk lemas.
Ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Apapun hukumannya,ia pantas mendapatkannya.

"Sarada."
Ujar perempuan musim semi itu dengan wajah yang tak berekspresi.
Aura pembawaanya sedikit berbeda,seperti bukan sakura yang mengatakannya.

sarada hanya diam.
Tak berani menjawab,apalagi bertatap.
"Katakan,apa maksudnya ini?"
Sakura mengeluarkan sebuah tespack dimana itu adalah tespack yang sarada pakai.

Bola mata sarada membulat sempurna.
Embun-embun kini berlinang di permukaanya.

"Sarada!apa ini?!"
Sakura mulai membentak,Namun sarada tak kunjung menjawab.
seolah terdapat banyak kain yang membungkam mulutnya rapat.

Melihat tanggapan sarada yang seperti itu,membuat kesabaran sakura hampir habis.
"SARADA KATAKAN!!"
sakura mengguncang tubuh sarada supaya putrinya mau bercerita.

Sarada terisak kecil.
Air matanya mengalir.
Sakura menjauhkan wajahnya,menatap iba putri tunggalnya.
"Apa telah terjadi sesuatu saat mama tidak ada?"
Nada suara sakura memelan.

Sarada mengangguk di sela isak tangisnya.
Sakura mendekati gadis itu dan duduk di sebelahnya.
"Katakan saja dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi sarada"
Ia mengusap pelan pungung putrinya.
Sarada menghapus air matanya.
dengan keberanian yang sudah terkumpul,ia menceritakan semuanya.

Sakura tercengang dengan pengakuan sarada.
Ia tidak menyangka putrinya akan mengalami hal seperti ini sebelum waktunya.
Bahkan yang melakukannya adalah anak dari sahabat karibnya.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya dari awal—sarada.."
Sakura memejamkan matanya,terselip nada kecewa di dalam kalimatnya.
Sarada menunduk dengan air mata yang masih terus mengalir tiada henti.

"M-m-maaf s-sudah mengecewakan kalian."
Sarada mengatakannya dengan hati-hati.
"M-maaf."
Ulangnya getir.

Sakura bangkit berdiri membelakangi sarada.
Sarada sempat melihat ibunya tengah menghapus air mata,membuat dirinya semakin merasa bersalah.
"Mama tidak tahu apa yang akan terjadi jika papamu tahu,yang jelas mama akan segera mengurusnya."
Ucap sakura berusaha meyakinkan putrinya.

"Mama tidak akan membiarkan anak itu terlahir tanpa ayah."
Sambungnya melirik sarada sesaat,dan pergi dengan perasaan kecewa yang berat.

Sarada bergeming di atas kasur,air matanya kembali turun.
Ia tidak dapat mendeskripsikan bagaimana perasaan sakura setelah mendengar semuanya.
Tetapi sang ibu bahkan tak memperlihatkan raut wajah yang mengatakan bahwa ia kecewa.
sakura berhasil menutupnya dengan bersikap apa adanya.

Sarada tahu betul,orang tua mana yang tidak kecewa jika anaknya melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan?.
Hatinya semakin rapuh,ia sudah seperti robot yang di ciptakan tanpa remot.

Yang bisa sarada lakukan hanyalah berharap.
Berharap semua yang akan datang adalah yang terbaik.

🔮🔮🔮

seperti biasa,tinggalin dulu jejaknya~😭🙏🏻
Maaf ya bru bisa update:(

Serenity-[BORUSARA]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum