Bagian 15 ࿐°*

3K 252 208
                                    

Saat ini boruto tengah berada di ruang tunggu khusus pasien tes dna.
Ia sudah memberikan sampel darah miliknya sembari menunggu tahap selanjutnya.

Berbeda dengan sumire.
Perempuan itu di tempatkan dalam ruangan yang berbeda.
Ia akan terus berada disana sampai dokter memberikan pengarahan kedua.

Sedari tadi boruto hanya merenung.
Jantungnya berdegup kencang tak karuan.
Apa yang akan terjadi selanjutnya,itu keputusan tuhan.

Tibalah dimana dokter dengan badge yang bertuliskan cintya datang menghampiri boruto.
Lelaki itu dengan sigap mengangkat kepala,dan bertanya.
"Bagaimana hasilnya dok?"

cintya menggeleng tak percaya.
Membuat boruto menatapnya penuh tanda tanya.

"Aku tidak habis pikir,ketubannya tidak pecah dan kembali normal seperti biasa."
Cintya duduk di depan boruto,melipat kedua tanganya.
Dalam hati,boruto terus bertanya-tanya ada apa sebenarnya.

Cintya menghembuskan nafas pelan.
"Aku sudah berhasil mengambil semua yang di perlukan untuk tes dna ini dari janinnya,hasilnya akan keluar besok lusa."
Boruto melotot heran.
"Besok lusa?apa tidak bisa dipercepat?."

"Ini sudah keputusan dari tim medis yang tidak dapat di ganggu gugat.
Sebaiknya anda sabar terlebih dahulu,semua butuh proses."
Perkataan cintya menyadarkan boruto dari lamunanya.

"Lalu bagaimana keadaan sumire?
dia tidak tahu kan?."
Cintya berdeham kemudian tersenyum.
"Dia baik-baik saja,mungkin apa yang di katakan olehmu itu benar.
Dia masih percaya dan mengikuti semua perintah."
Terdapat tawa kecil di akhir kalimatnya.

"Syukurlah."
Boruto mengusap dada lega.
"Besok lusa,temui aku di ruangan ini pukul 2 siang."
Cintya memberikan surat perjanjian seperti biasanya.
"Dengan senang hati."

-*-

Hari dimana keluarnya hasil tes dna sudah tiba.
Boruto tergesa-gesa menuju mobil karna jarum jam sudah lewat dari angka dua.

Sebenarnya masih banyak perkerjaan yang harus ia selesaikan,beruntungnya alasan yang ia buat dapat meluruskan hati naruto untuk memberikannya izin keluar.
Tentu saja dengan alasan yang berbeda jauh dari kenyataanya.

Ia menghidupkan mesin,segera menginjak pedal gas tanpa aba-aba.
Mobil hitam itu menyusuri jalanan kota yang di padati kendaraan dimana-mana.

Ketika sampai,ia berlarian menuju ruangan dimana cintya menyuruhnya datang kesana.
Boruto mendorong pintu ruangan itu dengan keras.

Terdapat cintya yang terlihat sudah lama menunggunya disana.
"Apa aku sudah membuat mu menunggu lama?"
Tanya boruto khawatir.
"Tentu saja,karna sekarang sudah hampir pukul  tiga."
Cintya menunjuk jam yang memang sedang mengarah ke angka 3.

"Maafkan aku."
"Lupakan saja,ini."
Perempuan itu menyodorkan kertas yang berisi hasil dari tes dna secara rinci.

Saat membacanya,bola mata boruto membesar.
Ini benar-benar diluar dugaanya.
Keringatnya menetes,meskipun sedang berada di ruangan yang Ber-ac.
Jantungnya bagai ingin melompat keluar.
Ia kaget bukan main.

Tanpa sadar,jari-jarinya kini meremas ujung kertas .
"Hey,kau merusaknya."
Jika cintya tidak menghentikannya,mungkin kertas itu sudah rusak akibat tangan besarnya.
"Apa benar ini hasilnya?"
Boruto masih tak percaya  dengan apa yang dilihatnya.

"Untuk apa aku berbohong?semua itu alami dari hasil rekap alatnya.
Kami tidak dapat mengurangi atau menambah setiap katanya.
Karna memang itulah hasilnya."
Timpal cintya dengan dahi mengkerut.

Entah kenapa,iris cobalt itu malah
berkaca-kaca.
Sehingga cintya merasa tidak tega.

"Anak itu tumbuh bukan dari benihmu,kau bukanlah ayahnya,boruto."
Cintya mencoba mengatakan yang sebenarnya.

"Ayah anak itu yang sebenarnya adalah—
Cintya menggantungkan kalimatnya sampai tiba dimana seorang lelaki masuk ke ruanganya.
"Dia."

"Yo,boruto."
Ia menyapa dengan tampang tanpa dosa.
"Kau?!!"
Saat melihat wajahnya,entah kenapa boruto menjadi beringas.
Rasanya ia ingin segera menghajar habis orang yang telah berani bermain dengan
Kekasihnya itu.
Tidak ada ampunan,ataupun permaafan.

"Kenapa dia bisa ada disini?"
Boruto menatap cintya,meminta kejelasan.
"Waktu itu,Setelah kau dan sumire pergi.
Tiba-tiba saja dia datang dan bilang bahwa dia ingin menyerahkan sampel miliknya sebagai bukti."
Cintya menarik nafas dalam-dalam,sebelum menghembuskannya keluar.

"Dan saat di periksa,ternyata sampel miliknya posi—
Belum sempat cintya menyelesaikan kalimatnya.
Boruto sudah lebih dulu menyambar dan membawa lelaki itu keluar.
"Terimakasih banyak,saya permisi."

"Aduh anak itu.."
Kata cintya jengkel.

Setelah berada di tempat yang aman tanpa keramaian.
boruto menyeret,kemudian menghempaskan tubuh pria itu sehingga menabrak dinding.
Tatapan tajamnya,menghantam perkokohan siapapun yang melihatnya.

satu pukulan melayang tepat di rahang mitsuki.
"Apa-apaan kau ini?mau cari mati?!"
Dadanya naik turun,nafas nya tak teratur.
Saat ini boruto benar-benar diluar kendali.

"Pukul saja semaumu,ini tak akan bisa mengubah semua kenyataan yang baru saja kau dengar."
Mitsuki tertawa ironis.

"Berengsek!"
Boruto terus meluapkan emosinya melalui
tubuh mitsuki tanpa henti.

Tak terima tubuhnya terus dihantam,mitsuki mencengkam kuat tangan boruto yang hendak melayangkan pukulannya kembali.

BUG.
Boruto menerima pukulan telak dari mitsuki.
Lelaki itu sedikit meringis,memengangi pipinya yang meninggalkan bercak.

"Setelah semua yang terjadi,seharusnya kau sadar bodoh!"
Kini giliran tubuh boruto yang dihempas ke dinding.

"Apa maumu sialan?!"
Boruto mendorong keras tubuh mitsuki yang sempat menghalangi pergerakannya.

"Kau tahu?kekasihmu itu mau melakukan apapun hanya dengan uang seribu dolar!"
Mendengarnya dahi boruto mengernyit.

"Kenapa kau masih saja tidak sadar?
perempuan normal mana yang mau menjual keperawanannya dengan uang?!"
Nada suara mitsuki naik satu oktaf.

Boruto mematung,ia kehabisan kata-kata untuk menjawab.
Jujur saja ia tidak pernah tahu,jika sumire adalah perempuan yang semurah itu.

"Kau beruntung,aku tidak mencoba mengambil sarada darimu.
melainkan menggunakan taktik ini untuk menyadarkanmu."

BRUK
mitsuki menerima tendangan keras dari boruto sehingga badannya terpental agak jauh.

"Jadi semua ini adalah guna-guna mu?!"
Boruto menarik paksa kerah mitsuki membuat lelaki itu berdiri.

"Kau tenang saja,aku bukan tipe lelaki yang tidak mau bertanggung jawab."
Senyuman mitsuki merekah dengan bangganya.

"Mulai sekarang,sumire adalah milikku.
Bukan milikmu!"
Mitsuki melepas cengkraman boruto yang masih berada di kerahnya.
Lelaki itu membersihkan pakaiannya yang kotor sebelum beranjak pergi begitu saja.

"ARGGHHHHH!!!"
Boruto memaki kesal.

🔮🔮🔮

Serenity-[BORUSARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang