Bagian 13 ࿐°*

2.6K 231 148
                                    

Sebab air mata adalah benda berharga yang tidak dapat di perjualbelikan dengan uang.




"Kau mengambil cuti lagi hari ini?"
Tanya sarada tanpa mengalihkan pandanganya dari tempat mencuci piring.
"Ya."
Boruto mengambil roti dan selai,kemudian duduk di meja makan.

"Tapi kenapa?"
Sarada penasaran.
"Badanku sedang tidak enak."
Pria itu mengunyah roti yang sudah di beri selai hingga mulutnya mengembung.

"Benarkah?kenapa kau tidak bilang?apa yang sakit?."
Sarada menjadi cemas.
"Bukan urusanmu."
Kalimat itu membuat sarada spontan menulikan telinganya.

"Hentikan perkerjaanmu dan masuklah ke kamar."
Sambungnya memerintah.
"Memangnya ada apa?"
Alis sarada hampir bertautan.

"Sumire akan datang,aku tidak ingin ada yang mengacau."

Lagi dan lagi.
Selalu perempuan itu yang ia dahulukan.
Kejadian saat di klinik mungkin hanya sebuah hanyalan yang sempat sarada lamunkan.
Begitu cepat ia melupakannya,tanpa tahu betapa sulit sarada untuk terus menyimpannya.

Sarada tertegun sejenak.
Perkataan boruto membuat pikiran nya melayang.
Ia tidak dapat menahan hatinya yang meronta karna di patahkan.

Sudah cukup ia menangis.

untuk apa menangisi orang yang bahkan tidak pernah menganggapmu ada?
Untuk apa menangisi orang yang disana bahagia tatkala melihatmu terluka?
Jangan biarkan air matamu itu kembali
terbuang sia-sia,
kembali terbuang untuk orang yang salah.

Sebab air mata adalah benda berharga yang tidak dapat di perjualbelikan dengan uang.

Sarada sudah bertekad,
Menyakinkan dirinya untuk tetap kuat.
Meskipun terkadang ada kalanya ia merasa muak.

Gadis itu menaiki tangga hendak menuju ke kamarnya.
Mengunci pintu dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Ia tahu jika saat ini hatinya sedang menangis.
Tapi ia teringat akan perkataan dokter izura yang tidak menganjurkannya untuk stres.

Hal itu dapat berpengaruh terhadap janin yang tengah ia kandung.
Ia tidak ingin membuat beban pada kedua bayi yang tidak bersalah.

"Maafkan ibu ya nak."
Sarada mengusap perutnya lembut.
Perempuan itu terbaring di kasur,jujur saja ia lelah.

Tanpa disadari matanya perlahan mengatup.
Tembok kamar yang sempat ia lihat,berubah menjadi tempat yang gelap.

Sarada tertidur dengan nyenyak.

-*-

Boruto duduk di sofa dengan sumire yang berada di dekapannya.
Pria itu menciumi aroma rambut kekasihnya,sembari asik menonton film kesukaan mereka berdua.

Sumire mengangkat kepalanya,menatap boruto intens.
Bola mata mereka bertemu.
Membuat wajah mereka saat ini hanya berjarak 3 senti.

Boruto mengecup sekilas bibir sumire lalu tersenyum kecil.
"Ada apa?"
Tanyanya lembut.
Sumire tiba-tiba melepas dekapan boruto,menjauhi anak itu.

Boruto mengernyitkan dahi tak mengerti.
"Ada yang ingin kubicarakan padamu."
Ucap sumire menjadi serius.
"Katakan saja sayang."
Boruto menarik tangan sumire untuk kembali ke dekapannya.
Namun perempuan itu malah menepisnya.

"Ini serius!"
Sumire sedikit membentak,kedua matanya membesar.
"Hmm,apa?"
Boruto mengubah posisi duduknya,menatap gadis itu penasaran.

"Aku hamil."

Kalimat itu bagaikan petir yang berhasil menyambar tubuh boruto hingga hangus tak bersisa.
Pria itu mendelik,melotot tak percaya.

"Apa?apa yang kau katakan?."
boruto bertanya,mengira bahwa semua ini hanya bercanda.
"Aku hamil."
Sumire mengulangi perkataan nya,mendekatkan wajahnya pada boruto.

"Tidak mungkin."
Boruto menggeleng.

"Tidak mungkin katamu?ini anakmu!"
Iris violet itu mulai berkaca kaca.
Sumire berdiri kemudian menoleh kembali ke arah boruto.

"Pria sejati adalah pria yang mau bertangung jawab atas perbuatanya."
Perkataan sumire membuat boruto mematung.

"Aku selalu memakai pengaman saat kita melakukannya,
Mana mungkin itu anakku."
Boruto tersenyum sinis.
"Katakan padaku,APA KAU JUGA MELAKUKAN ITU DENGAN PRIA LAIN?!"
Sambungnya sarkatis.

Sarada tidak sengaja terbangun setelah mendengar kegaduhan dari ruang tengah.
Ia mendengar semuanya.
Hatinya merintih,kembali merasakan pedih.
Tangisnya pecah dalam diam.

"Aku hanya melakukannya bersamamu dan kau juga tahu itu!"
Air yang sejak tadi di bendung akhirnya terjun bebas membasahi pipi sumire.
"Aku ingin kau bertanggung jawab."
Ancam gadis itu.

"Tidak,itu bukan anakku!.
Itu anak orang lain!"
Boruto membantah.
"JADI KAU INGIN MENYALAHIKU ATAS SEMUA INI?!"
Teriak sumire tepat di depan wajah boruto.

"kau bermain dengan lelaki lain kan?KATAKAN!"
Ini adalah kali pertama boruto berani membentak kekasihnya.
Membuat cairan bening di pelupuk mata sumire turun semakin deras .

"Apa maksudmu?hanya kau yang melakukan itu padaku."
Sumire terisak.
"Kau berbohong!"
Boruto berkata tegas.

Sumire memundurkan langkahnya,takut menatap lelaki dihadapannya.
Saat ini wajah boruto terlihat tidak biasa.
Seperti terdapat aura menyeramkan yang tak bisa di jelaskan di dalamnya.

"Jadi kau tidak ingin bertanggung jawab dengan semua yang telah kau perbuat padaku?!"
Tanya sumire heran.
Kedua alisnya Terangkat,jujur saja ia kecewa.

"Jika tidak ada bukti kuat yang mengatakan bahwa itu adalah anakku,aku tidak akan pernah percaya dengan semua omong kosongmu!"

🔮🔮🔮

Next?bntr lagi.🤙🏻

Serenity-[BORUSARA]Where stories live. Discover now