Bagian 9 ࿐°*

2.7K 241 77
                                    


"Tersenyum adalah cara terbaik
menanggapi rasa sakit."

***

"Apa?berkemah?"

"...."

"Ah baik ibu,pukul berapa ibu mau mampir kesini?"

"..."

"Siap deh,oke bu."

Sarada baru saja mendapat telefon dari hinata,ibu mertuanya.
Hinata bilang,naruto menyarankan untuk sesekali melakukan kemah keluarga.
Dalam rangka,mempererat tali silaturahmi antara keluarga uchiha dan uzumaki.

Bukan hanya sarada dan boruto.
Sakura dan sasuke juga tentunya ikut serta dalam acara ini. kemah satu malam di dekat danau kawaguchi akan diadakan satu minggu lagi.

Hinata juga bilang bahwa ia akan mampir kemari bersama himawari.
Tentu saja untuk membicarakan hal ini secara lebih rinci.

Sarada tengah bersiap menunggu ke datangan hinata
pukul 7 nanti .[PM/MLM]
Ia sudah memasakan sesuatu yang begitu lezat,sebagai sambutan atas kedatangan ibu mertuanya itu.

TING NONG.

Sarada dengan cepat bangkit berdiri.
Ia pikir yang membunyikan bel adalah hinata.
Namun saat ia membukakan pintu,ternyata boruto yang berdiri di hadapannya.

Kepala sarada menoleh ke arah jam dinding.
Sekarang baru pukul enam,tapi kenapa boruto sudah pulang?.
"Kenapa kau pulang lebih awal?,tumben sekali."
Sarada tertawa kecil di akhir kalimatnya.

"Ibu bilang ingin datang,karna itu aku pulang lebih awal."
Boruto melewati sarada yang berada di ambang pintu tak acuh.
Pria itu melempar tas dan dasinya ke sofa,menyuruh sarada untuk membereskannya selagi ia menuju kamar untuk berganti pakaian.

Sarada menghembuskan nafas pasrah.
Dengan sabar perempuan itu mengemasi semua barang milik suaminya dari atas sofa.
Sembari mengemas,bel rumah kembali berbunyi.

Sarada hendak membukakan pintu,namun boruto sudah sampai di pintu lebih dulu.
Pintu terbuka,menampilkan gestur sosok hinata hyuga.
Senyum boruto mengembang,melihat 2 orang yang begitu ia rindukan kini berdiri tepat dihadapannya.

Tanpa aba-aba lelaki itu langsung memeluk adik kecilnya.
"Hima aku sangat merindukanmu tau!"
Boruto mengacak-acak rambut adiknya gemas.
"Aku juga merindukanmu,oniechan!"

Hinata tersenyum melihat tingkah kedua anaknya setelah tidak bertemu selama beberapa minggu.
Hinata mengedarkan pandanganya,memperhatikan setiap sudut ruangan di depannya.
Semuanya tertata rapi,bahkan hinata sempat kagum dengan semua isi didalam rumah ini.
Begitu megah bak istana.

"Dimana sarada?boleh ibu masuk?."
"Tentu saja!kenapa ibu harus bilang dulu sih."
Boruto berpura-pura kesal.
sembari menunggu sarada,ia mengantar ibu dan adiknya untuk duduk di sofa.

Walaupun bangunan ini dirangkai hanya dengan dua lantai,namun ruangan di dalamnya benar-benar membuat siapapun terkesiap.
Sampai saat ini,hinata bahkan belum melepaskan pandanganya mengitari setiap inci dari bangunan berdominasi putih silver ini.

Hingga tiba dimana gadis bersurai raven akhirnya datang dan duduk dengan sopan.
"Bagaimana keadaanmu sarada?apa kau baik-baik saja?."
Sudut bibir sarada terangkat hingga matanya menyipit.
"Tentu saja,bagaimana dengan ibu?"
"Sangat baik."
Hinata tersenyum hangat.

"Ibu,sarada-chan cantik ya."
Himawari berbisik pada hinata.
"Kau benar."
Hinata mengusap pelan puncak kepala putrinya.
"Pantas saja oniechan menyukainya."
Hinata terdiam tanpa menjawab perkataan putrinya,ia hanya membalas dengan sungingan kecil.

"Sarada,apa kau sudah mengundang sakura dan sasuke untuk datang di perkemahan ini?"
Sarada mengangguk samar.
"Aku sudah membicarakannya pada mama,dan mama bilang papa akan pulang 5 hari lagi."
"Baguslah kalau begitu."
Hinata ikut senang.

"Ah-Aku permisi ke wc sebentar."
Boruto beranjak tanpa ekspresi.
Melihat boruto yang sudah berada agak jauh darinya,hinata kembali bertanya pada sarada.
"Sarada sayang,apa boruto pernah membuatmu kesal?"
Sarada menggeleng cepat.
"Tidak pernah bu,ibu jangan khawatir."
Gadis itu tersenyum hambar.

"Apa kau yakin?..jujur saja ibu takut bila suatu hari dia menyakiti hatimu."
Perkataan hinata terdengar sangat tulus.
"Ibu tenang saja,boruto tidak pernah membuatku menangis,dia selalu membuatku tersenyum setiap saat."
Sarada memaksakan ujung bibirnya untuk terangkat.

"Hmm baiklah,omong-omong bagaimana kondisi bayimu?apa kau sudah memeriksanya minggu ini?"
"Ah belum bu,tapi akan aku usahakan secepatnya."
"Boruto,ajaklah istrimu ini sesekali pergi ke dokter kandungan."
Hinata mengomeli boruto yang baru saja tiba dari toilet.
"Iya ibu,jika jadwalku tidak padat."
Boruto mendekati himawari lalu duduk di sebelahnya.

"Aku jadi tidak sabar melihat adik kecil itu."
Himawari bersorak girang.
"Apa ibu sudah makan malam?aku sudah menyiapkan banyak makanan dimeja makan."
Sarada mengalihkan topik pembicaraan.
"Wah benarkah?"
Bola mata himawari berbinar.

"Iya...ayo hima,ibu,kita makan bersama malam ini."
Ajak sarada seraya menuju meja makan.

🔮🔮🔮

Part 10 di up bntr lagi,krna bagian serunya ad disana😆tangung bgt klo ngegantung:v

Hayo jejaknya dlu dongg🤪🎈

Serenity-[BORUSARA]Where stories live. Discover now